Selasa, 02 Agustus 2016

only hope...

Malam lagi, lagi malam. Haha. Hay. Hay pembaca invisible....
I’am so sorry,pergi seenaknya. Hilang seenaknya, datang seenaknya, dan apa- apa seenaknya. Maaf.
Entah sudah berapa kali seperti ini. Hiatus? Atau malas menulis, enggan menulis? Atau apalah, haha. Maaf.

Aku memang seperti itu. aku memang lebih impulsif. Lebih mengikuti naluri. Haha. Naluri menyendiri yang entah aku pelajari dari siapa. Aku lebih suka merenung. Mengamati dari kejauhan, pergi sesukanya, datang semaunya. Haha. Bukan egois. Hanya saja, aku pun tak tahu, inilah caraku bertahan.

Di malam hari aku merenung. Jauh merenung. Merintih perlahan, meminta belas kasihan Sang Pencipta. Mengadu pada alam apa yang terjadi. Memojokkan diri kedalam sudut yang dalam nan gelap, hanya untuk meringkuh tubuhku, menghangatkan diri, menguatkan diri, menundukkan diri. Sering kali malam panjang membuatku mengukir mimpi setinggi langit. Terkadang mengingat semua kejadian yang pernah terjadi, terkadang membuatku menangis riuh, menggetarkan seluruh tubuhku, menggidik ketakutan karena aku takut tak bisa melakukan apa-apa. aku hanya takut menjadi manusia yang tidak berbau manusia. Aku takut menjadi manusia yang mati sia-sia. Aku hanya takut menjadi manusia yang merugikan orang lain. Aku hanya takut menjadi manusia yang alam pun sebenarnya tak mau menampungnya, dan yang paling aku takutkan, aku hanya menjadi manusia yang banyak mimpi, namun tak satu pun aku bisa realisasikan. Aku hanya takut menjadi manusia yang banyak omong kosong namun tak melakukan apa-apa, dan aku hanya takut semua mimpiku menjadi bulshit tak berkesudahan.

Haha. Beginilah aku hidup, karena inilah aku bertahan. Aku  dengan setulus hati, berusaha menyempurnakan niat, dan selalu memurnikan niat, untuk benar-benar menjadi “sesuatu” untuk negeri ini, dunia ini. Aku hanya ingin menjadi manusia yang baik. Baik menurut penilaian Sang Pencipta, menjadi manusia yang merunduk seperti padi, mengalir kebawah seperti air, suka bergotong royong seperti semut, menyejukkan seperti hembusan angin, menenangkan seprti gemricik air, dan aku hanya ingin menjadi sebuah pohon kelapa yang membagi kebermaknaan untuk semuanya. Aku hanya ingin berharap, bahwa suatu saat semua mimpiku ini bisa terwujud suatu hari nanti.

Haha. Aku memang kasar. Keras. Suka berkata kasar, tidak ada lemah lembutnya. Haha, saking jeleknya attitudeku, aku ditinggal. Haha ditinggal menikah. Haha. Aku tak dendam. Hanya saja, orang yang katanya mendukungku, percaya padaku, percaya akan cita-citaku, Ia saja meninggalkanku. Lantas bagaimana dengan orang yang tak mengenalku? Apakah Ia akan dengan mudah bisa mendukungku? Dengan mimpi-mimpiku yang masih bulsit?

Haha. Lebay. Ya. mungkin aku lebay. Atau mungkin aku selalu memaknai segalanya? Aku sebenarnya humoris, suka hal-hal yang menggelitik, membuat orang tertawa. Aku sebenarnya orang yang saru, tak beraturan. Namun, aku pun orang yang berusaha tahu situasi. Apakah situasi lagi serius aku akan becanda? Atau apakah aku akan membohongi seseorang agar menjadi sesuatu lelucon? Hahaha. hidup memang sederhana. Aku pun tidak membuatnya rumit, hanya saja, aku seseorang yang tak ingun melepaskan setiap momen kesederhanaan itu. aku pasti akan memaknai setiap peristiwa, dan karena itulah aku menghargai hidupku.

Haha. Aku hanya berharap. Setiap saat. Setiap waktu, agar Tuhan, Sang Pencipta, Alloh SWT mendengarku. Aku hanya berharap, bahwa semua perngorbanan akan membuahkan hasil. aku hanya berharap aku benar-benar bisa menjadi “sesuatu”. Bisakah Kau mengabulkan-Nya Tuhan? Karena jika bukan Kau yang mengabulkan semua harapanku, lalu siapa lagi Ya Rabb?
Karena, ketika aku mengharapkan sesuatu dari makhlukmu, itu pasti akan berakhir dengan kekecewaan, dan air mataku akan jatuh, lalu aku takut, aku benar-benar jatuh tak bisa bangkit lagi. Aku berharap padamu Tuhan, agar aku segera menemukan jalanku, jalanku meraih dan menggapai semua mimpiku, jalanku untuk mewujudkan semua mimpiku, serta jalanku menemukan seorang pendamping hidupku.

Haha. Aku menangis, saat ini, Engkau melihatnya kan Tuhan? Haha. Aku hanya berharap, semoga aku dapat menemukan pendampingku. Pendamping yang bisa menguatkanku, membangunkanku ketika aku terpuruk. Memberi sandaran bahu, seseorang yang berani dan seseorang yang mencintaiku apa adanya. Seseorang yang selalu mendukung semua mimpiku, karena aku bisa jamin semua mimpiku merupakan hal yang positif, baik dan insyaalloh tak merugikan orang lain. Hm. Bisakah Engkau memberikanku seseorang yang seperti itu Ya Rabb?

Aku hanya berharap, aku dapat berbakti pada orang tua, membahagiakannya dengan kebahagiaan yang tak bernilai harganya, aku hanya berharap kesehatan selalu menyelimuti tubuh mereka,aku hanya berharap kami sekeluarga dapat selalu dalam lindungan-Mu, petunjuk-Mu dan tuntunan-Mu, dan aku sangat berharap, semoga kami menjadi orang yang senantiasa selalu mendekat pada-Mu, selalu berlari mengejar kebaikan, dan ridhoilah kami Tuhan untuk menjadi Hamba-Mu yang saleh. Hamba-Mu yang tulus, dan hanya berharap pada ridho-Mu, dan ku mohon, jangan jauhkan kami dari rahmat-Mu Y Rabb... bisakah Kau mengabulkan harapanku Ya Mujib?

Terakhir, aku hanya berharap Ya Rabb, izinkan aku menutup mata dengan keadaan bahagia lahir batin. Izinkan aku mati dalam keadaan murni, tulus mengharap ridho-Mu, dan izinkan aku meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Bisakah Ya Rabb?

Aku memang bukan ahli agama Ya Alloh, aku pun banyak memiliki kekurangan, saat ini, aku masih sangat jauh dengan semua harapanku, aku hanya seorang yang pengecut yang suka bersembunyi dalam kandang. Namun, Kau tahu aku Ya Robb, Kau yang jauh mengerti Aku, karena itu, berilah aku kekuatan, berilah aku ridho-Mu, dan pantaskan aku Tuhan untuk menjadi “sesuatu” itu.

Hanya itu ujung perenunganku dalam setiap malamnya. Aku selalu berharap akan ada malam-malam hari kemudian untuk selalu merintih pada-Mu. Aku selalu berharap akan ada hari itu, dan aku hanya berharap, semoga Kau kabulkan semua harapanku ini Ya Rabb. Karena aku ingin membuktikan pada diriku sendiri, akan hasil dari perenunganku, akan hasil dari menyendiriku, dan akan mimpi-mimpi besar yang bersemayang dalam pikiranku, karena itu Ya Alloh, dengan kerendahan hati yang tidak ku buat-buat, aku hanya berharap bahwa Kau dapat mengabulkan-Nya,mengabukan seluruh mimpi-mimpiku yang masih dalam kebulsitan. Haha. Dan aku sangat bersykur, terimakasih Tuhan atas perenungan yang Kau beri padaku, mimpi besar yang Kau tanamkan dalam pikiranku, semua teman, keluarga, semua peristiwa yang telah terjadi, dan aku sangat berterima kasih karena Kau telah menciptakanku Ya Rabb. Thank’s God, for everything.


~marsya sataly~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar