Sore semuaaa . . .
Kembali lagi dengan Saya Marsya
Sataly di Sore, Bukan Malam Minggu. Hehe. Yaa, sebenarnya tulisan malam minggu
lalu terakhir di tahun ini. Cuma, diluar dugaan, ada sesuatu yang terjadi dan
akhirnya saya putuskan untuk menulis lanjutan sore, malam minggu di akhir tahun
ini. Tak apa lah yaa, toh juga tulisan ini memiliki pembaca yang invisible. Haha.
Kali ini aku akan berbicara
tentang seseorang, seseorang berparas manis tentunya, namun sayang dia sangat
cengeng. Haha. Kalian tahu dia habis menangis dua hari dengan jeda yang tak
jelas dan ia sudah membuat matanya yang sipit menjadi tambah sipit dan ini
benar-benar terlihat menyakitkan bagi dirinya. Bagaikan seseorang yang sudah
bertekad ingin perang dan mempersiapkan segala sesuatunya, namun kenyataannya
perang itu sudah berakhir. Haha, ia baru beberapa hari lalu bertekad untuk
memberanikan dirinya. Menunggu sembari mengejar motto 2016 yang ia cetus dalam
benaknya. Namun, belum saja tahun 2016 datang, motto itu seakan hanya wacana dan
isapan jempol belaka. Haha. Tenang, kali ini ia tidak menangis, karena sudah
kehabisan air mata.
Mengapa dia menangis?
Pertanyaan ini pasti muncul
dibenak kalian? Wkwk. Pede sekali yaa. haha. Ia menangis karena ia jatuh ke
dalam lubang yang sama. Itu berarti, ia tidak belajar dari pengalaman
sebelumnya. Kedua, ia menangis karena ia merasa bodoh kesekian kalinya, ia
merasa bodoh akan semua tindakannya selama ini. Ketiga, ia menangis karena teringat
masa itu. saat tahun 2012 cerita itu muncul. Cerita dirinya yang tiba-tiba
jatuh hati pada seorang pemuda. Pemuda yang kalau dilihat tidak semaco dirinya.
Haha. Yaaa, sesaat setelah ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta padanya,
tepatnyaa 4 hari sesudah itu. ia merasa tertampar, karena ia baru menyadari
bahwa pemuda yang tak maco itu sudah memiliki kekasih. Haha. Ia menangis
sejadinya semalam suntuk. Mungkin ini teradopsi dari pertunjukan wayang kulit. Semalam
suntuk. Haha. Sungguh, ia menangis sejadinya, saat itu bertepatan dengan bulan
puasa. Ah sudah hampir tiga setengah tahun lalu.
Kala itu, ia berusaha betul untuk
menjauhinya, namun apa daya. Terkadang keadaan yang tidak memungkinkan untuk
menghindarinya. Serta rasa semakin menghindar, semakin sayang itu muncul. Dia benar-benar
berada dalam posisi yang tak enak kala itu. berbeda dengan cinta pertama dan
cinta pada pandangan pertamanya kala itu. karena setelah satu tahun yang penuh
dengan lika-liku hubungan mereka, mereka tak bertemu lagi. Walau sudah tak
bertemu, dia, gadis yang tak bisa dibilang gadis itu masih menunggu cinta
pertamanya itu. setelah 3 tahun setelah itu, ia mendapat kabar bahwa cinta
pertamanya sudah menikah dan memiliki anak satu. Haha. Pupus sudah
penantiannya. Karena itu pula, ia berjanji pada dirinya, bahwa ia sebelum
mendekati pemuda dalam bentuk apapun, ia akan menyelidiki dulu, apakah ia sudah
memiliki kekasih atau belum. Jika iya, maka ia akan menganggapnya hanya sebagai
teman, jika tidak memiliki kekasih, ia bisa membiarkan perasaannya yang
berjalan.
Namun, sayang, pantangan itu palah terjadi pada dirinya, ia menyukai
seseorang yang sudah memiliki kekasih. Bodoh sekali bukan. Itu kesalahan terbesar
dalam dunia percintaannya. Ia mencoba mengerem perasaannya, namun sayang, rasa
itu lebih cepat dari pelari maraton. Ia berusaha membiarkannya terjadi,
berharap pemuda lain di kampusnya dapat menggantikan ukiran namanya yang sudah
bersemayam di hati gadis itu. namun, tidak, hingga saat itu. hmmm. Tidak. mungkin
hingga saat ini, ia masih bertahan dan ukiran itu masih terpampang jelas dalam
hati.
Kelima ia menangis, karena ia akan
mencoba tidak menghubungi ia lagi dalam bentuk apapun. Kata-kata “mas” tak ada
lagi. Dan, haha. Dia baru menyadari betul bahwa ternyata ia benar-benar masih
memendam rasa padanya. Entah mengapa juga, 7 tahun berasa sangat berkesan,
ketika ia dalam tahun itu, merasa begitu sia-sia, menanti pemuda, yang belum
menjadi apa-apanya, dan masing-masing berperan 3,5 tahun baik pemuda cinta
pandangan pertamanya, dan pemuda yang mengatakan dirinya egois dan arogan. Ckck.
Kata-kata egois dan arogan menjadi kata-katanya yang sangat pedas dan membekas
di hati dan pikirannya. Tapi yasudah lah, gadis itu terlihat tegar, dan mulai
menjajakkan kakinya dipermukaan bumi.
Terakhir dia menangis, karena
semua hal sudah sangat jelas. Semua reka-reka dalam benaknya sudah menjadi sebuah
fakta. Semua yang tak jelas, hingga membuat pandangan kabur menjadi sangat
terang dan sangat terlihat. Semua penantianku sudah terjawab. Dan tak akan
sulit menurutnya jika ia memulai lagi dari awal. Karena kejadian ini sudah
terjadi dua kali, dan ia tak ingin jatuh lagi kelubang yang sama untuk ketiga
kalinya.
Sesungguhnya ia masih merasa
percaya tak percaya atas kenyataan yang sudah terjadi, yang termasuk dalam
skenario-Nya. Haha. Hingga ia mencari air untuk sekadar berendam menenangkan pikiran
dan menyegarkan tubuh dan jiwanya. Hingga akhirnya sampai sore ini, ia tak
kunjung pergi ke sungai atau hanya ke curug. Hanya saja, temannya. Teman segala
teman tiba-tiba hadir. Gadis itu, menyambutnya dengan hangat sehingga
kehadirannya begitu menghangatkan. Yaa hujan turun siang tadi, dan entahlah,
yang pasti ia bersyukur. Kali ini jauh lebih baik dari kemarin-lusa. Dan lihatlah,
setelah hujan turun, beberapa saat kemudian langit senja hadir begitu
bersahabat.
Hal yang sangat memalukan ketika,
haha. Ia, menceritakan hal ini kepada ibunya, dan ia menangis sejadinya,
sesenggukan di pelukan ibundanya. Haha. Saat itu, ibunya hanya berkata,” sudahlah,
akan ada yang lebih baik dari ini. “ dan detik ini juga, ia melepaskan semuanya
yang seharusnya dari dulu ia lepas. Bukan berarti tak suka lagi, apalagi dendam
dengannya. Bukan. Biarkanlah rasa cinta itu berganti dengan rasa kasih sayang sebagai
makhluk Tuhan yang saling mengasihi. Gadis itu, tak pernah menyesal bertemu
dengannya. Karena menurutnya, hakikat cinta yang sebenarnya tidak sesempit itu,
cinta adalah anugrah yang Tuhan berikan pada manusia untuk saling mengasihi dan
menyayangi.
Karena Itu Siapkah Kau Untuk
Jatuh Cinta Lagi???
Selamat Malam Tahun Baru,
Selamat Berenung, Dan Tetap,,
Salam Jones Merana, Menganga,
Meradang,,,
Tak Selamanya Jones Itu
Menyedihkan!!!
~Marsya Sataly~
~Marsya Sataly~