Malam lagi, lagi malam. Haha. Hay.
Hay pembaca invisible....
I’am so sorry,pergi seenaknya. Hilang
seenaknya, datang seenaknya, dan apa- apa seenaknya. Maaf.
Entah sudah berapa kali seperti
ini. Hiatus? Atau malas menulis, enggan menulis? Atau apalah, haha. Maaf.
Aku memang seperti itu. aku memang
lebih impulsif. Lebih mengikuti naluri. Haha. Naluri menyendiri yang entah aku
pelajari dari siapa. Aku lebih suka merenung. Mengamati dari kejauhan, pergi
sesukanya, datang semaunya. Haha. Bukan egois. Hanya saja, aku pun tak tahu,
inilah caraku bertahan.
Di malam hari aku merenung. Jauh merenung.
Merintih perlahan, meminta belas kasihan Sang Pencipta. Mengadu pada alam apa
yang terjadi. Memojokkan diri kedalam sudut yang dalam nan gelap, hanya untuk
meringkuh tubuhku, menghangatkan diri, menguatkan diri, menundukkan diri. Sering
kali malam panjang membuatku mengukir mimpi setinggi langit. Terkadang mengingat
semua kejadian yang pernah terjadi, terkadang membuatku menangis riuh,
menggetarkan seluruh tubuhku, menggidik ketakutan karena aku takut tak bisa
melakukan apa-apa. aku hanya takut menjadi manusia yang tidak berbau manusia. Aku
takut menjadi manusia yang mati sia-sia. Aku hanya takut menjadi manusia yang
merugikan orang lain. Aku hanya takut menjadi manusia yang alam pun sebenarnya
tak mau menampungnya, dan yang paling aku takutkan, aku hanya menjadi manusia
yang banyak mimpi, namun tak satu pun aku bisa realisasikan. Aku hanya takut
menjadi manusia yang banyak omong kosong namun tak melakukan apa-apa, dan aku
hanya takut semua mimpiku menjadi bulshit tak berkesudahan.
Haha. Beginilah aku hidup, karena
inilah aku bertahan. Aku dengan setulus
hati, berusaha menyempurnakan niat, dan selalu memurnikan niat, untuk
benar-benar menjadi “sesuatu” untuk negeri ini, dunia ini. Aku hanya ingin
menjadi manusia yang baik. Baik menurut penilaian Sang Pencipta, menjadi
manusia yang merunduk seperti padi, mengalir kebawah seperti air, suka
bergotong royong seperti semut, menyejukkan seperti hembusan angin, menenangkan
seprti gemricik air, dan aku hanya ingin menjadi sebuah pohon kelapa yang
membagi kebermaknaan untuk semuanya. Aku hanya ingin berharap, bahwa suatu saat
semua mimpiku ini bisa terwujud suatu hari nanti.
Haha. Aku memang kasar. Keras. Suka
berkata kasar, tidak ada lemah lembutnya. Haha, saking jeleknya attitudeku, aku
ditinggal. Haha ditinggal menikah. Haha. Aku tak dendam. Hanya saja, orang yang
katanya mendukungku, percaya padaku, percaya akan cita-citaku, Ia saja
meninggalkanku. Lantas bagaimana dengan orang yang tak mengenalku? Apakah Ia
akan dengan mudah bisa mendukungku? Dengan mimpi-mimpiku yang masih bulsit?
Haha. Lebay. Ya. mungkin aku
lebay. Atau mungkin aku selalu memaknai segalanya? Aku sebenarnya humoris, suka
hal-hal yang menggelitik, membuat orang tertawa. Aku sebenarnya orang yang saru, tak beraturan. Namun, aku pun
orang yang berusaha tahu situasi. Apakah situasi lagi serius aku akan becanda? Atau
apakah aku akan membohongi seseorang agar menjadi sesuatu lelucon? Hahaha.
hidup memang sederhana. Aku pun tidak membuatnya rumit, hanya saja, aku
seseorang yang tak ingun melepaskan setiap momen kesederhanaan itu. aku pasti
akan memaknai setiap peristiwa, dan karena itulah aku menghargai hidupku.
Haha. Aku hanya berharap. Setiap saat.
Setiap waktu, agar Tuhan, Sang Pencipta, Alloh SWT mendengarku. Aku hanya
berharap, bahwa semua perngorbanan akan membuahkan hasil. aku hanya berharap
aku benar-benar bisa menjadi “sesuatu”. Bisakah Kau mengabulkan-Nya Tuhan? Karena
jika bukan Kau yang mengabulkan semua harapanku, lalu siapa lagi Ya Rabb?
Karena, ketika aku mengharapkan
sesuatu dari makhlukmu, itu pasti akan berakhir dengan kekecewaan, dan air
mataku akan jatuh, lalu aku takut, aku benar-benar jatuh tak bisa bangkit lagi.
Aku berharap padamu Tuhan, agar aku segera menemukan jalanku, jalanku meraih
dan menggapai semua mimpiku, jalanku untuk mewujudkan semua mimpiku, serta
jalanku menemukan seorang pendamping hidupku.
Haha. Aku menangis, saat ini,
Engkau melihatnya kan Tuhan? Haha. Aku hanya berharap, semoga aku dapat
menemukan pendampingku. Pendamping yang bisa menguatkanku, membangunkanku
ketika aku terpuruk. Memberi sandaran bahu, seseorang yang berani dan seseorang
yang mencintaiku apa adanya. Seseorang yang selalu mendukung semua mimpiku,
karena aku bisa jamin semua mimpiku merupakan hal yang positif, baik dan
insyaalloh tak merugikan orang lain. Hm. Bisakah Engkau memberikanku seseorang
yang seperti itu Ya Rabb?
Aku hanya berharap, aku dapat
berbakti pada orang tua, membahagiakannya dengan kebahagiaan yang tak bernilai
harganya, aku hanya berharap kesehatan selalu menyelimuti tubuh mereka,aku
hanya berharap kami sekeluarga dapat selalu dalam lindungan-Mu, petunjuk-Mu dan
tuntunan-Mu, dan aku sangat berharap, semoga kami menjadi orang yang senantiasa
selalu mendekat pada-Mu, selalu berlari mengejar kebaikan, dan ridhoilah kami
Tuhan untuk menjadi Hamba-Mu yang saleh. Hamba-Mu yang tulus, dan hanya
berharap pada ridho-Mu, dan ku mohon, jangan jauhkan kami dari rahmat-Mu Y Rabb...
bisakah Kau mengabulkan harapanku Ya Mujib?
Terakhir, aku hanya berharap Ya
Rabb, izinkan aku menutup mata dengan keadaan bahagia lahir batin. Izinkan aku
mati dalam keadaan murni, tulus mengharap ridho-Mu, dan izinkan aku meninggal
dalam keadaan khusnul khotimah. Bisakah Ya Rabb?
Aku memang bukan ahli agama Ya
Alloh, aku pun banyak memiliki kekurangan, saat ini, aku masih sangat jauh
dengan semua harapanku, aku hanya seorang yang pengecut yang suka bersembunyi
dalam kandang. Namun, Kau tahu aku Ya Robb, Kau yang jauh mengerti Aku, karena
itu, berilah aku kekuatan, berilah aku ridho-Mu, dan pantaskan aku Tuhan untuk
menjadi “sesuatu” itu.
Hanya itu ujung perenunganku
dalam setiap malamnya. Aku selalu berharap akan ada malam-malam hari kemudian
untuk selalu merintih pada-Mu. Aku selalu berharap akan ada hari itu, dan aku
hanya berharap, semoga Kau kabulkan semua harapanku ini Ya Rabb. Karena aku
ingin membuktikan pada diriku sendiri, akan hasil dari perenunganku, akan hasil
dari menyendiriku, dan akan mimpi-mimpi besar yang bersemayang dalam pikiranku,
karena itu Ya Alloh, dengan kerendahan hati yang tidak ku buat-buat, aku hanya
berharap bahwa Kau dapat mengabulkan-Nya,mengabukan seluruh mimpi-mimpiku yang
masih dalam kebulsitan. Haha. Dan aku sangat bersykur, terimakasih Tuhan atas
perenungan yang Kau beri padaku, mimpi besar yang Kau tanamkan dalam pikiranku,
semua teman, keluarga, semua peristiwa yang telah terjadi, dan aku sangat
berterima kasih karena Kau telah menciptakanku Ya Rabb. Thank’s God, for
everything.
~marsya sataly~