Rabu, 03 Agustus 2016

cinta miskin

Selamat malam. Malam panjang. 
Haha. Malam lagi. Lagi malam. Seperti biasa. Keresahan itu muncul dengan manja. Kegelisahan itu minta diperhatikan, dan, haha. Kerinduan itu memuncak tak pernah berkesudahan. Haha. 

Aku rindu. Tertawa bersama kita. Aku rindu saja dengan "apa sih" nya. Hm. Aku juga rindu dengan keroyalanku. Aku rindu dengan suasana kebersamaan yang tercipta di damar. Hm aku rindu arsely bersama. Aku rindu akan keberhasilan. Aku rindu akan tulisanku. Aku sangat merindukan menulis. Aku. . . Haha. Aku rindu akan semua kenanganku bersama dengannya. Ya. Dengannya. Siapa lagi? Haha. 

Aku mulai paham. Mengapa di dunia ini harus ada dua sisi. Ada yang baik. Ada yang jahat. Ada yang terang. Ada yang gelap. Ada yang kaya. Ada yang miskin. Ada yang putih ada yang hitam. Ada matahari. Ada bulan. Ada langit fajar, dan ada langit senja. Haha. Aku paham sekarang, bahwa mereka memang saling bersama beriringan, menjaga keseimbangan, namun tak bisa disatukan. 

Haha. Aku tak pernah tahu mengapa aku sangat menyukai langit senja. Aku tak pernah tahu, mengapa aku menyukai langit senja yang hanya sesaat muncul. Yang hanya sesaat menggiring terang menjadi gelap gulita. Langit biru yang perlahan berubah menjadi gumpalan putih biru orange dengan goresan abstrak tak beraturan hampir selalu menjadi pameran  lukisan alam tersendiri bagiku. Aku suka. Aku kagum, dan sangat menenangkan bagiku. 
Haha. Hm. Apakah ada hubungannya, ternyata aku lahir saat matahari terbenam? Haha. I don't know. Yang pasti langit senja berbeda dengan langit fajar. So, sudah dipastikan mereka tak bisa bersatu bukan?

Haha. Memang benar. Mencintai seseorang itu bukan sebuah pilihan, karena itu datang dari hati.

But we know this, 
We got a love that is homeless!
Why can't you hold me in the street?r
Why can't I kiss you on the dance floor?

Yaaps. Alunan lagu secret love song menemaniku. Haha. Cinta miskin. Haha. Cinta yang tak bisa aku perjuangkan. Cinta yang dari awal aku tak mau memperjuangkan. Cinta yang terus ku biarkan berkembang bagai rumput liar di pekarang yang tak pernah sekalipun ku cabut terlebih ku rawat. Haha.
Cinta miskin yang hanya mengendap dalam-dalam hingga ke dasar yang gelap tak terjamahkan. Haha. Cinta yang tak pernah bermodal, imitasi dari cinta platonis. Haha. Cinta miskin yang malang. Poor you...

Haha. Yang pasti berjuang berbeda dengan tak melakukan apa-apa. Setidaknya yang mencari berbeda dengan yang menunggu. Setidaknya sebuah ungkapan berbeda dengan yang hanya tinggal diam. Setidaknya memiliki berbeda dari mencintai, dan terakhir, matahari terbit berbeda dengan matahari terbenam.


                       ~marsya sataly~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar