Sudah sore, malam minggu saja. Haha. Bertemu lagi di acara
yang sama dengan saya Marsya Sataly yang semakin manis setiap harinya. Hahhaha.
Yang pasti ini aku yang berbicara. Oke, kali ini aku sedang tidak ingin
berbicara tentang kejonesanku yang semakin meradang. Haha. Tidak. tidak. aku
hanya ingin memperkenalkan sisi lain, yaa lagi-lagi masih dalam soal
percintaan. Yaa tidak jones-jones amat lah, kata Dinda “jones ajah”. Haha.
Hmmm, sebenarnya aku memang masih gamov.
Kalian tahu apa? haha, gamov memang
berasal dari kamus hidupku, yang berarti gagal move on.
Kenapa aku gamov??? Ya karena aku ga move on. Jadi gamov.
Haha. Ngomong-ngomong tentang gamov, aku memang masih jones. Huhu. “akhirnya
kamu ngaku juga” hatiku menyaut. Ah. Ini hati oon. Gara-gara dia aku gamov.
Sebenarnya aku bisa-bisa saja move on. Cumaaa,,, karena gamov itu aku jadi gak
bisa move on. Ya iyalah, hubungan kausatif koh. Haha.
Bicara tentang gamov. Aku sebenarnya ga jones-jones banget.
Sebenarnya ada beberapa orang, ya sebut saja para kaum adam mendekatiku. Haha,
tidak beberapa hanya sebenarnya cukup menemani kesendirianku. Ya mereka cukup
dekat denganku. Ada teman kampus lain, ada teman main, ada temannya temanku,
sampai ada teman baruku, sampai ada yang meminta kenalan denganku. Bukan sedang
menyombong atau bagaimana. Sebenarnya ada yang tampan, ada pula yang jago
bermain musik (lagi-lagi)ckck, ada juga yang sudah bekerja, ada juga yang
sedang sibuk naik gunung terus, dan ada juga yang alim.
Haha. Hampir semuanya
hadir, pergi, hadir, pergi sekenanya. Aku pun sekenanya juga menangggapi
mereka. ya mereka yang menjadi teman dekat sekaligus apalah namanya. Pernah
suatu ketika, ada yang memintaku jalan, hanya saja yang lain secara bersamaan
juga meminta. Jadi ya aku menolak semua. Ya hanya menjaga perasaan dan aku
tekankan disini, aku tak mengumbar perasaanku, karena. Karena itu berada di
dalam, sudah tertutup berlapis-lapis dan tak tahu kapan akan keluar lagi.
Sayangnya, yang berada di dalam itu hanya terukir satu nama dan dia sudah ada
yang punya. Haha. Bodoh bukan diriku?
Hm. Bicara tentang dia yang berada di dalam hatiku. Aku tak
tahu betul mulai kapan aku menyukainya. Padahal saat bertemu dengannya pertama
kali, aku tak ada rasa. Yaa sebenarnya selain Domba, semua pasti melalui
proses. bukan tiba-tiba aku langsung suka pada pandangan pertama.
Ngomong-ngomong ada satu orang lagi sebenarnya, selain Ular dan Kuda. Ya
mungkin baru satu tahun dekat denganku. Ia sepantaran dengan Ular, sebut saja
Kangguru.
Kangguru, aku mengenalinya saat sedang berkumpul dengan
temanku. Ia tampan parasnya maupun akhlaknya. Aku, hanya kadang-kadang bertemu
dengannya. Sebenarnya aku awalnya tak ada rasa. Aku hanya menganggapnya seperti
kakak kandungku. Dia sangat perhatian padaku, baik pada keluargaku, dan memang
orangnya agak sedikit tertutup. Hanya saja, saat aku berada di dekatnya aku
sangat enjoy, menikmati dan sangat nyaman. Dia salah satu orang yang tahu betul
aku. Yaa, tahu ceritaku dengan Ular. Kuda? Ah aku tak mau menceritakannya.
Karena? Haha. Dia sepertinya menyukaiku.
Sempat satu tahun aku berkenalan
dengannya, kami bertemu, dan ya, ia menanyaiku tentang hubunganku dengan Ular.
Ia selalu marah setelah aku ceritakan. Ia? Sampai akhirnya satu hari menjelang
lebaran, ia main kerumah. Ia berpamitan padaku, karena ia mau mudik. Dan tahu? Ia
memarahiku besar, dan aku tak bisa berkutik. Aku memang sangat menghormatinya,
entah mengapa walau kami pun jarang kontak-kontakan. Ia memarahiku
habis-habisan. Entah tak tahu betul. Mungkin karena ia membaca catatanku
sebelum ini dan ia langsung menghubungiku, meminta ketemuan. Saat itu,aku yang
memang sedang tak ingin bertemu siapapun menolaknya. Hingga malam takbiran itu,
ia menyuruhku keluar, ia sudah berada di depan rumah. Awalnya gelagatnya baik
sih, apalagi wajahnya itu seperti memancarkan ketenangan. Namun setelah itu, ia
benar-benar memarahiku.
“ADA APA KAMU? KENAPA LAGI? SUDAH AKU BILANG BERKALI-KALI
BUKA HATIMU!” ia memandangku lekat-lekat. Aku hanya menunduk. Sontak ia
memegang tanganku. Menegakkan daguku supaya bisa memandangnya. Akhirnya, aku
menatapnya. Aku dapat membacanya, ya. kedua kelopak mata itu surut, suram,
menyimpan kesedihan, amarah dan kasih sayang. Aku menyadari betul. Saat itu aku
hanya bisa berkata “maaf” dalam hati.
“ KENAPA DIEM AJA! APA PERLU AKU HAJAR TU ORANG?” suara Kangguru
meninggi.
“jangan Kang.” Aku hanya mampu melihatnya lekat-lekat.
“ TRUS MAU GIMANA? MAU NUNGGU SAMPE TUA? MASIH MAU NUNGGU
YANG GAK
JELAS? APA PERLU MAS YANG NGADEPIN DIA? HAH!”
“jangan Kang. Jangan. Jangan gitu mas. Plis jangan bilang
kaya gitu.” Aku menunduk lagi. Aku tak bisa melihat raut wajahnya. Aku sedang
tak ingin mengungkit dia. Dan tiba-tiba air mataku jatuh. Ia melihatku dengan
pandangan yang tajam, aku hanya tak ingin membuatnya terluka. Aku hanya takut
melukai perasaannya.
“OKE. Sekarang mau gimana? Aku ngomong pelan-pelan sama kamu
sya. dahulu aku membiarkanmu mengikuti kata hatimu. Tetapi setelah aku
melihatnya lagi. Mengapa kau menjadi tak karu-karuan seperti ini? Aku
membiarkanmu merokok sekenamu. Aku mencoba mengertimu sya. Aku tak mau kau
terluka gara-gara cowo banci kaya dia! Aku tak mau kau diperlakukan tak jelas
olehnya! Aku hanya ingin kau bahagia. Entah dengan sapa tak masalah. Asalkan
kau tidak seperti ini. Bukankah 3 tahun sudah cukup sya? Mau sampai kapan kau
menangis seperti ini?!!!” Kanguru menepuk-nepuk pundakku dan sangat terlihat
sekali ia sedang menata kembali ucapannya.
“ Kang,,,”
“”APA?”
“maaf membuatmu marah seperti ini. Aku tak bermaksud. Aku
hanya ingin meluapkannya saja. Maaf aku egois. Aku,,,,,”
“APA KAU MEMANG SELALU MEMINTA MAAF? APA MEMANG KAU ORANG
YANG SELALU MERASA SALAH? JANGAN BEGITU SYA! Kau tak salah, tak perlu minta
maaf. Apa kau begini juga padanya? Memang kau bodoh sya. Sangat bodoh! Mana
kamu yang dulu? Mana semangat kamu? Mana kenekatan kamu? Mana kekuatan kamu?
Cuma gara-gara dia kamu jadi gini? Sya,, tolonglah, buka hatimu. Jangan kau
sakiti dirimu sendiri.” Kali ini ia tak menepuk pundakku, ia sudah mulai
merangkulku dan mendekatkanku padanya. Aku hanya diam, tak ingin menanggapinya.
“hahahahha. Bodoh. Harusnya, saat aku menembakmu setengah
tahun lalu. aku harusnya memaksamu menerimaku. Setidaknya kau tak merasa
sendirian seperti ini. Atau kalau perlu, saat kau menolakku dulu. Kau harusnya
membuat janji padaku agar kau cepat membuka hatimu. Ah kau ini. Memang sangat
bodoh sya.” Kangguru mengusap sekaligus mengobrak-abrik rambutku.
“haha, suruh sapa saat itu kau tak memintaku seperti itu
mas? Mas malah bilang waktu itu padaku supaya aku belajar saja. Hahaaha.
Maksudnya belajar mencintaimu apa mas? Haha. Tapi,,, “ aku mengusap air mataku,
dan aku sebenarnya bingung harus berkata
apa padanya. Hatinya terlalu baik untuk aku sakiti. Maaf kang. Aku hanya bisa
mengulang kalimat ini dalam hati.
“wkwkwkk, itu tahu. Tapi kayanya kamu gak pernah belajar.
Yang ada kamu malah semakin galau dan tak jelas gini. Aku jadi gak suka.”
“hahaha,, syukurlah akhirnya kamu sadar Kang.”
“hahhaha,, memang. Aku masih menyukaimu. Akupun belum bisa
move on darimu. Tapi aku masih bisa memakai logika berpikirku. Tidak sepertimu.
Isinya hanya tak jelas. Galau, rokok, hujan-hujanan. Ckck. Berubahlah sya.
Setidaknya, turutilah aku, yang selalu kau anggap aku hanya sebagai Masmu ini.”
“hahaha. mas? Maaf.”
“maaf terus! Lebarannya besok tahu!” ia mempolesku.
“haha. Sorry Kang. Sori. Hm, kamu harus cari yang lain. Tapi
setelah itu kenalin ke aku. Oke?”
“gak sopan nyuruh-nyuruh. Emangnya kamu sendiri gimana?
Ngaca donk. Bahahah. Gak. Aku mau tunggu kamu aja... emm, tunggu kamu bisa move
on. Setelah itu aku bakal bisa juga.”
“hih, emang bisa? Haha. Aku? Gak tahulah kang. Aku udah
males mikirin.”
“males mikirin, tapi buat catetan terus. Ya sama aja. Yang
pasti aku gak mau kamu kaya gini. Apa perlu aku yang buka hatimu? Nanti aku
taruh namaku di dalamnya.”
“hahaha. emoh ah. Hahaha”
“iya lah. Aku udah tahu jawabnnya. Dan ini jawabanmu ke 23.
Ckckck. Kayanya aku melebihi jonesmu sya. Aku sebenarnya pengin ketemu sama
Ular. Aku pengin marahin dia. Kenapa cewe baik kaya gini bisa dibiarin aja.
Ckckckck. Bangxxx banget!”
“weitsz. kang??? Hahahaha. Udah sana pulang, nanti kemaleman
sampai rumah. Terimakasih atas marah-marahnya, dan terimakasih atas semuanya.”
“bentar lagi lah. Takut kangen sama kamu koh. Emmm. Gimana
kalau kamu ikut aja? Nanti aku kenalin sama balon mertua?”
“balon?”
“bakal calon mertua marsya oon! Ya kali aja kamu mau buka
hatimu buat aku sya.”
“haha. Ngarep! Kamu itu kakakku mas. Jangan gitulah,,,,”
“hahhahaha. Yaudah cepet buka hati. Buka pikiran juga. Dia
itu cowo banci! Jelas-jelas suka sama kamu. Tapi gak ada geraknya. Ckck. Baik
sama kamu sih gak papa. Tapi nyatanya dia yang suka buat kamu nangis! Kamunya
juga bodoh! Suka ma orang kaya gitu. Dah gitu, aku yakin, cuma dia yang
berhasil bikin kamu gak ngasap. Ckck. Udah habis berapa hari ini coba? Loro-lorone
nggelani temen. Gelut bae yuh!”
“haha. Asem ya Kang. Sok tahu kamu lah. Haha, udah sana
pergi sanah lah. Mbok dikampung nemu awewe kan lumayan. Oh ya, Selamat lebaran
yaaa,,,”
“ngusir koh!ckck. yaudah aku pulang dulu yaa. baik-baik
dirumah. Jangan banyak asap! Jangan sampai ketahuan juga. Cepet sembuh kamu
lah! Buka hatimu! Pakai pikiranmu! Cinta ya cinta, tapi jangan buta gitu!
Ngerti kamu sya?”
“hmm.”
“coba lihat mas.”
“iya mas. Aku coba. Tapi pelan-pelan ya. makasih mas. “
“yaa gitu donk. Jangan ngomong doank!” ia membenarkan
poniku. “Aku sayang kamu adeku.”
“hahaha. ade loh yaaa. Ga lebih? Haha. Aku juga sayang kamu
mas.”
Setelah itu, kang pergi. Aku hanya senang sekaligus sedih.
Yaa,, dia yang menyukaiku, tetapi aku tak menyukainya. Aku tak enak hati jika
bercerita tentang Ular. Karena itu setelah ia menembakku, dan aku menolaknya.
Haha. Memang bodoh saat itu aku. Saat itu aku hanya berfikir cowo sebaik dia
tak patut denganku. Aku lebih sering menulis dan tak bercerita pada siapapun.
Setidaknya dalam tulisan, aku hanya ingin mengungkapkan saja apa yang aku rasa.
Selanjutnya, jika ada yang membaca, ya sudah. Aku pun tak tahu ada atau tidak yang membaca tulisan
ini. Aku hanya mulai tahu. Ternyata selama ini Kangguru membacanya. Haha. Apa
mungkin ia akan membaca tulisan ini? Hahahaha.
Peace mas. Hehehhe. Jangan marah
lagi yaa. move on kang! wkwk
Aku memang belum tau apa yang akan aku perbuat. Yang pasti
lagi-lagi aku hanya membiarkan semuanya mengalir, selagi baik menurutku, ya aku
akan tetap membiarkanya. Karena ketika aku berusaha melupakannya, itu takkan
berhasil. Saat aku mencoba dengan yang lain, haha. Tidaklah.aku tidak sejahat
itu, dan itu bukan gayaku. Haha. Dan
ini, mungkin tulisan sore, malam minggu yang terakhir. Lagi-lagi entah mengapa
aku tak sanggup melanjutkannya. Karena terkadang aku merasa ekspresi tulisanku
ini kurang tepat.
Karena, haha. Apa iya semuanya akan aku ceritakan lewat
tulisan? Apa ia aku akan mengekspresikan semua yang aku alami? Haha. Aku memang
tak bisa terlepas dari menulis. Aku,
hanya perlu mematikan feeling dan menghilangkan mood menulisku. Aku? Haha.
Sudahlah. Aku hanya berharap, ada yang memarahiku lebih kencang, lebih keras,
dan lebih tajam. Sehingga aku sadar semua yang kulukakan, apapun yang
jelek-jelek itu, bisa terlepas dari kehidupanku. apapun namanya itu, aku tak
seharusnya seperti ini, aku menyadari aku salah, tetapi apa boleh buat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar