Angin berdesir pelan berirama, sekarang sudah malam, sudah malam sekarang. aku menghisap dalam-dalam sebuah batang yang tak asing bagiku. rasanya nikmat, hingga aku merasakan dapat melayang-layang dipikiranku.
Aku melihat banyak hal, aku melihat ruang berjudul keluarga, lalu disebelahnya
aku melihat ruang yang sedang hampa yaitu ruangku dengan Sang Pencipta. Aku juga melihat ruang sempit seperti persahabatan, pertemanan, skripsi, hingga tugas kuliah. aku lalu melihat ada hal yang menarik disebuah ruang yang berjudul kesakitan.
haha. diinjak itu tak enak. sungguh. apalagi jika yang diinjak tak bisa berbuat apa-apa. pecundang yang hanya bisa menjadi pecundang sejati, hingga tak tahu kapan berakhir. ah, tak bisa berlama-lama aku diruang itu sungguh seperti nafas ini penuh sesak dengan asap-asap dari pabrik bedebah kapitalis.
Aku melanjutkan lagi perjalanku, hingga aku menemukan lorong kecil sangat dalam disana. aku melihat sebuah ruangan usang,berdebu, terkunci rapat. ah, ini ruang masa lalu. masa lalu yang kelam. haha. mungkin ini yang buatku sesekali ingin menjadi seorang yang pendendam. seakan-akan aku ingin mengembalikan air ludah mereka, orang-orang yang tak patut disebut manusia. haha. rasa itu masih menggelora di dalam, entah sampai kapan api itu keluar. atau jangan-jangan menghilang bercampur air.
Aku kembali ke ruang yang begitu besar, yang memperlihatkan ruang -ruang seperti bangunan kost-kostan yang saling berdempet. haha. aku menemukan ruangan yang bersih nan terawat, ruangan itu berwarna putih bersih. yaa ruangan itu bernama kepasrahan. pasrah yang bukan berarti menyerah. pasrah yang berarti sudah melakukan sesuatu.
Disebelah ruang ini, aku melihat ruangan yang terbuka menganga. seakan-akan minta untuk disinggahi. aku melihatnya, memasukinya penuh dengan masa lalu. haha. sebut saja ruangan itu, ruangan percintaan. entah siapapun yang pernah datang dan singgah tergambar jelas. ah, aku tak tahan diruangan ini.
Lalu aku pindah keruangan yang tinggi, dimana menasukinya hanya perlu melewati seutas tali kecil. jika jatuh, maka tamatlah. haha, yaa ruangan kenekatan. ruangan yang penuh dengan tantangan, rintangan, adrenalin dan ketakutan.
Aku kemudian pergi ke ruang yang berada di pojok, disitu ada dua ruangan yang bercabang, maksudnya ada dua tempat disatu ruangan. kegilaan dan pemandangan alam. diruangan itu, di ruang kegilaan banyak sekali aksi, alat atau apapun bahan yang bisa digunakan untuk membuat kehebohan, kejahilan dan kenakalan,
Haha. dan disebelahnya, di pemandangan alam, akan disuguhkan semua tempat yang sudah pernah disinggahi, semua keindahan alam yang ditemukan di media, hingga berbagai mimpi dengan background alam yang sudah kulalui. haha. sangat menghangatkan, menenangkan, hingga tak terasa sudah berjam-jam aku di ruangan ini.
Entah ada hal apa yang membuatku ingin pergi, seakan-akan ada yang menggangguku diluar sana. dan saat aku mau mengakhiri perjalanan ini, aku melihat sebuah bentuk lingkaran, yang menyelimuti seluruh ruangan ini.
Yaaa, menurutku semua manusia memlikinya. hanya saja, lingkaran ini bercahaya namun tak memyilaukan, hm. seperti sinar rembulan. ia begitu natural, polos, tulus, mengalir adanya, ruangan ini berisi seperti segala macam hal kebaikan yang sudah terjadi. berisi cita-cita mulia yang akan senantiasa dikejar hingga ia tak ada. sesuatu hal yang benar-benar ada dilubuk hati yang selalu ingin bisa berguna untuk orang lain. sesuatu yang mungkin tanpa kaku, namun sangat hangat jika didekatkan. sesuatu yang seperti dijadikan pegangan dan berusaha untuk memeliharanya.
Rasa pahit, sekaligus suara batuk menyadarkanku. haha. aku menghabiskannya lagi, dan yang ini benar-benar mendalam. aku ingin kembali ke perjalanan itu. sayang, jantungku terasa berdetak kencang seperti bunyi musik underground. Haha, malam ini benar-benar berkesan. aku memutuskan untuk menulisnya disebuah catatan.
selamat malam,
malam yang panjang.
sampai jumpa lagi.
~marsya sataly~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar