Selasa, 17 November 2015

Sabar cuy, sing tenang...

Hay hy semuaaa,,, Haha, long time no see,,,,,
Okee kali ini aku akan menemani kalian semua di acara yang tak ada namanya dan tak jelas ini, bersama makhluk tak jelas namun bukan makhluk astral, Marsya Sataly.
Kali ini aku mau bercerita pengalamanku tentang sabar. Yaa, lima huruf namun bermakna tak terhingga, berarti sodaraan sama lingkaran. Hhaha. #rajelas.

Yaaa, siapa yang gak tahu dengan kata “sabar” ? siapa yang gak kenal dengan lima huruf ini? Hahaha, kadang orang mending ga kenal sama kata ini, abis sabar identik dengan menunggu. Haha, kata sapa? Kata raisa. Bahahaha. #rajelaskedua

Akuuu sedang sabar nih pembaca. Haha, (pembaca invisible) maksudnya karena aku gak tahu ada apa gak yang mau baca tulisan sedikit gak jelas ini. Nah kan, maaf maaf dari tadi kurang akua, jadi kurang fokus. Haha.

Okee aku bener-bener lagi bersabar menghadapi alur kehidupanku. setiap orang memang berbeda dalam menghadapi berbagai kerumitan hidup yang terkadang mau gak mau dihadapi. Terkadang cobaan hidup tiba-tiba datang dan mau tak mau kita tak bisa menutup mata seakan-akan itu cobaan bukan buat kita. Yaa,,, coba aja, kalau cobaan itu kaya cewe atau cowo yang sedang kita taksir? Yaaa cobaan bakal diharapin kehadirannya setiap saat dan setiap waktu palah. Haha

Banyak orang bilang katanya sabar itu pasti akan membuahkan hasil yang baik. Aku sering mencoba, ngetes apa bener kata-kata itu, alhasil aku merasakan bahwa ada benarnya juga, dimana sabar pasti biasanya baik akhirnya.
Contoh nih sabar dalam kehidupanku, jadi aku ada kuliah pagi setiap hari selasa. Mau gak mau aku harus bangun pagi kan, nah disaat aku harus bangun pagi, aku sabar untuk tidak tidur di perjalanan ke kampus, dan akhirnya kesabaranku membuahkan hasil, ketika aku sudah sampai ruang kelas, aku bisa melanjutkan tidur lagi, terkadang malah dapat dongengan dari dosen. Tuh kan, ini contoh sabar yang membuahkan hasil, entah baik atau buruk, itu tergantung sudut pandangnya. Wkwk. Yang pasti, kala itu aku bahagia. Senang rasanya bisa melanjutkan tidur yang baru setengah.

Lain cerita aku sedang proses penggarapan project akhir mahasiswa, yaa banyak yang bilang skripshit, haha. Mungkin yang ngomong itu punya dendam terdalam kali yaaa. Haha.
Yaaa, kebetulan aku ikut penelitian dosen, entah suatu hal yang menguntungkan atau malah merugikan. Habis bagaimana yaa, setiap orang kan biasanya memandang rumput tetangga lebih baik. Jadi di suatu hari, di kampus aku lagi duduk di depan mushola (tempat strategis menunggu dosen pembimbing, karena biasanya dosen parkir di halaman depan), nah saat itu ketemu temanku yang tidak ikut penelitian dosen. “lagi ngapain sya?” katanya.

“lagi nungguin yayang, belum ada kayanya koh? “ sautku, mengatakan dosen pembimbing yayang. Yaa abis, ga pagi, siang, sore, ga malam ,ga senin, selasa, rabu, hingga balik senin lagi, ga oktober, ga november, aku nungguin berita darinya, kehadirannya, dan kejelasannya tentang misteri dosen pembimbing keduaku yang tak kunjung terkuak.

“owalah, setia amet nungguinnya sya? Pantes jones mulu.” Balas temanku

“yaelah, ngapa nunggu dosen disambungin ama jones si? Perasaan apa yang berhubungan ama aku ujung-ujungnya pesti jones. Jadi jones meradang beneran kan aku. Mulai baper nih, jadi laper, beliin burger donk eneng masss?” #jonesmeradang

“kamu udah sampai gila gitu apa sya? Lebay amat.”

“hahaha, bisik lah kamu. Lha kamu lagi mau ngapain ke kampus?” kataku ngalihin perbincangan supaya jonesku tidak menganga.

“ini, ngefix-in hari buat seminar proposal.”

“buset, udah mau seminar proposal aja kamu yaaaa”

“lha akun kan awal semester ini udah jalan terus konsulnya.”

“lhaa, bagaimana denganku? Proposal sampai saat ini aja mungkin belum dibaca, apalagi kabar tentang dosen pembimbing duaaa?”

“lhaaa, tapi kan kamu uda penelitian sya. Masih sabar lagi nunggu kepastiannya, kalau aku jadi kamu, aku kejar-kejar itu dosen. “

“haha, untung kamu bukan aku yaaa, wkwkwk. Iyaa si,, seandaikan aku gak ikut penelitian dosen yaa? jadi ga di gantungin dosen pembimbing duanya siapa,”

“seandaikan aku ikut penelitian dosen, mungkin banget aku udah nemu hasil penelitian, walau aku belum seminar.”

“buset, kita kok jadi bermimpi begini yaa? memang, rumput tetangga kadang terlihat lebih baik, padahal nyatanya, sama aja nemu plus and minusnyaa. #quotesku

Haha, aku sampai detik penulisan ini, gak tahu, ini tulisan disebut apa, ga jelas banget alurnya, cerpen bukan, roman bukan, apalagi jauh dari puisi, laah gak papa semoga pembaca invisible bisa mengambil kesimpulan kalau ada. Atau ga menarik benang merah dari tulisan ini. Kalau gak ada merah, biru atau putih ya gak papa. #rajelasmaning

Oke, bahas sabar, aku juga lagi sabar banget cari data. Yaps, walau aku belum pernah konsul, aku mulai konsul sendiri ke diriku, yaa melihat lagi kali aja proposal penelitianku ada yang kurang. Dan ternyata aku kebingungan, hingga bertemu Atsar, yaa sapa lagi patner ynag betulan bisa disebut partner. Setelah ia mengatakan kurang sana sini, dan hilangkan ini itu, seperti yang aku lakukan padanya, dan akhirnya aku mencari data kembali, dan akhirnya aku sabar hingga detik ini karena belum menemukan datanya.

Ketika aku sedang ingin menulis dan bukan saat malam minggu, sehingga feel menulis tentang pengalaman cintaku belum bisa tersalurkan, dan aku harus bersabar menunggu sore malam minggu pada minggu itu, supaya aku bisa menyalurkannya. Namun, kenyataannya saat sore, malam minggu itu, aku terkadang tidak ada feel menulis, palah akhir-akhir ini sedang tak bisa, karena sore malam mingguku sudah ada agenda. Haha. Biasa, sebenarnya kalau acara sore, malam minggu itu dibuat, berarti aku sedang senggang sekali saat itu. hahaha. #jonesmulaimeradang. So, akhirnya ketika pada saat ini saja misalnya, aku ingin menulis tentang percintaanku, aku harus menunggu setidaknya hari sabtu lagi. Jadi kaya tunggu-tungguan gitu. Yaa yang sabar yaaa,, wkwk
Haha, iya kaya minggu lalu, aku mau gak mau harus menemani adikku, dia mau nonton sheila on 7 di cilacap. 

So, aku nemenin dia kan, dari mulai jadi ojeknya, pendanaan, hingga body guard dia waktu nonton konser. Apalagi saat dia pengin banget berdiri paling depan di panggung, supaya bisa berjabat tangan, foto, dan dekat dengan idolanya. Sabar aku lakukan disitu, ketika sheila on 7 tak kunjung datang, adikku merangsak berjalan ke depan mengisi kekosongan di kurumunan yang sudah ada menanti idolanya, hingga aku dan ia serta saudara, dan teman saudaraku menantinya dengan sangat sabar, berjam-jam sudah berlalu, dan masih tak kunjung datang itu si Duta, dan akhirnya sampai Duta datang di panggung, aku sudah tak kuat dan ingin mundur, namun mau tak mau aku tak bisa meninggalkan adikku yang manja itu. sudah satu jam setengah pertunjukan Si Duta, dan aku sudah tak kuat lagi, di tambah adikku yang nekad maju maju terus menyrobos kerumunan, dan akhirnya, aku memutuskan untuk mundur dari kerumunan dan duduk di bersandar di pohon. Muka Duta yang lumayan ganteng sudah tak bisa aku lihat dan aku masih memikirkan adikku, hingga aku duduk di dekat jalur evakuasi korban pingsan, berharap jika amit-amitnya adikku gak kuat di depan, maka aku bisa tahu dengan mengenali bajunya, dengan mengamati orang –orang yang pingsan terlihat di gotong dengan tandunya. Haha, dan disitu aku sabar sekali hingga konser yang menurutku seperti pertunjukan itu selesai.

Sabarku saat itu tidak berhenti begitu saja. setelah selesai, aku mau tak mau merangsek ke depan, karena aku tidak melihat korban pingsan yang diselamatkan di jalur evakuasi itu tidak ada adikku. Aku merangsek hingga 2 meter di depan panggung, melihat ke kanan dan kekiri ke depan ke belakang, dan akhirnya aku menemukan adikku itu jauh dibelakang di tempat aku tadi menunggunya di dekat jalur evakuasi. Busettt, dalam hatiku mengatakan ngapain jugaa aku disini. berasa kaya sheilagank (nama fans sheila on 7). Haha. Sabar. Sabar....


Sabar itu, menurutku juga termasuk nunggu ponsel terisi penuh, ketika penuh, tiba-tiba ada temen pinjem entah buat mainan di aplikasi handphoneku, dan tiba-tiba mau makai, eh batu baterainya lowbat, hingga mau gak mau kudu ngecas lagi. Haha. Atau ga, ketika melihat orang udah jelas-jelas kelihatan perhatian, respek, hingga keliahtan ada bumbu-bumbu cinta antara dia dan aku, namun kelihatan susah banget buat ngeluarin perasaannya itu. hingga sabar, pengin selesein tulisan ini, yang gak tahu bakal di baca atau ga sama orang, atau gak, gak tahu juga, kalau ada pembaca bakal paham apa ga sama tulisan ga jelas ini, atau gaa ada yang mau baca tulisan ini apa gak, yang pasti pengin ngeakhirin tulisan yang ga jelas ini, tapi pengin masih banyak aku tulis, tapi aku udah pengin nyelesein, yaaahh intinya, semoga aja ada yang baca, ambil kesimpulan, mau temenan ama yang namanya sabar, baik dalam hal apapun, dan keadaan apapun, karena menurutku, menurut saya, marsya sataly, kesabaran itu memang tidak ada batasnya. Dah itu aja. Itu aja dah intinya. 

Dan, tunggu saja kisah sabarku yang tak jelas ini, wkwkwk. Yang pasti sabar itu perlu, dan berusaha juga sangat perlu. Tinggal pinter-pinternya kita menempatkan usaha dan sabar pada tempatnya masing-masing, dan mulailah belajar untuk bijak. Bukan bijaksana dan bukan bijaksini. Mending bijaksanasini biar adil. Okee selamat malam, dan selamat bersabar hingga kapanpun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar