Kamis, 31 Desember 2015

Sore, Bukan Malam Minggu . . .


Sore semuaaa . . .
Kembali lagi dengan Saya Marsya Sataly di Sore, Bukan Malam Minggu. Hehe. Yaa, sebenarnya tulisan malam minggu lalu terakhir di tahun ini. Cuma, diluar dugaan, ada sesuatu yang terjadi dan akhirnya saya putuskan untuk menulis lanjutan sore, malam minggu di akhir tahun ini. Tak apa lah yaa, toh juga tulisan ini memiliki pembaca yang invisible. Haha.

Kali ini aku akan berbicara tentang seseorang, seseorang berparas manis tentunya, namun sayang dia sangat cengeng. Haha. Kalian tahu dia habis menangis dua hari dengan jeda yang tak jelas dan ia sudah membuat matanya yang sipit menjadi tambah sipit dan ini benar-benar terlihat menyakitkan bagi dirinya. Bagaikan seseorang yang sudah bertekad ingin perang dan mempersiapkan segala sesuatunya, namun kenyataannya perang itu sudah berakhir. Haha, ia baru beberapa hari lalu bertekad untuk memberanikan dirinya. Menunggu sembari mengejar motto 2016 yang ia cetus dalam benaknya. Namun, belum saja tahun 2016 datang, motto itu seakan hanya wacana dan isapan jempol belaka. Haha. Tenang, kali ini ia tidak menangis, karena sudah kehabisan air mata.

Mengapa dia menangis?

Pertanyaan ini pasti muncul dibenak kalian? Wkwk. Pede sekali yaa. haha. Ia menangis karena ia jatuh ke dalam lubang yang sama. Itu berarti, ia tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. Kedua, ia menangis karena ia merasa bodoh kesekian kalinya, ia merasa bodoh akan semua tindakannya selama ini. Ketiga, ia menangis karena teringat masa itu. saat tahun 2012 cerita itu muncul. Cerita dirinya yang tiba-tiba jatuh hati pada seorang pemuda. Pemuda yang kalau dilihat tidak semaco dirinya. Haha. Yaaa, sesaat setelah ia menyadari bahwa ia telah jatuh cinta padanya, tepatnyaa 4 hari sesudah itu. ia merasa tertampar, karena ia baru menyadari bahwa pemuda yang tak maco itu sudah memiliki kekasih. Haha. Ia menangis sejadinya semalam suntuk. Mungkin ini teradopsi dari pertunjukan wayang kulit. Semalam suntuk. Haha. Sungguh, ia menangis sejadinya, saat itu bertepatan dengan bulan puasa. Ah sudah hampir tiga setengah tahun lalu.

Kala itu, ia berusaha betul untuk menjauhinya, namun apa daya. Terkadang keadaan yang tidak memungkinkan untuk menghindarinya. Serta rasa semakin menghindar, semakin sayang itu muncul. Dia benar-benar berada dalam posisi yang tak enak kala itu. berbeda dengan cinta pertama dan cinta pada pandangan pertamanya kala itu. karena setelah satu tahun yang penuh dengan lika-liku hubungan mereka, mereka tak bertemu lagi. Walau sudah tak bertemu, dia, gadis yang tak bisa dibilang gadis itu masih menunggu cinta pertamanya itu. setelah 3 tahun setelah itu, ia mendapat kabar bahwa cinta pertamanya sudah menikah dan memiliki anak satu. Haha. Pupus sudah penantiannya. Karena itu pula, ia berjanji pada dirinya, bahwa ia sebelum mendekati pemuda dalam bentuk apapun, ia akan menyelidiki dulu, apakah ia sudah memiliki kekasih atau belum. Jika iya, maka ia akan menganggapnya hanya sebagai teman, jika tidak memiliki kekasih, ia bisa membiarkan perasaannya yang berjalan. 

Namun, sayang, pantangan itu palah terjadi pada dirinya, ia menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih. Bodoh sekali bukan. Itu kesalahan terbesar dalam dunia percintaannya. Ia mencoba mengerem perasaannya, namun sayang, rasa itu lebih cepat dari pelari maraton. Ia berusaha membiarkannya terjadi, berharap pemuda lain di kampusnya dapat menggantikan ukiran namanya yang sudah bersemayam di hati gadis itu. namun, tidak, hingga saat itu. hmmm. Tidak. mungkin hingga saat ini, ia masih bertahan dan ukiran itu masih terpampang jelas dalam hati. 

Ia menangis, karena ia sedih, mengapa dirinya begitu rapuh dan lembek. Sebenernya hal yang terjadi itu sudah ia perhitungkan dan sudah ia persiapkan sebelumnya. Ia mencoba untuk menerima jika sewaktu-waktu pemuda yang tak maco itu menikahi kekasih. Yaa iyaaa. Karena gadis itu menyadari betul dirinya bukan siapa-siapa. Hingga, setiap pernikahan hingga pernikahan ke 7 yang ia datangi dan terkadang bersama-sama dengan temannya termasuk pemuda itu. ia berandai-andai, jika disetiap kunjungan pernikahan itu, akankah, pernikahan selanjutnya itu adalah pernikahan pemuda itu dengan kekasihnya? Haha. Setiap saat. Ternyata, terkadang seseorang itu harus mengalami betul suatu kejadian, agar mengerti betul apa yang dirasa. Dibanding jika hanya berandai-andai atau hanya mengatakan “seumpama”.

Kelima ia menangis, karena ia akan mencoba tidak menghubungi ia lagi dalam bentuk apapun. Kata-kata “mas” tak ada lagi. Dan, haha. Dia baru menyadari betul bahwa ternyata ia benar-benar masih memendam rasa padanya. Entah mengapa juga, 7 tahun berasa sangat berkesan, ketika ia dalam tahun itu, merasa begitu sia-sia, menanti pemuda, yang belum menjadi apa-apanya, dan masing-masing berperan 3,5 tahun baik pemuda cinta pandangan pertamanya, dan pemuda yang mengatakan dirinya egois dan arogan. Ckck. Kata-kata egois dan arogan menjadi kata-katanya yang sangat pedas dan membekas di hati dan pikirannya. Tapi yasudah lah, gadis itu terlihat tegar, dan mulai menjajakkan kakinya dipermukaan bumi.

Terakhir dia menangis, karena semua hal sudah sangat jelas. Semua reka-reka dalam benaknya sudah menjadi sebuah fakta. Semua yang tak jelas, hingga membuat pandangan kabur menjadi sangat terang dan sangat terlihat. Semua penantianku sudah terjawab. Dan tak akan sulit menurutnya jika ia memulai lagi dari awal. Karena kejadian ini sudah terjadi dua kali, dan ia tak ingin jatuh lagi kelubang yang sama untuk ketiga kalinya.

Sesungguhnya ia masih merasa percaya tak percaya atas kenyataan yang sudah terjadi, yang termasuk dalam skenario-Nya. Haha. Hingga ia mencari air untuk sekadar berendam menenangkan pikiran dan menyegarkan tubuh dan jiwanya. Hingga akhirnya sampai sore ini, ia tak kunjung pergi ke sungai atau hanya ke curug. Hanya saja, temannya. Teman segala teman tiba-tiba hadir. Gadis itu, menyambutnya dengan hangat sehingga kehadirannya begitu menghangatkan. Yaa hujan turun siang tadi, dan entahlah, yang pasti ia bersyukur. Kali ini jauh lebih baik dari kemarin-lusa. Dan lihatlah, setelah hujan turun, beberapa saat kemudian langit senja hadir begitu bersahabat.

Hal yang sangat memalukan ketika, haha. Ia, menceritakan hal ini kepada ibunya, dan ia menangis sejadinya, sesenggukan di pelukan ibundanya. Haha. Saat itu, ibunya hanya berkata,” sudahlah, akan ada yang lebih baik dari ini. “ dan detik ini juga, ia melepaskan semuanya yang seharusnya dari dulu ia lepas. Bukan berarti tak suka lagi, apalagi dendam dengannya. Bukan. Biarkanlah rasa cinta itu berganti dengan rasa kasih sayang sebagai makhluk Tuhan yang saling mengasihi. Gadis itu, tak pernah menyesal bertemu dengannya. Karena menurutnya, hakikat cinta yang sebenarnya tidak sesempit itu, cinta adalah anugrah yang Tuhan berikan pada manusia untuk saling mengasihi dan menyayangi.

Karena Itu Siapkah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi???
Selamat Malam Tahun Baru,
Selamat Berenung, Dan Tetap,,
Salam Jones Merana, Menganga, Meradang,,,

Tak Selamanya Jones Itu Menyedihkan!!!


                                                                                 ~Marsya Sataly~


   

Minggu, 27 Desember 2015

selamat malam, malam panjang. . .

Angin berdesir pelan berirama, sekarang sudah malam, sudah malam sekarang. aku menghisap dalam-dalam sebuah batang yang tak asing bagiku. rasanya nikmat, hingga aku merasakan dapat melayang-layang dipikiranku.

Aku melihat banyak hal, aku melihat ruang berjudul keluarga,  lalu disebelahnya 
aku melihat ruang yang sedang hampa yaitu ruangku dengan Sang Pencipta.  Aku juga melihat ruang sempit seperti persahabatan,  pertemanan,  skripsi, hingga tugas kuliah.  aku lalu melihat ada hal yang menarik disebuah ruang yang berjudul kesakitan. 

haha.  diinjak itu tak enak.  sungguh.  apalagi jika yang diinjak tak bisa berbuat apa-apa.  pecundang yang hanya bisa menjadi pecundang sejati, hingga tak tahu kapan berakhir.  ah,  tak bisa berlama-lama aku diruang itu  sungguh seperti nafas ini penuh sesak dengan asap-asap dari pabrik bedebah kapitalis.  

Aku melanjutkan lagi perjalanku,  hingga aku menemukan lorong kecil sangat dalam disana.  aku melihat sebuah ruangan usang,berdebu, terkunci rapat.  ah,  ini ruang masa lalu.  masa lalu yang kelam.  haha.  mungkin ini yang buatku sesekali ingin menjadi seorang yang pendendam.  seakan-akan aku ingin mengembalikan air ludah mereka, orang-orang yang tak patut disebut manusia.  haha. rasa itu masih menggelora di dalam, entah sampai kapan api itu keluar.  atau jangan-jangan menghilang bercampur air.  

Aku kembali ke ruang yang begitu besar, yang memperlihatkan ruang -ruang seperti bangunan kost-kostan yang saling berdempet. haha.  aku menemukan ruangan yang bersih nan terawat, ruangan itu berwarna putih bersih.  yaa ruangan itu bernama kepasrahan. pasrah yang bukan berarti menyerah. pasrah yang berarti sudah melakukan sesuatu.  

Disebelah ruang ini,  aku melihat ruangan yang terbuka menganga.  seakan-akan minta untuk disinggahi.  aku melihatnya, memasukinya penuh dengan masa lalu. haha.  sebut saja ruangan itu, ruangan percintaan.  entah siapapun yang pernah datang dan singgah tergambar jelas.  ah,  aku tak tahan diruangan ini.

Lalu aku pindah keruangan yang tinggi,  dimana menasukinya hanya perlu melewati seutas tali kecil. jika jatuh, maka tamatlah.  haha,  yaa ruangan kenekatan. ruangan yang penuh dengan tantangan, rintangan,  adrenalin dan ketakutan. 

Aku kemudian pergi ke ruang yang berada di pojok, disitu ada dua ruangan yang bercabang,  maksudnya ada dua tempat disatu ruangan.  kegilaan dan pemandangan alam. diruangan itu,  di ruang kegilaan banyak sekali aksi,  alat atau apapun bahan yang bisa digunakan untuk membuat kehebohan, kejahilan dan kenakalan,  

Haha.  dan disebelahnya,  di pemandangan alam, akan disuguhkan semua tempat yang sudah pernah disinggahi,  semua keindahan alam yang ditemukan di media,  hingga berbagai mimpi dengan background alam yang sudah kulalui. haha. sangat menghangatkan, menenangkan, hingga tak terasa sudah berjam-jam aku di ruangan ini.  

Entah ada hal apa yang membuatku ingin pergi, seakan-akan ada yang menggangguku diluar sana. dan saat aku mau mengakhiri perjalanan ini,  aku melihat sebuah bentuk lingkaran, yang menyelimuti seluruh ruangan ini.  

Yaaa,  menurutku semua manusia memlikinya. hanya saja,  lingkaran ini bercahaya namun tak memyilaukan, hm.  seperti sinar rembulan. ia begitu natural,  polos,  tulus,  mengalir adanya,  ruangan ini berisi seperti segala macam hal kebaikan yang sudah terjadi.  berisi cita-cita mulia yang akan senantiasa dikejar hingga ia tak ada.  sesuatu hal yang benar-benar ada dilubuk hati yang selalu ingin bisa berguna untuk orang lain.  sesuatu yang mungkin tanpa kaku, namun sangat hangat jika didekatkan.  sesuatu yang seperti dijadikan pegangan dan berusaha untuk memeliharanya.

Rasa pahit,  sekaligus suara batuk menyadarkanku. haha.  aku menghabiskannya lagi, dan yang ini benar-benar mendalam.  aku ingin kembali ke perjalanan itu. sayang,  jantungku terasa berdetak kencang seperti bunyi musik underground. Haha, malam ini benar-benar berkesan.  aku memutuskan untuk menulisnya disebuah catatan.  

selamat malam, 
malam yang panjang. 
sampai jumpa lagi. 

~marsya sataly~

Sabtu, 26 Desember 2015

Sore, Malam Minggu Part 8

hahay,
selamat sore semuanyaaa.

haha. padahal tulisan ini aku buat siang tadi tepatnya jam 13 lebih 14 menit dan 23 seken.  haha. pas banget tadi di depan gerbang tol plumbon 4. yaaa. aku lagi perjalanan pulang dari cikarang. hmmm. sangat mengesankan. benar.  haha.  oh yaaa, ini acara sore malam minggu yaaa? haha. lupaa aku.  sorry.  okee kembali lagi bersama saya yang makin manis di acara tak ditunggu-tunggu marsya sataly.  wkwkwk.

okeee,  ngomong percintaan lagi yaa?  ah, kagak runtut lagi kagak papa yaaa.  hehe.
bicara percintaan di akhir tahun,  itu yaa ujung-ujungnya bikin sakit hatiii.  lho? haha,  ayu ting ting?
okee fokus. ujungnya yaaa cuma bisa berdoa kan berharap ajaa.

semoga tahun depan bisaaa lulus.  terus, semoga pas lulus ada yang nemenin, hmm.  maksudnya nemenin status gitu, sekarang jomblo besok dah ada. maksudnya udah ada status berpacaran dengan sapa kek. yaaa, bisa dengan skripsiku nanti aku bisa anggep dia sebagai pacarku. haha.  abis yaaa karena dia aku bisa lulus loh.  wkwkkwk.  jones pancen.  hatiku berkata. huhu

yaaa,  doa beneran ajaa,  semoga menemukan seseorang yang bisa buat sharing, bisa buat sandaran, buat jadi temen, intinya biar kaga sendiri lah hehe. tapi  kaya-kayaknya,  dari klasifikasinya pohon masuk kali yaa?  haha.  aaaah, kebiasaan jones begini deh.  huhu. ga jelas.  haha

okeee, kali ini beneran nih,  semoga ajaaa, semogaaa ajaaah.  ya alloh. semoga orang manis ini dapet seseorang yang mau ada saat suka dan duka. semoga dia bisa menenangkan hati saat gundah, semoga dia bisa meredamku dalam amarah, semoga ia bisa menyegarkanku, dan lagi-lagi itu sepertinya klasifikasi dari Air.  ngek.  jones banget kayanya akuu yaaa, hahaha. 

saking jonesnya temenan ama pohon ama air. kagak bisa dibiarkan nih. okee seriusan.  apa adanya ajaa yaaa. aku memang suka sekali dengan alam. apapun itu. haha. aku suka.  aku suka air, rerimbunan pohon, sungai mengalir, pemandangan dari atas gunung, lembah, bukit,  awan,  bintang,  matahari, sinarnya, bulan,  angin apalagi hujan.  haha.  suatu hari aku bersyukur bahwa enak jadi jomblo, single.  kagak dosa,  bebas, intinya hal yang gak ada dipacaran. haha. tapi sesekali aku merasa seseorang itu perlu loh dalam kehidupan seseorang. makanya Tuhan menciptakan manusia dengan berpasangan.

haha. aku bukan mau cepet-cepet ketemu seseorang itu.  haha.  aku hanya ingin menunggunya saja. masalahnya kalau menunggu kesannya kita tak ada usaha. kesannya kita hanya menunggu takdirnya. dan itu bukan aku.

aku hanya berharap, di minggu terakhir di tahun ini, semoga tahun depan aku bisa lebih berani.  berani untuk menjemput takdir-Nya. takdir yang mempertemukan aku dengannya, dengan jodohku. haha. aaaamin.

selamat sore,  malam minggu....
selamat jomblo staycool
selamat jomblo ngenes
tak selamanya jones menyedihkan!!!


~marsya sataly~

Minggu, 13 Desember 2015

tertawa. . .


hujan deras,  suaraku mengeras. 

malam ini tak ada bulan apalagi bintang. 
hujan datang sangat deras,  
hujan datang baru saja. 

haha,
aku datang diam saja. 
aku datang, tak ada suara.
yang ada suara riuh gaduh dalam hati. sangat riuh sehingga tak terdengar oleh kupingku.  haha.  

aku tertawa. ini bukan sebuah sajak, apalagi sebuah puisi.  ini hanya segores kecil dalam kehidupanku. 
semua begitu menyesakkan dalam jiwa, sangat berdesak-desakan sehingga semuanya hanya membentur dinding-dinding relung batinku minta dikeluarkan. 

aku tak tahu harus ku bagaimanakan semua ini, yang ada aku hanya terus mengumpulkannya sehingga akhirnya membentuk sebuah rajutan panjang belum berkesudahan.  

haha.  benar,  semua itu masih ada dalam renunganku.  ah,  bicara soal renungan.  apalah arti renungan jika tak di ungkapkan.  

haha.  tidak,  bagi saya,  renungan adalah proses, semuanya akan merekah pada saatnya.  saatnya kapan?  memang Yang Buat Hidup yang menentukan,  namun,  bukankah Dia sangat begitu sibuk,  apakah kau akan menunggunya begitu saja? 

Jemputlah,  kejarlah,  dan mendekatlah dengan-Nya agar kau dapat ditunjuk oleh-Nya, oleh Yang Buat Hidup.  


Lagi-lagi berbicara uang.  haha. UANG.
selamat kamu menggelapkan banyak orang.

                      siapa lagi kalo bukan,
                         ~Marsya Sataly~

Jumat, 04 Desember 2015

Kawan baru

“Tidak. Mengapa aku lurus terus? seharusnya dipertigaan itu aku belok. Bukankah aku ada jadwal kuliah hari ini?” batinnya bertanya pada dirinya sendiri.

Pagi itu. saat matahari sepenggal naik, gadis itu seharusnya pergi ke kampus. Ia ada jadwal kuliah. Namun entah mengapa tangannya tak ingin berbelok saat pertigaan itu sudah dilihatnya. Ia hanya ingin jalan lurus saja. Ya. tepat. Ia secara tak sadar menghampiri kawan-kawan barunya. Bazar buku tahunan itu benar-benar menyilaukannya. Menjadi pusat perhatiannya, dan alhasil kelakuannya akhir-akhir ini sedikit aneh karena ia memikirkannya terus.

“owalah, Sya Sya. Kamu ini ngebet atau bagaimana sih?” setelah ia memarkirkan monsternya ditempat parkiran itu. Bukan, bukan monster asli. Melainkan motor kepunyaan kakak iparnya yang sudah dua tahun ini selalu menemaninya, menghantarkan gadis itu pergi semaunya,  sesekali menjadi tempat ia berekspresi dan ya. Setidaknya sebagai teman cerita saat ia mengendarainya sendiri.

  ***
 Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi, gantungkanlah yang tinggi agar semua terjadi, rasakan semua peduli ironi tragedi, senang bahagia hingga kelak kau mati...........

Lagu sambutan untuknya. Karena tepat saat ia datang, lagu itu muncul. Batinnya berkata , “yaps, hidup memang berawal dari mimpi, dan penunjang mimpiku ada disini.”
Marsya, Marsya. Memang bukan dia kalau sudah begini. Ia benar-benar menelusuri satu persatu setiap kumpulan buku. Dengan harga-harga yang menggiurkan baginya, sehingga jika boleh, ia ingin mengambil semua buku yang diinginkannya itu. Semua pose sudah ia lakukan, dari mulai berdiri tegak,menunduk, seperti pose sedang rukuk, jongkok,berlutut dan ya, ia sampai duduk di lantai. Ia tak memerdulikan orang-orang yang sedang berlalu lalang. Ia hanya sedang menyelami satu persatu buku-buku yang berjejer rapi namun tak sepadan. Benar-benar satu persatu ia melihatnya,mencermati dan memutarinya. Buku yang menarik menurutnya ia kumpulkan, dan ia menaruhnya dipojok kumpulan buku itu, dan ia berkata pada mereka, “ baik-baik disini. aku segera kembali.” Ya begitulah tingkahnya. Setelah itu, ia pindah ke kumpulan buku lainnya, semua dilakukan persis seperti itu. Hingga kumpulan buku ke kelima, ia mendapat pesan singkat dari DJ.

Sya, ga berangkat kuliah?
Gak. Lagi sakau. Balasnya singkat
Sih cocote. Kamu lagi kenapa sih?

Ia tak ingin membalasnya. Ia segera memasukan ponselnya ke saku, setelah itu ia melirik ke jam tangannya, jam sepuluh batinnya. Masih lama jemput Dinda, sang adik yang rewel + manja + cempreng. “Jangan sia-siakan waktu, ayo cari lagi”, batinnya berkata. Ia menyelusuri satu persatu lagi kumpulan buku-buku itu. “ah yang ini bagus, yang ini juga menarik, lah-lah ini juga kayanya menggugah. Waduh, kumpulan buku yang pertama udah ada lima, yang kedua udah ada tiga, yang itu, tujuh, Yang ini tiga lagi. Buset, harus di seleksi lagi nih”, batinnya berucap.

Bazar itu sebenarnya masih sepi, hanya beberapa pengunjung saja, karena ia baru buka satu jam lalu, dan beberapa menit kemudian gadis ini datang. Sepi memang, namun menurutnya ini tempat ramai. Mungkin karena batinnya selalu ramai dengan komentar,pertanyaan maupun apapun yang ia lihat disana. Ia bertanya, lalu menjawab. semua pertanyaan yang muncul, seketika ia coba jawab sendiri. Tak heran konflik batinnya benar-benar sedikit melelahkan. Ini semua terjadi karena ia datang sendiri, mungkin. Sebenarnya ia tak ingin sendiri, apa lagi menyendiri. Hanya saja,terkadang saat-saat tertentu ia memilih untuk sendiri. Karena menurutnya sendiri itu tak selalu menyedihkan. Karena dengan sendiri, seseorang biasanya baru menghadirkan Sang Pencipta. Tiba-tiba terdengar bunyi ponselnya, ada satu pesan singkat dari ibunya.

Sya nanti ada jadwal ngeshift gak?
Ada mak.

Beberapa detik kemudian, ia menulis pesan singkat untuk ibu yang telah mengandungnya,

I love you

Hanya itu, ia merasa sangat bersalah, karena tak mengindahkan kata-katanya. Ia masih membangkangnya. Masih semaunya sendiri, dan sudah pasti belum bisa dikatakan masuk kategori anak baik, setidaknya belum untuk saat ini. Selang beberapa menit, terdapat pesan masuk,

I love you to balas ibunya singkat. Setidaknya pesan pendek itu membuat senyumnya mengembang diwajahnya. Sesaat ia melihat sekelilingnya, ia bergumam “hidup memang hidup.”

Ia melanjutkan pencariannya, dari sudut satu kesudut lain, tumpukan buku satu ke buku lain, dari keramik satu ke keramik lain. Tak jemu-jemu ia melakukannya, dan pikirannya begitu ramai, seperti pasar mungkin, karena ia benar-benar ingin membeli semua buku itu. dan tak lama pikirannya dibuyarkan oleh ponselnya yang berbunyi, terdapat pesan singkat di layar ponselnya. Dan tebak siapa dia? Ya. Pesan singkat dari Atsar.

Sya, ke bazar yuh...
Aku sudah dari tadi disini. sini aja.
Ada buku penunjang kuliah?
Sudahlah, kesini saja dulu.
Oke. . .

Benar Atsar. Atsar yang sudah beberapa minggu menghilang entah ditelan apa. Minggu ini ia datang, karena Marsya memberitahunya ada tugas kelompok dan mereka seperti biasa menjadi satu kelompok, karena kelompok itu ditentukan dengan cara urut absen. Tidak. Sebenarnya tak usah urut absen pun mereka sering satu kelompok. Sebenarnya Marsya sudah malas menghubunginya, karena ia mulai risih dengan Atsar yang malas-malas berangkat kuliah, terkadang telat menumpukkan tugas. Ia sering sekali baru mengetahui ada tugas saat tugas itu sudah harus dikumpulkan. sesekali ia memang mengirim pesan singkat pada Marsya bertanya-tanya tentang kabarnya dan tentang proses kuliah, hingga suatu ketika Marsya membalasnya dengan sadis.

Lain kali makannya kau berangkat. biar kamu tahu sendiri tugas apa yang diberikan dosen, jangan kaya gini lah! Tugas selalu dibuat dadak, pasti ngerjainnya gak total pak! Kamu lagi apa-apaan sih. Kalau ada apa-apa cerita, jangan ilang-ilangan kaya gini.
Ya begitulah Marsya, ia memang seperti itu. saat mengingat kejadian itu ia tersenyum tipis, “maaf pak. Hehe abis nyeselin sih”, ujar batinnya lagi. Sepuluh menit kemudian, Ada seseorang yag menyenggol tasnya. Dan orang itu adalah Atsar. Ia berucap “sudah beli apa saja kamu Sya?”
Marsya menoleh, sejenak ia diam. Batinnya bersyukur,” syukurlah, aku tak sendiri.”

“Sya, udah pilih apa aja bukunya?”

“ehhhh, iya... belum baru lihat-lihat, tapi disetiap kumpulan buku-buku itu, buku yang menarik sudah ku taruh disetiap sudut-sudutnya. Nanti tinggal diambil pak. Hehe. Kamu cepet amet sih“ sambil menunjuk setiap kumpulan buku-buku itu.

“owalah, mesti banyak banget ya? Cari yang benar-benar butuh aja Sya,haha gak lah orang deket juga. hehe” dengan muka yang tanpa ia sadari mulai memerah.

“iya dink deket, iya pasti cari yang dibutuhin. Hm, ga ada dosen apa? Harusnya kamu kuliah kan?”

“gak gak dateng, Cuma diberi tugas suruh analisis,”

“owalah,haha. Berarti aku ga bolos ya, berarti instingku tepat ya pak hehe”

“ya ga tepat banget, suatu kebetulan aja. Coba kalau tadi ada dosen, bearti kamu bolos. Besok-besok jangan bolos lah. “

“yee, ngaca dulu donk. Situ yang sukanya bolos keles,”

“ya makannya, nanti kalau aku bolos, kamu bolos, terus kalau ada tugas atau info apa yang ngabarin siapa? Kaya kuliah teori itu, aku sama kamu maju presentasi bareng itu, itu aku juga tahu dari kamu, nanti kalau kita sama-sama jarang masuk, terus siapa yang ngasih tahu?”

“ oh jadi kamu cuma manfaatin aku apa pak?” sambil memicingkan mata

“hahaha,,gitu aja marah, gak lah, bukan gitu maksudnya. Kamu perempuan, ya harus rajin.”

“oh jadi mentang-mentng kamu laki-laki jadi seenaknya sendiri? Gender banget sih?”

“ udah, udah lah. Aku yang salah,hehe. besok-besok gak bolos lagi deh.”
Ya begitulah, sering sekali mereka berdebat seperti itu. Marsya memang jarang memanggil Atsar, ia sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan Pak. “Pak Jendral” batinnya, karena Atsar bercita-cita menjadi pelindung bangsa ini, semoga saja.


“waduh, udah jam sebelas, aku harus jemput Dinda pak. Aku tinggal dulu ya, kamu mau pulang apa gimana?”

“ya tak tunggu disini. bentar kan?”
Ia melaju motornya, hanya beberapa menit saja ia sudah di tempat Bu Toha sebenarnya ia sering memanggilnya dengan nama Bu Jeruk, karena ia berjualan es jeruk dulunya, walau nama aslinya adalah bu Fatma.haha, teserah Marsya memang, ia suka sekali mengganti nama orang. Katanya biar lebih mesra.

Perlu diketahui, jarak tempat bazar dan sekolah Dinda dekat, hanya tujuh menit jika memakai motor. Bu Toha adalah pedagang yang sudah berdagang bertahun-tahun didepan sekolah Dinda, bersama Si Dul, pak Mamo, Pak Cimol dan yang lainnya. Sudah sejak delapan tahun lalu, tepatnya Marsya duduk dibangku kelas satu SMP, ia sering duduk-duduk bersama mereka. Dan alhasil hingga saat ini tempat itu menjadi tempat favoritnya. Ya setidaknya ada tempat untuk duduk disana. Hingga ia mengenal Melisa satu tahun lalu, mengenal Saka dan teman-temannya. Bu Toha memiliki tiga anak, Febri, Deka, dan Destri. Ketiganya dekat dengan Marsya. Bahkan anak terakhir Bu Toha itu, Si Destri, lahir saat Marsya kelas satu SMA, jadi sudah tak bisa dielakan lagi bagaimana hubungan bu Toha sekeluarga dengan Marsya.

“Aduh, Febri mau pulang. Ini pak Toha kemana lagi?” “owalah, kok pulangnya gasik banget bu?”

“iya lagi ujian semsteran mba Marsya, gimana ya? Mba Marsya lagi sibuk gak?” dengan muka bingungnya. Kawaitr jika anak pertamanya tak bisa pulang. Sejak Febri beberapa bulan ini tak bisa jalan, dan hanya biisa menggunakan tongkat. karena kecelakaan yang ia alami, sehingga memaksakan Bu Toha dan pak Toha mengantar dan menjemputnya.

“haha,,,sini. Aku yang jemput. Wiber kan, tapi ancer-ancernya mana sih ya bu?”
Setelah bu Toha memberi denahnya, bu Toha berucap “aduh mba Marsya, aku ga enak loh. Itu kan agak jauh.”

“lah, naik motor ikih koh, yaudah aku jemput ya. Nanti kalau Dinda keluar, tolong suruh tunggu bentar ya bu,”

“iya oke makasih banget ya mba,,,”
Sesaat kemudian, ia melesat bersama monsternya itu, tanpa berlama-lama ia menjemput Febri lalu langsung mengantarnya pulang. Setelah itu, ia cepat kembali ke Bu toha, disitu sudah ada Dinda yang menunggunya. Ponselnya berdering, Atsar tulisan yang muncul di ponsel. “halo, ya bentar lagi aku kesitu.”kata Marsya. “oke ati-ati” balasnya. Ternyata Atsar sudah menghubungi Marsya berkali-kali, mungkin ia lelah menunggunya terlalu lama.
Seketika itu juga, ia mengajak Dinda untuk pulang kembali ke bazar. Sebentar ia berpamitan pada semua dan akhirnya ia melesat lagi ke tempat bazar itu. Ia lalu memamerkan ke Dinda buku apa saja yang mau ia beli. Seketika Dinda hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, seperti tak bisa mengikuti alur berfikir sang kakaknya ini. Setelah Marysa memilih buku yang benar-benra ia beli, ia segera bersama Dinda dan Atsar pergi ke tempat pembayaran. Sang penjaga bazar pun tercengang, ia berucap,” mau disumbangin apa mba buku-bukunya? Atau buat perpustakaan sekolah?”
Marsya hanya membalas,” gak mas, buat sendiri aja. Hehe.”

Yang buat terheran lagi, Marsya menolak untuk memasukan buku-bukunya yang ia beli ke kantong plastik. Ia hanya berbicara singkat “ taruh disini aja mas,” sambil mengeluarkan tas dari dalam tasnya,

“oh,ternyata ada tas dalam tas ya mba,,”

“haha,, iya.”

“udah mas, terserah dia aja mas, haha. Dia cinta lingkungan mas. Setiap hari dia juga ngebersihin kampus, matiin lampu kelas-kelas yang gak dipakai,mematikan air kamar mandi,dia udah kaya pegawai kampus yang gak pernah dibayar mas. hehe” saut Atsar dengan nada sangat antusias.

“sialan ya Pak, awas lu.” Bentak Marsya sambil menunjukkan kepala tangannya.

Si Dinda hanya geleng-geleng kepala. Ia hanya berucap “kacang kacang. Kacang mahal.”

Setelah pembayaran selesai, dan buku-buku yang berjumlah duapuluh tujuh itu, semuanya sudah masuk ke dalam tasnya, sehingga ia menggendong dua tas sekaligus, didepan dan dibelakangnya, dengan wajah yang berbinar-binar sesekali merangkul tas yang berisikan buku-buku yang ia pilih dengan selektif. Seperti memilih calon PNS mungkin. Begitu keluar,Ia merasa benar-benar sangat lapar. Mungkin efek memilih kawan-kawan barunya itu. benar-benar melelahkan. Setelah mereka keluar, mereka lalu berpisah. Atsar pulang ke arah timur dan Marsya ke arah barat.

Sesampainya dirumah, ia melihat jam. Waktu menandakan pukul satu. Dan itu artinya bentar lagi ia harus bekerja. Saat bertemu ibunya, ia hanya langsung reflek mencium pipinya, dan berkata “jangan marah ya mak”. Setelah itu ia bergegas untuk bekerja.

Saat bekerja, entah mengapa ditengah jalan ia merasa hampa. Mungkin karena Marsya sedang kedatangan tamu, sehingga ia agak jauh dari Penciptanya. Dan karena itu pula, ia merasa rindu teramat, entahlah. Tiba-tiba ia memikirkannya, memikirkan pemuda itu. bukan Atsar melainkan Ata.
Hingga jam bekerjanya selesai, ia langsung bergegas untuk pulang. Biasanya ia duduk-duduk sebentar melepas lelahnya. Setelah pulang, ia kemudian menemui kawan-kawannya dan mulai mengenal mereka sedikit lebih dalam. Dan alhasil ia langsung berkenalan dengan kawannya itu, semalam suntuk. Namun, tiba-tiba, pikiran itu muncul lagi. Yaps, pemuda itu lagi. pemuda yang sudah seperti bertahun-tahun tak bertemu dengannya, ia benar-benar tak tahu menahu bagaimana kabarnya sekarang. Ia benar-benar ingin sekali bertemu. Ya setelah sekian lama dan saat kejadian itu. Hanya saja, ia sadar betul. Betul-betul sadar. Ia selalu sadar, bahwa ia bukan siapa-siapa. Ia benar-benar tak pernah mempunyai niat untuk merusak hubungan orang. Ya, ia menyadari betul apa yang selama ini ia lakukan salah. Namun, ia juga salah jika mendiami dan seperti seakan-akan tak mengenalnya.
Teringat sekali dibenak Marsya, saat ia benar-benar menyadari bahwa ia menyukai pemuda itu. ha ha. Hanya selang beberapa hari ia baru mengetahui bahwa ia ternyata milik orang lain.

“Oh My God. Ampunilah hamba-Mu ini, aku salah, tak seharusnya aku mempunyai perasaan ini”

Setelah itu, Marsya mencoba benar-benar menjauh, tak berusaha menjauh sekali, tidak. Namun ia berusaha, sangat berusaha untuk menghilangkan rasa itu. ia benar-benar akan selalu memang teguh perkataannya bahwa ia tak kan pernah menyukai seseorang yang sudah menjadi milik orang lain. Hingga cinta pertamanya saat SMA itu, ha ha. Ia pun langsung menghilang dan mencoba tak menggangu cinta pertamanya itu bersama kekasihnya.
Benar, ia berbeda dengan kebanyakan perempuan. Ia benar-benar beda. Ia bukan perempuan yang tidak tidak. Maaf maksudnya, ia benar-benar tidak mudah jatuh cinta, ia benar-benar sangat susah untuk menyukai lawan jenisnya, ia benar-benar selalu menjaga apapun yang harusnya dijaga. Batinnya selalu berkata, “semuanya hanya milik suamiku. Kelak.”

Sesaat pikirannya bernostalgia dengan apapun yang sudah ia lakukan bersamanya. “ah, sudahlah.” Batinnya berkata pelan. “hanya kepada-Mu aku pasrah Ya Alloh, berikanlah yang terbaik untuk semuanya. rencana-Mu pasti lebih indah. dan, ku mohon Ya Alloh, lindungilah ia, lindungilah Ata. berikanlah kebahagiaan padanya, dan semoga ia selalu baik-baik saja.

Setelah itu, ia menutup bukunya yang sedari tadi dengan posisi terbalik. Ia mematikan lampu, beritual sejenak dan ia memejamkan matanya untuk hari ini. “Terima kasih Tuhan, terimakasih untuk hari ini.”

                                                                                031214 : 00:23:19        

Senin, 30 November 2015

ACTION


Suara gemricik air di depan terdengar menderu tanpa kesudahan. Yaaa, kali ini aku duduk menghadap laptop kesayanganku yang sudah mulai meradang. Meradang kataku? Haha. Jadi ingat acara yang ada Jones-jones partner criminal case itu. haha.
Kali ini aku tak ingin bercanda, apalagi serius. Yaaa sudah biasa saja. terlintas dipikiranku kata-kata seseorang yang aku baca di sebuah koran beberapa hari lalu, intinya semua sudah ada waktunya. Tinggal tunggu saja, dan tak ada yang bisa menyakiti hati seseorang yang sabar. Fisiknya bisa, tetapi jiwanya tetap utuh.
Yaa, aku sudah menemukan sebuah jawaban. Haha, SADAR!!! Kuncinya satu kata itu. tapi, kunci itu hanya bisa membuka satu pintu, untuk itu harus punya kunci lain untuk bisa masuk ke pintu berikutnya, kunci itu yaitu ACTION!!! Tidak butuh ABAB (banyak bicara=red), tapi ACT NOW dan setelah itu kunci selanjutnya, kunci Pamungkas adalah SABAR TANPA BATAS!

Sulit? Memang sulit. Aku pun belum tentu bisa. Tapi coba pelajari lebih dalam. Indah, indah betul. Aku mungkin baru merasa secuil saja keindahan itu, memang butuh usaha yang extra, namun itu semua tak akan sia-sia. Percayalah.

Aku mengerti, berbagai hal yang sedang aku alami, itu sebenarnya berkaca dengan diriku sendiri. Aku ingin cepat, namun sebenarnya diriku sendiri belum siap. Aku ingin bisa berbahasa Inggris, tapi aku saja masih kurang konsisten untuk belajar. Aku ingin keluar, namun aku masih saja nyaman berada didalam. Aku ingin selesai, padahal aku sendiri belum memulai. Hahahaha,,, aku menemukannya guys. Satu pelajaran baru, bahwa memang seharusnya aku bercermin dahulu, melihat diri dulu, menyiapkan, memantaskan, setelah itu, coba saja jalan insyaalloh Ada.

“Ahhh, seketika aku berfikir, waahhh, setelah tahu dan sadar, kedepannya perlu perubahan nih? Bisa berubah gak yaa?” hatiku berkata seperti itu. haha. Jawabannya Cuma satu, “ kamu mau apa gak? Kamu niat apa gak? Kamu mau komit apa gak? Butuh niat yang sebenarnya, kemauan, dan komitmen. Kamu bisa berubah cepat.” Jawaban dari hatiku juga.
Haha, aku hanya berdoa pada Sang Pencipta, Mohon aku untuk dimudahkan, agar ACTION itu bisaa, dan aku hanya berkata pada diriku ini, tolong bekerjasamalah Sya. Demi Kebaikanmu!!!

                                                                                         Badan yang sedikit pegal,

                                                                                                        ~Marsya Sataly~


Kamis, 26 November 2015

masih menanti langit senja,,,

Haha, ketawa duluuu ah. hahaha
hy,,, good afternoon. come back again with me, sweet girl marsya sataly. 

Hahay, wong teluk(orang teluk,red) ngomong bahasa inggris. haha. bener gak bahasa inggrisnya? hm, aku sedikit banyak lagi belajar bahasa inggris nih. bicara bahasa inggris. dulu aku UN SD, bahasa inggris dapet 95. sumpah dah beneran. bagus bener kan??

Uhh, gila bahasa inggris waktu SD aku bisa kuasai dengan apik. haha, dulu emang les bahasa inggris. setelah masuk SMP dengan berbagai kesibukan seperti di pilih jadi seksi 7K. buset dah. 7K itu kepanjangan dari kebersihan, keindahan, kerapian, terus gak tahu lagi yang lainnya. mungkin keharmonisan, ketentraman, kebabuan (abis jadi petugas bersih- bersih kelas), dan atu lagi kepekaan. waduh, sensitif nih. wkwkwk. maksudnya peka sosial, peka terhadap lingkungan sekitar. hehe. 

Dah gitu jadi anak OSIS seksi olahraga, ditambah jadi ketua OSIS,  kelas duanya, buset yang milih mungkin invisible semua. haha. terus setelah itu, mundur jadi pratama, haha. abis itu kesaut jadi anak basket. pernah jadi kapten basket lagi. buset, kali ini aku ga habis pikir, main aja kurang bisa. latihan jarang ikut. cuma bisa lay up, itu pun kalau lagi beruntung aja masuk ke ring. hahaha. terus jadi drummer lagi. haha. buset banget. awalnya cuma main main. eh, kebentuk dah keayband personil cewe semua. akuu yoi banget kan guys?

Nah dari situ, aku mulai gak bisa les bahasa inggris. alhasil, nilai UN Bahasa Inggris SMP 6,4. hahaha. turun deras. terus udah tuh yaa, SMA aku kagak mau ikut OSIS lagi, apalagi pramuka. ah, pramuka kan ora madang kencot, (pramuka gak makan lapa, red). aku langsung pilih tuh eskul namanya PECINTA ALAM, huahaha. dari namanya aja udah yoi banget kan. nah aku masuk situ tuh. terus aku di SMA masuk MPK koh, 3 tahun berturut-turut lagi. haha. dah gitu kelas 2 nya aku ikut rohis, ga sibuk-sibuk amet sebenarnyaaa, cumaa aku semakin jauh dengan bahasa inggris. so, akhirnya nilai UN bahasa Inggris SMAku adalah 5,00. 

Waowww, spektakuler kan? setelah nilai itu keluar, ibuku langsung ngajak balik dari sekolah. terus, ibuku cuma marah-marah bentar, ya sekitar satu setengah jam, terus beliau pergi dengan adekku ke tempat karaoke. bener dah, sumpah ini terjadi. aku cuma yaa lemes gitu, harapan akuu cuma satu. semoga ke terima aja kuliahnya. 

Dan benar saja. aku kecantol sosiologi, pilihan pertamaku. hahaha. alhamdulillah. terus ibuku sama adekku pulang kan. aku tunjukin tuh kertas di terimanya. itupun aku harus pergi ke warnet buat lihat pengumuman and ngeprint. dan hahahaha ibuku langsung seneng gitu. hahaha. apa lagi aku waktu itu. menjadi seseorang yang tak berharap banyak untuk bisa mengenyam bangku kuliah. haha. tambah yoi banget kan?

sekarang. aku semester 7, skripsi masih gantung, namun aku mulai menyiapkan diri untuk ke jenjang berikutnya. yaa, sebut saja magister. hanya bisa berharap dan berusaha, selanjutnya berdoa dan teserah Tuhan yang berencana. 

Ada kendala sebenarnya, akuu benar-benar mulai belajar bahasa inggris dari dasar. ingin les namun money politikku kurang mendukung. jadi aku belajar sebisanya, semoodnya, semampunya. 

Nah, kendalanya adalah mood dan otodidak itu. terkadang, pengin ada yang bisa ngajari. tapi, haha. belum ada yang mau ngajari aku. yaa mungkin pada sibuk masing-masing. 

Yang pasti, aku masih menanti langit senja esok. jika esok tak nampak, akan aku tunggu lagi keesokannya, begitu terus hingga ada langit senja. 

Begitu juga aku, masih banyak harapan. masih banyak kesabaran yang perlu dibesarkan. masih ada kesempatan, dan aku akan setia menanti langit senja. aku kan belajar dan aku akan berusaha tegar melalui proses hidupku ini.

wkwkwk, buset, aku berasa kaya mau kampanye aja yaa pembaca invisible? haha

iyaa lah, kuat itu penting. apa lagi kalau ada yang nguatin, haha#jonesmulaimeradang. hahaha
oke baiklah, aku memang tidak bisa tegar dalam masalah percintaan, tapi,,, emang bener sih. hahaha. 
Tapi slow. aku let it flow banget koh. hahaha. yang pasti, bagi siapa yang ingin mengajariku bahasa inggris entah menggunakan cara apa saka, silahkan hubungi aku ini. lewat apa aja, plisss, bantuuuu akuuu, huhuhu.😭😭😭

Okeee, see you later, see you again sunset, and insyaalloh see you again tomorrow. i love you and i miss you pembaca invisible😍😍😍 

~marsya sataly~



Selasa, 24 November 2015

malam rabu

sudah malam rabu saja. haha. selamat malam semuanyaaa. hahaha, ketawa dulu ah. biar enakan. ok balik bersama saya orang manis sedunia menurut saya sendiri,marsya sataly.

haha, pembaca invisible. hari ini aku tidur, sesaat setelah adzan subuh berkumandang. buset, terakhir kayanya pas akhir bulan romadhon aku denger adzan subuh. sedih sekaligus seneng tadi. senengnya bisa subuhan ontime. sedihnya, hari selasa gitu. kuliah pagi. kagak kuliah, itu dosen pengampunya adalah doaen kesukaan aku, dan sukanya di kelas manggil nama bekenku, "moya - moya",  jadi mau gak mau aku kuduin kuliah dah. aku usahain tidur, setelah hadap kanan, hadap kiri, balik kanan balik kiri, akhirnya aku tidur dan tersadar jam 07.00 setelah alarmku bunyi. terus aku ke kamar mandi, sepunyanya aku ilmu, katanya kalau kurang tidur, itu ga boleh mandi. jadi, itu alasan paling utama kenapa terkadang aku ke kampus kuliah pagi, kagak mandi. jadi cuma gosok gigi, terus, masih dengan pakai kaos semalam aku mengenakan jaket, sarapan dikit terus caw, berangkat. bukan jorok yaa daripada, nantinya menimbulkan penyakit kalau aku mandi. hehehe. sedikit alibi.

yaa udah di pastikan setelah aku sampai kelas. aku duduk di pojok belakang, bodo amet deretan ama laki-laki. aku bolak balik kaya boneka pakai batu baterai. geleng depan, geleng belakang, pura-pura nulis, padahal asal coret gak jelas kaya orangnnya, terus aku sandarin kepalaku di bangku depanku, dan ternyata si Wisnu yang duduk di depanku juga tertidur. hingga tiba-tiba si dosen, manggil iyaa itu si pojok belakang "moya". busettt. seketika itu aku tersentak bangun. untuk aku cuma buat contoh kejadian. jadi, aman. kayanya juga dosennya tau aku lagi ga genep. abis tumben banget keliatan cari tameng untuk bisa tidur leluasa, dan prakteknya susah. masih di panggil ajaa akunya. huhuhu. tak apalah.

setelah melawan kantuk selama satu setengah jam. alhasil kuliah selesai. terus, setelah itu, aku malah bingung mau kemana? abis kalau jam 9 balik kerumah, itu tak mungkin bisa tidur. akhirnya ke MAP, Wifi gratis sambil download linewebtoon. jam 10 an, kontraksi di bagian perut mengeluarkan sinyal. buset, perih. akhirnyaaa, setelah membunuh waktu, akuu pulang. saat jalan ke parkiran, gak tahunya ada yang panggil. yang satu minta foto bareng-bareng, yang satunya mau curhat dikit. yasudah, aku menahan perutku yang seperti melilit. bukan mules, kalau mules sih aku udah bisa lakuin pembuangan di kampus. wkwkwk. setelah semuanya kelar, akuu pulang akhirnya. dan dirumah, aku makan, Lalu tidur. di bangunin jam 2 buat nganter ibu tercinta,  dan setelah itu tidur lagi. dan terbangun pukul 5 sore. buset,,, aku merasa lunas membayar utang tidur malamku.

sorenya, mulai bergelut dengan koran dan pengklipingan, setelah itu yaa ini. bikin tulisan entah lagi pengin nuliss nih guys. kalian masih ada kan pembaca invisible? apa bener-bener kagak adaa yaa? yaa sudah.

yang pasti aku mau benar-benar ikhlas lah. abis, emang enak kalau semua di ikhlasin, dibumbuhi sabar, tanpa nggrundel. betul. aku sudah mulai mau melanjutkan lagi , hahaha.

aku mau cerita dikit sebelum aku tutup tulisan ini. jadi, kemarin itu aku ke bank transfer uang. terus abis itu kan aku ke teller. nah kan di cabang bank deket kampus, dan mrmang setahu aku tellernya itu laki-laki, dan hahaha. entah mau percaya apa kagak. aku kan ke teller, lha biasanya di bank itu kan formal bahasanya. nah ini masnya kagak. terus taju gak, dia lan nyebutin nama aku buat daftar pengirim, dan tahu gak, dia tanya, artinya namanya apa mba?
buset. haha. aku gak baper si, soalnya baru tanya nama inih. nah yang jadi masalh ini, dari tadi waktu ngantri, aku ama dia si mas teller itu pandang-pandangan, dan senyuumnya itu loh. haGA,  sumpah sampe sekarang ke bayang bayang wajahnya, sampe hampir semua orang yabg aku temui, pesti kaya mirip ama itu mas teller. busettt, slayday bangey akuuu , ckckck. jones pancen. temenku menyambar saat aku ceritakan kejadian ini. huhuuhu

yasudah aku mengantuk, see next time, good bye, and i love you.

~marsya sataly~

Senin, 23 November 2015

surat malam

malam lagi. malam lagi...
setiap malam begini saja. apa yang terjadi?
setiap hari begini saja. adakah yang salah?
shitmen. bang sunade.

di dalam tubuh ini meronta ronta kesakitan.
di dalam ini berkecamuk segalanya, kegelisahan, kebingungan, keletihan, kesengsaraan.

oh Tuhan. oh Tuhan. oh Tuhan
tolonglah hamba-Mu ini.
tolonglah aku Tuhan.

bagaimana tidak aku meronta,
sedangkan semua terasa mencengkramku.

bagaimana aku tidak kebingungan,
sedangkan tuntutan begitu datang bertubi.

bagaimana aku tak letih.
bagaimana aku tak sengsara dengan keadaan ini?

Oh Tuhan. aku hanya ingin mengeluh pada-Mu.
adakah kau beri aku kelonggaran?

aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
aku ingin memukul sekuat-sekuatnya.
aku ingin pergi sejauh- jauhnya.
aku ingin marah sekencang-kencangnya.
namun apa?
semua itu tak bisa.
aku hanya selalu melonggarkan dadaku untuk lebih lebar dari biasanya.
terus, terus seperti itu tanpa kesudahan.

namun,
begitulah manusia,
tempat berkeluh kesah.

aku lelah Wahai Sang Pencipta.
aku ingin beristirahat sejenak.
aku hanya ingin mengadu pada-Mu.
aku hanya ingin memohon pada-Mu.
aku hanya ingin pelukan dari-Mu.

Oh Tuhan.
Engkau pun tahu aku,
menangis tersedu-sedu di kesunyian malam.
Engkau pun tahu,
hamba seperti apa diriku ini,
Oh Tuhan, Oh Tuhan, tolonglah aku.

ketika setiap orang berlomba-lomba memunculkan eksistensi dirinya. saya? haha. saya entah kemana tak jelas.

ketika yang lain mulai berlari. saya? merangkak saja susah.

ketika semuanya asyik dengan apa yang di miliki. sayaa? haha.

Oh, Tuhan,
jika di boleh aku ingin berteriak,
" persetan dengan semua!!!"

Tuhan, maafkan aku.
aku hanya ingin mengeluarkannya semua.
maafkan aku, sungguh maafkan aku.

aku bertanya-tanya dalam hati.
mengapa seperti ini?
mengapa harus saya?
mengapa bisa saya?

Oh My God.
aku ingin menyudahi semuanya.
tapi, jika itu terjadi sia sia saja semuanya.
aku ingin melanjutkannya,
namun itu tampak berat.

hm...
aku ingin beristirahat sejenak saja,
bisakah aku lebih bersandar pada-Mu, Wahai Sang Pencipta?




~bukan marsya sataly~

sabar cuy, sing tenang bagian 2

hay. hay.
sorry kemarin kaga muncul. abisnya aku lelah. biasa, jomblo, eh, sedikit jones maksudnya. jadi hari sabtu kemarin aku membabu buta. buset dah, setrikaan di rumah aku buanyak banget dah. haha. kemarin aku hajar semua. abis enek juga si, aben dina nyari dosen kaga nemu-nemu kepastian. mending nyari cowo dah.
bodo amet kalo kaga nemu-nemu, kaga buat aku ngerasa confuse gini. lha ini, skripsi aku dari semester 6 kaga di proses-proses. buset dah, berasa mendingan jones 7 tahun. ealah, 8 tahun jones kaga papa dah, bentar lagi tahun baru inih. hahaha. etdah sabarrrr. maksudnya sabar lagi nunggu sore malam minggu depan nih. huhu

hahaha, yawis gak papa. nyapa lagi ahh, hay pembaca invisibleku. wkwk. pembaca tak terlihat. gak tau ada apa gak. ato bahkan viewersnya mahluk halus sehalus butiran debu. haha. bodo amet. yang penting slamat malammm. semoga kalian hangat malam ini.

oke balik lagi,
iyaa nih. besok udah hari senin aja. aku bisa gak yakin dosen yang aku cari ada. yaaa, karena dosen itu domisili luar kota. setiap kamis sore pulang, selasa pagi udah nongol aja. gitu tuh setiap minggunya.

lha, kemarin. minggu ini berarti. aku kaga bawa proposal. tas aja bawa kecil, cuma kuliah satu matkul, dan aku jarang banget nyatet. saat selesai kuliah. sliwerrr, bahasa jawanya. bapak dosen yang ganteng yang aku sering kejar-kejar , tungguin dari pagi sampe sore di kampus itu lewat. aku cuma nyletuk saat itu. ini hari senin kan? kenapa dia datang?
nah udah tuh. aku nyesel sejadinya. abis kaga bawa proposal penelitian. haha. ga nyesel banget si, nyesel aja. jadi yaudah aku sabarrr aja lagi.

besoknya, aku kurang bergairah nunggu, dan akhirnya memang ga keliatan. rabu juga gitu. tapi tetep nemu batang, akar sekalian pohon hidungnya. finally, aku di jleb ser, glek, dead.

"aku sedang sibuk, sanah dulu ya". sembari seperti mengusirku. yaaaa sudaaaah. akuuu nurut saja. abis mau bagaimanaaa. sabarrrr ajaaa, dadaku udah aku lapangin kaya lapangan sepak bola. bahkan mungkin kaya stadion gelora bung karno.

yaaa, aku ambil pelajaran dari si yayang dosen ini, sabarrr terus, tanpa nggrundel, yang penting tetep tatag dan teteg. intinya sabar itu jangan ada mengeluh, tetap siap dan kokoh. kedua, aku ambil pelajaran, bahwa dunia itu tiba - tiba. lha, itu tumben banget si aa dosen datang. padahal biasanya kagak bener dah. aku kan setia banget ama diaa.

yaa begitulah, dunia memang tidak bisa di tebak. kalo bisa di tebak ya jawabannya bisa iya dan tidak. haha,ya iyaa lah.

haha, ya gitu, intinya, akal dan logika bisa menduga-duga, namun jawabannya yaa cuma waktu yang nentuin. jadiii saat ini, aku usaha aja, selanjutnyaa aku serahkan yang Berkuasa. begitu aja dah. kagak mau ribut-ribut akunya. makannya dari jaman kapan aku suka banget foto piss. biar damai cuyyy. aman tentrem, sejahtera adil dan makmur. yaelah, aku lagi baca UUD kalii yaa. haha

yaa intinyaa. besok aku kaga mau nyari yayang dulu dah. mendingan ngasah bahasa inggris pake duolingo. haha. buset dah, aplikasi ini juga ngajar sabarrr. bener dah, sabar itu kagak ada matinya sampai kita mati. ngomong emang gampang, aslinya mah susah.

hahaha. kagak susah cuy, kita tinggal belajar aja. bener dah belajar. belajar mengerti iya dan tidak. belajar memilih, berarti belajar menghadapi resiko. belajar menolak, berarti belajar menerima. belajar positif dan belajar negatif, belajar memahami seseorang, berarti belajar memahami diri sendiri, belajar untuk bermain dan belajar untuk belajar. kuncinya yang penting bukan mencapai sesuatu itu, tujuan yang penting adalah mempelajari dan mengarungi semua proses, kalau mau sabar, berarti tuntasin aja semua prosesnya. kalau ga mau, yaudah, instan aja.

jadi anggota dpr nyogok aja. laper masak mie instan aja. mau cepet skripsi tinggal minta buatin orang. mau instan? yaa gak papa. resikonya ya semua itu ga baik. ga bagus. kurang tepat. bayangi aja skripsi lu semua di buatin. semua orang mah emang gak tahu. tapi apa kamu tega ngebohongi diri kamu sendiri seumur-umur ngaku bahwa itu skripsimu?

bahan renungan aja. bahwaa ya itu. sabar tak terhingga, dan cobalah ikuti prosesnya. proses tak kan mengkhianati proses. aku gak bilang hasil. karena hasil adalah bonus dari proses yang kita lalu.
begitu aku mengambil pelajarannya. aku ga bilang aku benar. aku salah. aku hanya belajar.

dan ini terakhir, aku mau kembaliin 2 pelajarannya. tadi kan aku bilangnya aku ambil 2 pelajaran. takut di sangka maling. atau ga takut nanti di tagih. jadi yaa aku kembalikan saja pelajaran itu, pada setiap mahluk yang ingin berfikir.

tunggu selesai ini tulisan aja sabarnya minta ampun. haha. aku memang belum bisa sabar. tapi aku kan berusaha terus.

selamat malammm,,, sabar cuy, sing tenang.
~marsya sataly~

Jumat, 20 November 2015

Rindu.

Rindu terdalam mengelayutiku,
seakan akan
mereka makluk halus yang menakutkan.

Haha, aku tertawa dalam hati.
rindu ini benar benar dahsyat,
rindu ini sangat nyata,
rindu ini perlahan pasti merasuk seluruh sukma jiwaku.

Ah,
rindu ini datang bertubi-tubi,
aku merasa di keroyok,
tersengal-sengal namun bahagia.

Rindu ini benar adanya,
rindu ini ah,,,
aku cinta kamu.
aku sayang kamu.
hanya kata itu yang terlantun dalam hatiku.

Sumpah, kali ini,,,
rindu itu mulai menggerogoti seluruh pikiranku,
rindu itu menjalar seperti virus yang dalam sekejap mematikan sel-sel aktif dalam ragaku,
rindu itu membuatku bingung,
mana yang nyata dan ilusi?

Ah, rindu.
bisa bisanya kau hadir???
hay seseorang yang jauh disana,
apakah kau merindukanku?

Iyaaa,  kau yang telah ku kenal,
kau yang entah mengapa di takdirkan selalu bersama, dimana pun, dan kapanpun.

Kau yang hanya ku panggil namamu,
kau langsung menghampiriku.
kau yang terkadang hilang-hilangan,
namun membuatku rindu keberadaanmu.

Kau yang tiba-tiba datang, hadir di sampingku,
kau yang menelponku di sebrang gedung bertingkat, dengan iringian rintik hujan.

Mengapa kau telpon? padahal kau melihatku?
aku melihatmu? kenapa kau tak memanggilku saja?


Kau yang selalu memanggil nama asliku,
kau yang selalu ada saatku membutuhkanmu.
kau yang selalu menasehatiku, mendukungku, hingga terkadang kau mengalah. hahaha.

Ketika kita bersama,
lalu hujan deras menyelimuti,
kau mengajakku untuk berteduh,
membuatku geser, lebih dekat denganmu.

ketika kekecewaan, kesedihan mengikutiku,
kau sanggup buatku tersenyum,
lebih membuatku tegar,

Ketika aku sedang kesulitan,
kau bersedia memapahku,
kau bahkan mau,
ketika ku tahan untuk tak pulang saat itu.

Haha. kenapa kau?
kenapa kau bisa ada saat aku terpuruk jatuh?

Ketika kawan kawan kami menertawakan kita berdua bersama, kamu cuma senyam- senyum tersipu malu.
hahaha. akuu paling suka mukamu yang ituu.

Masih ingat saat mata kita berpapasan, bertubrukan, sesaat kemudian kita berdua tersenyum malu. haha. dalam hati berkata, "ketahuan".

Hahaha,
walau baru dua hari tak bertemu,
aku rindu kamu.
aku rindu semuanya tentang kamuuu.
aku rindu kamu, pakkk.

Kerinduan yang memuncak
~Marsya Sataly~

Selasa, 17 November 2015

Sabar cuy, sing tenang...

Hay hy semuaaa,,, Haha, long time no see,,,,,
Okee kali ini aku akan menemani kalian semua di acara yang tak ada namanya dan tak jelas ini, bersama makhluk tak jelas namun bukan makhluk astral, Marsya Sataly.
Kali ini aku mau bercerita pengalamanku tentang sabar. Yaa, lima huruf namun bermakna tak terhingga, berarti sodaraan sama lingkaran. Hhaha. #rajelas.

Yaaa, siapa yang gak tahu dengan kata “sabar” ? siapa yang gak kenal dengan lima huruf ini? Hahaha, kadang orang mending ga kenal sama kata ini, abis sabar identik dengan menunggu. Haha, kata sapa? Kata raisa. Bahahaha. #rajelaskedua

Akuuu sedang sabar nih pembaca. Haha, (pembaca invisible) maksudnya karena aku gak tahu ada apa gak yang mau baca tulisan sedikit gak jelas ini. Nah kan, maaf maaf dari tadi kurang akua, jadi kurang fokus. Haha.

Okee aku bener-bener lagi bersabar menghadapi alur kehidupanku. setiap orang memang berbeda dalam menghadapi berbagai kerumitan hidup yang terkadang mau gak mau dihadapi. Terkadang cobaan hidup tiba-tiba datang dan mau tak mau kita tak bisa menutup mata seakan-akan itu cobaan bukan buat kita. Yaa,,, coba aja, kalau cobaan itu kaya cewe atau cowo yang sedang kita taksir? Yaaa cobaan bakal diharapin kehadirannya setiap saat dan setiap waktu palah. Haha

Banyak orang bilang katanya sabar itu pasti akan membuahkan hasil yang baik. Aku sering mencoba, ngetes apa bener kata-kata itu, alhasil aku merasakan bahwa ada benarnya juga, dimana sabar pasti biasanya baik akhirnya.
Contoh nih sabar dalam kehidupanku, jadi aku ada kuliah pagi setiap hari selasa. Mau gak mau aku harus bangun pagi kan, nah disaat aku harus bangun pagi, aku sabar untuk tidak tidur di perjalanan ke kampus, dan akhirnya kesabaranku membuahkan hasil, ketika aku sudah sampai ruang kelas, aku bisa melanjutkan tidur lagi, terkadang malah dapat dongengan dari dosen. Tuh kan, ini contoh sabar yang membuahkan hasil, entah baik atau buruk, itu tergantung sudut pandangnya. Wkwk. Yang pasti, kala itu aku bahagia. Senang rasanya bisa melanjutkan tidur yang baru setengah.

Lain cerita aku sedang proses penggarapan project akhir mahasiswa, yaa banyak yang bilang skripshit, haha. Mungkin yang ngomong itu punya dendam terdalam kali yaaa. Haha.
Yaaa, kebetulan aku ikut penelitian dosen, entah suatu hal yang menguntungkan atau malah merugikan. Habis bagaimana yaa, setiap orang kan biasanya memandang rumput tetangga lebih baik. Jadi di suatu hari, di kampus aku lagi duduk di depan mushola (tempat strategis menunggu dosen pembimbing, karena biasanya dosen parkir di halaman depan), nah saat itu ketemu temanku yang tidak ikut penelitian dosen. “lagi ngapain sya?” katanya.

“lagi nungguin yayang, belum ada kayanya koh? “ sautku, mengatakan dosen pembimbing yayang. Yaa abis, ga pagi, siang, sore, ga malam ,ga senin, selasa, rabu, hingga balik senin lagi, ga oktober, ga november, aku nungguin berita darinya, kehadirannya, dan kejelasannya tentang misteri dosen pembimbing keduaku yang tak kunjung terkuak.

“owalah, setia amet nungguinnya sya? Pantes jones mulu.” Balas temanku

“yaelah, ngapa nunggu dosen disambungin ama jones si? Perasaan apa yang berhubungan ama aku ujung-ujungnya pesti jones. Jadi jones meradang beneran kan aku. Mulai baper nih, jadi laper, beliin burger donk eneng masss?” #jonesmeradang

“kamu udah sampai gila gitu apa sya? Lebay amat.”

“hahaha, bisik lah kamu. Lha kamu lagi mau ngapain ke kampus?” kataku ngalihin perbincangan supaya jonesku tidak menganga.

“ini, ngefix-in hari buat seminar proposal.”

“buset, udah mau seminar proposal aja kamu yaaaa”

“lha akun kan awal semester ini udah jalan terus konsulnya.”

“lhaa, bagaimana denganku? Proposal sampai saat ini aja mungkin belum dibaca, apalagi kabar tentang dosen pembimbing duaaa?”

“lhaaa, tapi kan kamu uda penelitian sya. Masih sabar lagi nunggu kepastiannya, kalau aku jadi kamu, aku kejar-kejar itu dosen. “

“haha, untung kamu bukan aku yaaa, wkwkwk. Iyaa si,, seandaikan aku gak ikut penelitian dosen yaa? jadi ga di gantungin dosen pembimbing duanya siapa,”

“seandaikan aku ikut penelitian dosen, mungkin banget aku udah nemu hasil penelitian, walau aku belum seminar.”

“buset, kita kok jadi bermimpi begini yaa? memang, rumput tetangga kadang terlihat lebih baik, padahal nyatanya, sama aja nemu plus and minusnyaa. #quotesku

Haha, aku sampai detik penulisan ini, gak tahu, ini tulisan disebut apa, ga jelas banget alurnya, cerpen bukan, roman bukan, apalagi jauh dari puisi, laah gak papa semoga pembaca invisible bisa mengambil kesimpulan kalau ada. Atau ga menarik benang merah dari tulisan ini. Kalau gak ada merah, biru atau putih ya gak papa. #rajelasmaning

Oke, bahas sabar, aku juga lagi sabar banget cari data. Yaps, walau aku belum pernah konsul, aku mulai konsul sendiri ke diriku, yaa melihat lagi kali aja proposal penelitianku ada yang kurang. Dan ternyata aku kebingungan, hingga bertemu Atsar, yaa sapa lagi patner ynag betulan bisa disebut partner. Setelah ia mengatakan kurang sana sini, dan hilangkan ini itu, seperti yang aku lakukan padanya, dan akhirnya aku mencari data kembali, dan akhirnya aku sabar hingga detik ini karena belum menemukan datanya.

Ketika aku sedang ingin menulis dan bukan saat malam minggu, sehingga feel menulis tentang pengalaman cintaku belum bisa tersalurkan, dan aku harus bersabar menunggu sore malam minggu pada minggu itu, supaya aku bisa menyalurkannya. Namun, kenyataannya saat sore, malam minggu itu, aku terkadang tidak ada feel menulis, palah akhir-akhir ini sedang tak bisa, karena sore malam mingguku sudah ada agenda. Haha. Biasa, sebenarnya kalau acara sore, malam minggu itu dibuat, berarti aku sedang senggang sekali saat itu. hahaha. #jonesmulaimeradang. So, akhirnya ketika pada saat ini saja misalnya, aku ingin menulis tentang percintaanku, aku harus menunggu setidaknya hari sabtu lagi. Jadi kaya tunggu-tungguan gitu. Yaa yang sabar yaaa,, wkwk
Haha, iya kaya minggu lalu, aku mau gak mau harus menemani adikku, dia mau nonton sheila on 7 di cilacap. 

So, aku nemenin dia kan, dari mulai jadi ojeknya, pendanaan, hingga body guard dia waktu nonton konser. Apalagi saat dia pengin banget berdiri paling depan di panggung, supaya bisa berjabat tangan, foto, dan dekat dengan idolanya. Sabar aku lakukan disitu, ketika sheila on 7 tak kunjung datang, adikku merangsak berjalan ke depan mengisi kekosongan di kurumunan yang sudah ada menanti idolanya, hingga aku dan ia serta saudara, dan teman saudaraku menantinya dengan sangat sabar, berjam-jam sudah berlalu, dan masih tak kunjung datang itu si Duta, dan akhirnya sampai Duta datang di panggung, aku sudah tak kuat dan ingin mundur, namun mau tak mau aku tak bisa meninggalkan adikku yang manja itu. sudah satu jam setengah pertunjukan Si Duta, dan aku sudah tak kuat lagi, di tambah adikku yang nekad maju maju terus menyrobos kerumunan, dan akhirnya, aku memutuskan untuk mundur dari kerumunan dan duduk di bersandar di pohon. Muka Duta yang lumayan ganteng sudah tak bisa aku lihat dan aku masih memikirkan adikku, hingga aku duduk di dekat jalur evakuasi korban pingsan, berharap jika amit-amitnya adikku gak kuat di depan, maka aku bisa tahu dengan mengenali bajunya, dengan mengamati orang –orang yang pingsan terlihat di gotong dengan tandunya. Haha, dan disitu aku sabar sekali hingga konser yang menurutku seperti pertunjukan itu selesai.

Sabarku saat itu tidak berhenti begitu saja. setelah selesai, aku mau tak mau merangsek ke depan, karena aku tidak melihat korban pingsan yang diselamatkan di jalur evakuasi itu tidak ada adikku. Aku merangsek hingga 2 meter di depan panggung, melihat ke kanan dan kekiri ke depan ke belakang, dan akhirnya aku menemukan adikku itu jauh dibelakang di tempat aku tadi menunggunya di dekat jalur evakuasi. Busettt, dalam hatiku mengatakan ngapain jugaa aku disini. berasa kaya sheilagank (nama fans sheila on 7). Haha. Sabar. Sabar....


Sabar itu, menurutku juga termasuk nunggu ponsel terisi penuh, ketika penuh, tiba-tiba ada temen pinjem entah buat mainan di aplikasi handphoneku, dan tiba-tiba mau makai, eh batu baterainya lowbat, hingga mau gak mau kudu ngecas lagi. Haha. Atau ga, ketika melihat orang udah jelas-jelas kelihatan perhatian, respek, hingga keliahtan ada bumbu-bumbu cinta antara dia dan aku, namun kelihatan susah banget buat ngeluarin perasaannya itu. hingga sabar, pengin selesein tulisan ini, yang gak tahu bakal di baca atau ga sama orang, atau gak, gak tahu juga, kalau ada pembaca bakal paham apa ga sama tulisan ga jelas ini, atau gaa ada yang mau baca tulisan ini apa gak, yang pasti pengin ngeakhirin tulisan yang ga jelas ini, tapi pengin masih banyak aku tulis, tapi aku udah pengin nyelesein, yaaahh intinya, semoga aja ada yang baca, ambil kesimpulan, mau temenan ama yang namanya sabar, baik dalam hal apapun, dan keadaan apapun, karena menurutku, menurut saya, marsya sataly, kesabaran itu memang tidak ada batasnya. Dah itu aja. Itu aja dah intinya. 

Dan, tunggu saja kisah sabarku yang tak jelas ini, wkwkwk. Yang pasti sabar itu perlu, dan berusaha juga sangat perlu. Tinggal pinter-pinternya kita menempatkan usaha dan sabar pada tempatnya masing-masing, dan mulailah belajar untuk bijak. Bukan bijaksana dan bukan bijaksini. Mending bijaksanasini biar adil. Okee selamat malam, dan selamat bersabar hingga kapanpun. 

Sabtu, 24 Oktober 2015

Sore, Malam Minggu Part 7

Selamat sore guys,,,,,
Ketemu lagi bersama saya Marsya Sataly di acara yang tidak kita tunggu-tunggu yaitu Sore, Malam Minggu part 7. Maaf banget nih baru sempet nongol lagi, karena kesibukan aku yang sangat gabut sehingga acara ini tidak terurus. Hahahaha. Atau gak karena aku yang memang sedang bertapa memikirkan sesuatu tentang kejonesanku yang semakin hari semakin menganga. Hahahaha. Bagaimanapun juga selamat sore semuanyaaaa. . .
Selamat malam minggu yaaaa,(aku mengatakannya dengan setengah hati)

Hm, oke kali ini bicara tentang apa enaknya yaa aku? Waktu di acara sebelumnya aku menginginkan cerita urut, baiklah, karena keinginanku sedang ingin menceritakan tak urut jadi aku akan meloncat lagi. Hm. Ragenah.

Kali ini aku akan memperkenalkan seseorang katakanlah Tupai. Ia baru ku kenal empat bulan lalu. yaaa walaupun baru kenal, kita sudah dekat karena program kampus yang membuat mau tak mau kami tinggal serumah bersama, eits. Kita kagak kumpul kebo, ada banyak teman yang lain jugaaa. Tenang. Tenang para pembaca setiaku yang aku sendiri tak yakin ada atau tidak. hahaha.

Ya sebut saja Tupai itu seorang yang baik. Mungkin ku lihat sekilas ada kemiripan dengan si Kuda. Hanya saja dia lebih banyak bicara, hiperaktif dan suka bertingkah aneh sendiri. Awal mulanya kami berdua biasa saja. Hanya mungkin kami sedikit dekat dengannya sebelum kami serumah bersama.

Hal berbeda mulai aku rasa ketika aku diprotes teman lain, karena koleksi foto-fotoku lebih banyak dengan yang lain. Padahal itu bukan kameraku, dan aku pun jarang meminta difotokan. Memang banyak ditemukan  fotoku yang aku sendiri tak sadar kamera, aku penasaran hingga aku bertanya itu siapa yang menjepret foto dan ternyata usut punya usut adalah si Tupai. Hingga akhirnya saat hari kemerdekaan RI, ia menjepret foto dengan model adalah aku, dan dengan gayaku yang beraneka ragam. Aku tak meminta, ia yang menyuruhnya. Yaaa sudah aku turuti saja, lumayan belajar jadi foto model. 

Hahaha. jadi ingat saat di Bali bersama Kuda, ia pun memperlakukanku seperti itu, haha. Coba badannya agak ke kiri, dagunya dinaikkan, mundur sedikit, jangan gerak dulu, hingga cobalah tersenyum, hahaha. ga sekalian pinggungnya kesamping, atau ga kaki keduanya diangkat, atau ga masukin mukanya ke dalam baju, wkwkwk. aku jadi inget kan. Huhu.

Yaaa, setelah itu, ia lebih memintaku menemaninya, entah untuk urusan apa saja waktu itu, hingga ke mesjid pun seperti biasa ia mengajakku terus, terkadang aku mau, terkadang kagak, karena aku lebih suka berniat dari diri sendiri, hehe. Bilang aja lagi M (males), haha.
Akhirnya hingga kurang 2 hari lagi kita semuaa serumah. Kami bersiap-siap pulang. hingga akhirnya ketika malam terakhir, seperti biasa kami mengadakan semacam mainan Truth or death (TOD) . Kebenaran atau kematian. Parah memang, tapi semuanya setuju setuju saja. Ketika itu TOD sampai ke Tupai, seperti biasa di tanya ada rasa tidak dengan seseorang disini, ia awalnya mengelak untuk menjawab, hingga temanku bilang “kamu kalo bohong mati loh”, ia hanya menjawab, ‘ia kalau aku memang harus mati aku siap” , palah diambil serius sama itu bocah, ckck.

Melalui proses yang berkelit-kelit, seperti ular yang sedang kedinginan, akhirnya ia mengakui, suka dengan temanku yang kalem, dan tiba-tiba ia menyebut namaku di daftar orang yang disukainya. Buset,, aku kaget ga setengah mati. Karena aku udah mulai tahu dia ada rasa denganku. Abis dia suka sama orang bilang-bilang ke temen-temen lainnya, yaaa kagak jadi cinta platonis kan. Hehe.

Besoknya, ia bercerita memimpikan seseorang yang cantik jelita bener-bener cantik, dan di depan anak- anak di mengatakan seseorang itu Marsya. Aku? Buset lagi,,, aku cuma geleng-geleng. Setelah ia mengatakan ini, ia perlahan mendekatiku, ia berkata padaku, “Sya, habis ini kita foto bareng ya,  berdua saja. “ buset lagi,,, aku cuma manggut-manggut bingung mau jawab gimana. Toh ini juga hari terakhir jadilah setelah itu kami foto berdua di gang sempit.

Setelah itu, kita bergegas pulang, karena ibu mengundang temen-temen tuk main kerumah akhirnya semua kerumah dan hanya satu temanku yang tak ikut. Kalian tahu? Ia menjaga semua ikan kecil yang anak-anak pelihara dan menjadi milikku, ia mencari batu-batu klawing dimana dia tahu aku mau batu itu untuk kolam setapakku didepan rumah, dan alhasil saat perjalanan pulang, ia tak sengaja membuat video yang temanku sodorkan ke dia. Video itu berdurasi tak hampir satu menit, yang pasti kata-katanya yang mengena adalah “aku mencintaimu Marsya Sataly, tunggulah aku dua tahun lagi”.

Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa ketika melihat video itu dihadapannya. Haha, aku hanya tersenyum tanpa tahu makna dibalik senyumku yang mengembang itu. hingga akhirnya aku teringat pula saat satu tahun lalu, di tempat yang biasa aku dan kuda bertemu, bercerita, dan berbagi, ia pernah berkata, “ nanti ya, kalau aku sudah jadi komandan, aku kerumahmu.”

Hahaha, detik ini, aku mengenang peristiwa itu semua, antara percaya tak percaya, hingga kini aku melihat keseriusan keduanya. Oh My God, lantas mengapa aku masih belum bisa berpaling dengan seseorang yang masih terukir namanya dalam hati ini? 

Kata orang aku gak jones, aku hanya merasa jones saja katanya. Entahlah, yang pasti jika aku tak merasa jones maka acara Sore, malam minggu ini takkan pernah ada dan tak mungkin berpart-part.

Salam jones stay cool, dan salam jones meradang saat malam minggu!

Selasa, 20 Oktober 2015

S E L A S A S I A N G


Hahaha,,,
Sudah lama tak menulis, menulis selagi ada, menulis selagi bisa, menulis selagi mampu, dibandingkan berkata yang tidak-tidak, berbulshit ria atau sekadar omong belaka.Oke bali lagi bersama dengan saya Marsya Sataly di acara yang aku tak tahu apa namanya ini. Haha. Bukan Sore Malam Minggu pastinya karena sekarang masih hari Selasa. Okelah kalau begitu saya namai dengan Selasa Ceria. Haha krik krik krik. Entahlah apa mauku ini. 

Haha
Kali ini aku sedang menertawai diriku sendiri. Karena diriku tambah lucu. Menulis seperti anak SD, mencoba berubah dengan cara berteman dengan powerranger, ultramen, atau gak bimasakti. Tapi baru sedikit berubah, Eh aku baru kepikiran, kenapa gak berubah jadi Ganteng- ganteng serigala, atau manusia 7 harimau ya? Mungkin aku bisa berubah cepet. Tapi gak gak dink, apapun yang instan tak baik. Jangan diikuti yang instan!

Hahaha, aku mengusap kepalaku sendiri barusan. Hm,, maklum saya mandiri jadi yaa mengusap sendiri. Wkwk. Gak ada jones disini, selain malam minggu aku menyebut diriku “ jomblo stay cool” . haha, itupun kata-kata dari temanku.

Oke kembali lagi, hmmm. Aku memang belum banyak berubah, karena mungkin aku kurang intens berteman dengan powerrangger dan sebangsanya. Haha, ketawa lagi. Beginilah dalam hatiku. Selalu riuh dengan tawaan, apa lagi tawaan untuk diriku sendiri.
Hm,,, yang pasti apa yang aku alami hampir seminggu lebih ini menjadi pelajaran untukku, Sang Pencipta memang menentukan semuanya dengan indah. yaa sangat indah, dan kali ini senyumku yang manis mengembang.

Rasa sakit, kecewa, sedih, gelisah, mengganjal pasti akan selalu ada, dan aku hanya ingin mengatakan pada diriku sendiri “jangan lupa bahagia! Udah itu ajaaah” haha.

Hm,, aku hanya berharap, tak sepenuhnya berharap, agar semuanya akan baik-baik saja. Aku akan berusaha ke Kediri lewat Ponorogo , Tekun, Teken, Tekan lan Andap Asor. Tak perlu menunggu, tonton saja. Tak perlu berkata banyak, lihat saja, dan tak perlu kata-kata,”let’s go!”. Raih kebahagiaan batin, jiwa dan raga dengan cara yang tepat. Karena bahagia hak semua orang dan berubahlah semampumu, agar tetap seimbang, entah dari mana kata-kata ini melesat yang pasti bukan dari suara adzan dhuhur yang baru saja berkumandan.

See you again and selamat siang . . .


~MarsyaSataly~

Kamis, 15 Oktober 2015

Sore, eroS



Ku melihat seorang gadis sedang tertunduk lesu di pojok perpustakaan kampusnya. tak ada orang disana, tak ada makhluk bernyawa disana, yang ada hanya tumpukan buku usang berjejer rapi berwarna kuning.

Gadis itu terlihat lesu, tak punya semangat, dan terlihat menyendiri. entah apa yang terjadi padanya, aku tak tahu. hanya saja, ketika aku sedang mencoba mendekatinya ia menghilang.
ah, aku sedang tidak parno. namun inilah yang terjadi.

Aku kembali lagi ketempat awalku. lagi lagi gadis itu ada, dan terlihat lagi di pojokan. kali ini dia menunjukan kegelisahannya, seperti menundukan kepalanya, membenangkan wajahnya dalam-dalam. memegang kening dahinya, menyandarkan punggungnya ke dinding yang usang, membaringkan wajahnya hingga menyentuh rak buku, sesekali air matanya turun jatuh membasahi pipinya. sesekali mengeluarkan nafasnya yang panjang. mengetuk-ngetuk permukaan keramik tanpa kesudahan, sesekali melihat jam di tangannya, hingga ia terlelap tidur sejenak.

Saat tertidur itu, aku mencoba mendekatinya, takut-takut dia pingsan tak sadarkan diri. Pada saat itu seketika aku reflek memegang bahunya.
mencoba membangunkannya dan seketika menyentuh keningnya, panas, dia demam.

Gadis itu bangun, mungkin merasakan sentuhan yang aku lakukan. setelah itu, ia memegang kakiku, tak berbicara, hanya menatapku lekat-lekat. aku tak begitu paham. aku hanya mengatakan padanya "aku kan menemaninya berobat jika ia mau", sontak gadis itu hanya mengangguk dan bergegas bangun. Ku mencoba merangkulnya, karena tubuhnya terlihat sangat lemah dan kelihatannya ia sedang merasakan sakit di kepalanya. aku hanya mengatakan "masihkah kuat?" Ia hanya mengangguk dan memegang erat tubuhku.

Hingga akhirnya kami tiba di depan klinik itu. aku membawanya masuk ke dalam  dan membantunya duduk di ruang tunggu. Ia hanya memberikan kartu padaku untuk proses administrasi. aku menerimanya, lalu memberikan kartu itu pada petugas admin klinik tersebut,  Petugas itu berkata, "atas nama Marsya Sataly, tolong tunggu sebentar nanti akan saya panggil lagi untuk dipriksa"

Aku terkejut. mengapa Aku? aku mengelak pada petugas tersebut, petugas itu hanya menunjukkan kembali kartu identitas yang kuberi tadi, dan benar itu kartu identitasku. Seketika itu juga, aku melihat ke belakang, kursi ruang tunggu dan tak ada orang disitu.

Lantas siapakah gadis itu? seketika aku jatuh tak sadarkan diri. entah karena terkejut, atau mungkin aku memang sedang tidak baik-baik saja?

~marsya sataly~

Kamis, 08 Oktober 2015

gadis itu,


Udara malam menyapanya. Dingin memang, namun menurut gadis itu, ini tak seberapa  di banding dinginnya udara di pagi hari. Hari ini, fisiknya baik-baik saja. Hatinya? Jangan ditanya, yaa seperti itu saja. Jiwanya? Haha. Nah ini. Jiwanya seperti musim kemarau, gersang, surut, kering kerontang.


Maka nikmat Tuhan, manakah yang kamu dustakan?

Oh, Tuhan. Terbesit kalimat itu di benaknya.  Sungguh gadis itu sedang berhenti di pinggir jalan. Tidak melihat sekelilingnya tidak. ia hanya ingin duduk bersandar di badan pohon besar. Ia meletakkan semuanya di pohon itu. lelah, letih, kebingungan, keresahan, apapun itu yang mengganggu hati. Sesaat kemudian ia tersenyum kecut. Sangat kecut hingga menimbulkan lipatan kecil di kelopak matanya. Detik selanjutnya, kelopak mata yang kecil itu mengeluarkan satu butir air. Di susul dengan jatuhnya butiran air mata yang begitu deras tanpa suara.

Kali ini, tak ada satu batang, terlebih gumpalan kecil asap hitam itu. mungkin ia telah sadar betul, fisiknya mulai lemah. Ia tak ingin membunuh dirinya sendiri dengan amat perlahan, dan ia sadar, hidupnya sangat berharga dan patut di perjuangkan.

Pantulan lampu jingga menyinari jalan raya di depannya. Detik ini, gadis itu berhenti menangis. Ia mulai membenahi posisi duduknya. Semburan angin lalu keluar dari lubang hidungnya. Sekali lagi, ia menghela nafas panjang dan memaksa angin itu keluar. “haha” terdengar samar ia tertawa dengan datar.

Suara klakson terdengar bersautan dari jauh. Motor mobil berlalu lalang melintas dan sesekali muka jalan lengah  hanya terdengar bunyi jangkrik yang bersautan. Sudah hampir satu jam gadis itu berada disana. Tak ada tanda- tanda ia akan bergegas pulang, hingga tiba- tiba gerakan kepalanya menunduk sejadinya ke dalam lekuk tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga.
Entah apa yang ia lakukan, yang pasti itu hanya sebentar. Sesaat setelah itu, gadis itu mulai bangun dan bergegas pergi dengan motor kesayangannya. . .