Ucapan A B C sudah beribu-ribu terlontar dalan mulut pendosa ini.
Tidak. Mungkin bagi kau itu bukan mulut. Tetapi pisau tajam yang menerkammu. Seakan menusukmu. Membuatmu sakit.
Ah. Itu hanya bayangan yang ada dipikirkanmu. Apa kau juga tau, bahwa kau melakukan itu semua padanya?
Ah tidak. Sepertinya dia lebih takut akan tajamnya pisau yang kau balas keluarkan itu. Ia jauh sangat takut, karena pisau yang kau keluarkan itu bisa sungguh mematikan hidupnya.
Hm. Apa kau tahu, bahwa ia sungguh sangat mencintai.jauh memikirkanmu. Jauh ingin membahagiakanmu. Jauh ingin melihatmu tertawa. Haha. Sayang, kau sepertinya tidak melihat jelas. Kau terlalu melihat mulutnya yang banyak membuat Ia menjadi pendosa.
Haha. Sungguh. Cintanya padamu, bermilyar-milyar lebih besar dibanding ucapan yang beribu-ribu itu. Beribu- ribu ucapan yang sering kau katakan menyayat hati.
Haha. Sungguh. Dia tidak terlihat bermaksud menyakitimu. Hanya caranya salah. Atau mungkin berbeda.
Aku mencintaimu mah. Jauh dari apa yang kau bayangkan. Apa yang kau piikirkan.
~ucapan seorang anak bermulut pendosa pada ibu yang melahirkannya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar