Senin, 23 November 2015

surat malam

malam lagi. malam lagi...
setiap malam begini saja. apa yang terjadi?
setiap hari begini saja. adakah yang salah?
shitmen. bang sunade.

di dalam tubuh ini meronta ronta kesakitan.
di dalam ini berkecamuk segalanya, kegelisahan, kebingungan, keletihan, kesengsaraan.

oh Tuhan. oh Tuhan. oh Tuhan
tolonglah hamba-Mu ini.
tolonglah aku Tuhan.

bagaimana tidak aku meronta,
sedangkan semua terasa mencengkramku.

bagaimana aku tidak kebingungan,
sedangkan tuntutan begitu datang bertubi.

bagaimana aku tak letih.
bagaimana aku tak sengsara dengan keadaan ini?

Oh Tuhan. aku hanya ingin mengeluh pada-Mu.
adakah kau beri aku kelonggaran?

aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
aku ingin memukul sekuat-sekuatnya.
aku ingin pergi sejauh- jauhnya.
aku ingin marah sekencang-kencangnya.
namun apa?
semua itu tak bisa.
aku hanya selalu melonggarkan dadaku untuk lebih lebar dari biasanya.
terus, terus seperti itu tanpa kesudahan.

namun,
begitulah manusia,
tempat berkeluh kesah.

aku lelah Wahai Sang Pencipta.
aku ingin beristirahat sejenak.
aku hanya ingin mengadu pada-Mu.
aku hanya ingin memohon pada-Mu.
aku hanya ingin pelukan dari-Mu.

Oh Tuhan.
Engkau pun tahu aku,
menangis tersedu-sedu di kesunyian malam.
Engkau pun tahu,
hamba seperti apa diriku ini,
Oh Tuhan, Oh Tuhan, tolonglah aku.

ketika setiap orang berlomba-lomba memunculkan eksistensi dirinya. saya? haha. saya entah kemana tak jelas.

ketika yang lain mulai berlari. saya? merangkak saja susah.

ketika semuanya asyik dengan apa yang di miliki. sayaa? haha.

Oh, Tuhan,
jika di boleh aku ingin berteriak,
" persetan dengan semua!!!"

Tuhan, maafkan aku.
aku hanya ingin mengeluarkannya semua.
maafkan aku, sungguh maafkan aku.

aku bertanya-tanya dalam hati.
mengapa seperti ini?
mengapa harus saya?
mengapa bisa saya?

Oh My God.
aku ingin menyudahi semuanya.
tapi, jika itu terjadi sia sia saja semuanya.
aku ingin melanjutkannya,
namun itu tampak berat.

hm...
aku ingin beristirahat sejenak saja,
bisakah aku lebih bersandar pada-Mu, Wahai Sang Pencipta?




~bukan marsya sataly~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar