Selamat sore guys,,,,,
Ketemu lagi bersama saya Marsya Sataly di acara yang
tidak kita tunggu-tunggu yaitu Sore, Malam Minggu part 7. Maaf banget nih baru
sempet nongol lagi, karena kesibukan aku yang sangat gabut sehingga acara ini
tidak terurus. Hahahaha. Atau gak karena aku yang memang sedang bertapa
memikirkan sesuatu tentang kejonesanku yang semakin hari semakin menganga. Hahahaha.
Bagaimanapun juga selamat sore semuanyaaaa. . .
Selamat malam minggu yaaaa,(aku mengatakannya dengan setengah hati)
Hm, oke kali ini bicara tentang apa enaknya yaa aku? Waktu
di acara sebelumnya aku menginginkan cerita urut, baiklah, karena keinginanku
sedang ingin menceritakan tak urut jadi aku akan meloncat lagi. Hm. Ragenah.
Kali ini aku akan memperkenalkan seseorang katakanlah
Tupai. Ia baru ku kenal empat bulan lalu. yaaa walaupun baru kenal, kita sudah
dekat karena program kampus yang membuat mau tak mau kami tinggal serumah
bersama, eits. Kita kagak kumpul kebo, ada banyak teman yang lain jugaaa. Tenang.
Tenang para pembaca setiaku yang aku sendiri tak yakin ada atau tidak. hahaha.
Ya sebut saja Tupai itu seorang yang baik. Mungkin ku
lihat sekilas ada kemiripan dengan si Kuda. Hanya saja dia lebih banyak bicara,
hiperaktif dan suka bertingkah aneh sendiri. Awal mulanya kami berdua biasa
saja. Hanya mungkin kami sedikit dekat dengannya sebelum kami serumah bersama.
Hal berbeda mulai aku rasa ketika aku diprotes teman
lain, karena koleksi foto-fotoku lebih banyak dengan yang lain. Padahal itu
bukan kameraku, dan aku pun jarang meminta difotokan. Memang banyak ditemukan fotoku yang aku sendiri tak sadar kamera, aku
penasaran hingga aku bertanya itu siapa yang menjepret foto dan ternyata usut
punya usut adalah si Tupai. Hingga akhirnya saat hari kemerdekaan RI, ia
menjepret foto dengan model adalah aku, dan dengan gayaku yang beraneka ragam. Aku tak meminta, ia yang menyuruhnya. Yaaa sudah aku turuti saja, lumayan
belajar jadi foto model.
Hahaha. jadi ingat saat di Bali bersama Kuda, ia pun
memperlakukanku seperti itu, haha. Coba badannya agak ke kiri, dagunya
dinaikkan, mundur sedikit, jangan gerak dulu, hingga cobalah tersenyum, hahaha.
ga sekalian pinggungnya kesamping, atau ga kaki keduanya diangkat, atau ga
masukin mukanya ke dalam baju, wkwkwk. aku jadi inget kan. Huhu.
Yaaa, setelah itu, ia lebih memintaku menemaninya, entah
untuk urusan apa saja waktu itu, hingga ke mesjid pun seperti biasa ia
mengajakku terus, terkadang aku mau, terkadang kagak, karena aku lebih suka
berniat dari diri sendiri, hehe. Bilang aja lagi M (males), haha.
Akhirnya hingga kurang 2 hari lagi kita semuaa serumah. Kami
bersiap-siap pulang. hingga akhirnya ketika malam terakhir, seperti biasa kami
mengadakan semacam mainan Truth or death (TOD) . Kebenaran atau kematian. Parah
memang, tapi semuanya setuju setuju saja. Ketika itu TOD sampai ke Tupai,
seperti biasa di tanya ada rasa tidak dengan seseorang disini, ia awalnya
mengelak untuk menjawab, hingga temanku bilang “kamu kalo bohong mati loh”, ia
hanya menjawab, ‘ia kalau aku memang harus mati aku siap” , palah diambil
serius sama itu bocah, ckck.
Melalui proses yang berkelit-kelit, seperti ular yang
sedang kedinginan, akhirnya ia mengakui, suka dengan temanku yang kalem, dan
tiba-tiba ia menyebut namaku di daftar orang yang disukainya. Buset,, aku kaget
ga setengah mati. Karena aku udah mulai tahu dia ada rasa denganku. Abis dia
suka sama orang bilang-bilang ke temen-temen lainnya, yaaa kagak jadi cinta
platonis kan. Hehe.
Besoknya, ia bercerita memimpikan seseorang yang cantik
jelita bener-bener cantik, dan di depan anak- anak di mengatakan seseorang itu
Marsya. Aku? Buset lagi,,, aku cuma geleng-geleng. Setelah ia mengatakan ini,
ia perlahan mendekatiku, ia berkata padaku, “Sya, habis ini kita foto bareng
ya, berdua saja. “ buset lagi,,, aku cuma
manggut-manggut bingung mau jawab gimana. Toh ini juga hari terakhir jadilah
setelah itu kami foto berdua di gang sempit.
Setelah itu, kita bergegas pulang, karena ibu mengundang
temen-temen tuk main kerumah akhirnya semua kerumah dan hanya satu temanku yang
tak ikut. Kalian tahu? Ia menjaga semua ikan kecil yang anak-anak pelihara dan menjadi
milikku, ia mencari batu-batu klawing dimana dia tahu aku mau batu itu untuk
kolam setapakku didepan rumah, dan alhasil saat perjalanan pulang, ia tak
sengaja membuat video yang temanku sodorkan ke dia. Video itu berdurasi tak
hampir satu menit, yang pasti kata-katanya yang mengena adalah “aku mencintaimu
Marsya Sataly, tunggulah aku dua tahun lagi”.
Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa ketika melihat
video itu dihadapannya. Haha, aku hanya tersenyum tanpa tahu makna dibalik
senyumku yang mengembang itu. hingga akhirnya aku teringat pula saat satu tahun
lalu, di tempat yang biasa aku dan kuda bertemu, bercerita, dan berbagi, ia
pernah berkata, “ nanti ya, kalau aku sudah jadi komandan, aku kerumahmu.”
Hahaha, detik ini, aku mengenang peristiwa itu semua,
antara percaya tak percaya, hingga kini aku melihat keseriusan keduanya. Oh My
God, lantas mengapa aku masih belum bisa berpaling dengan seseorang yang masih
terukir namanya dalam hati ini?
Kata orang aku gak jones, aku hanya merasa jones saja katanya. Entahlah, yang pasti jika aku tak merasa jones maka acara Sore, malam minggu ini takkan pernah ada dan tak mungkin berpart-part.
Kata orang aku gak jones, aku hanya merasa jones saja katanya. Entahlah, yang pasti jika aku tak merasa jones maka acara Sore, malam minggu ini takkan pernah ada dan tak mungkin berpart-part.
Salam jones stay cool, dan salam jones meradang saat malam minggu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar