Kamis, 15 Oktober 2015
Sore, eroS
Ku melihat seorang gadis sedang tertunduk lesu di pojok perpustakaan kampusnya. tak ada orang disana, tak ada makhluk bernyawa disana, yang ada hanya tumpukan buku usang berjejer rapi berwarna kuning.
Gadis itu terlihat lesu, tak punya semangat, dan terlihat menyendiri. entah apa yang terjadi padanya, aku tak tahu. hanya saja, ketika aku sedang mencoba mendekatinya ia menghilang.
ah, aku sedang tidak parno. namun inilah yang terjadi.
Aku kembali lagi ketempat awalku. lagi lagi gadis itu ada, dan terlihat lagi di pojokan. kali ini dia menunjukan kegelisahannya, seperti menundukan kepalanya, membenangkan wajahnya dalam-dalam. memegang kening dahinya, menyandarkan punggungnya ke dinding yang usang, membaringkan wajahnya hingga menyentuh rak buku, sesekali air matanya turun jatuh membasahi pipinya. sesekali mengeluarkan nafasnya yang panjang. mengetuk-ngetuk permukaan keramik tanpa kesudahan, sesekali melihat jam di tangannya, hingga ia terlelap tidur sejenak.
Saat tertidur itu, aku mencoba mendekatinya, takut-takut dia pingsan tak sadarkan diri. Pada saat itu seketika aku reflek memegang bahunya.
mencoba membangunkannya dan seketika menyentuh keningnya, panas, dia demam.
Gadis itu bangun, mungkin merasakan sentuhan yang aku lakukan. setelah itu, ia memegang kakiku, tak berbicara, hanya menatapku lekat-lekat. aku tak begitu paham. aku hanya mengatakan padanya "aku kan menemaninya berobat jika ia mau", sontak gadis itu hanya mengangguk dan bergegas bangun. Ku mencoba merangkulnya, karena tubuhnya terlihat sangat lemah dan kelihatannya ia sedang merasakan sakit di kepalanya. aku hanya mengatakan "masihkah kuat?" Ia hanya mengangguk dan memegang erat tubuhku.
Hingga akhirnya kami tiba di depan klinik itu. aku membawanya masuk ke dalam dan membantunya duduk di ruang tunggu. Ia hanya memberikan kartu padaku untuk proses administrasi. aku menerimanya, lalu memberikan kartu itu pada petugas admin klinik tersebut, Petugas itu berkata, "atas nama Marsya Sataly, tolong tunggu sebentar nanti akan saya panggil lagi untuk dipriksa"
Aku terkejut. mengapa Aku? aku mengelak pada petugas tersebut, petugas itu hanya menunjukkan kembali kartu identitas yang kuberi tadi, dan benar itu kartu identitasku. Seketika itu juga, aku melihat ke belakang, kursi ruang tunggu dan tak ada orang disitu.
Lantas siapakah gadis itu? seketika aku jatuh tak sadarkan diri. entah karena terkejut, atau mungkin aku memang sedang tidak baik-baik saja?
~marsya sataly~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar