Rabu, 27 Agustus 2014

rishyan dan marsya

 “Saat ini,tepat satu tahun silam tragedi dompet bermotif bunga jatuh.” Ata menelan ludah.


Mulai saat itu,Ata dan Marsya sering sekali bertemu. Hampir tiap hari Ata mendatangi Marsya,terlebih saat Marsya berada di taman.. Pernah suatu ketika Marsya tak kunjung datang. hingga pukul 9 petang ia setia menunggunya di taman. Sampai-sampai Jambrong alias Sandi mengibuli Bosnya, ia berkata “ Bos,Rishyan tidak bisa masuk hari ini, karena sakit Bos. Katanya ia mencret-mencret terus,sampai stay terus di WC.” (dengan muka memelas yang dipaksakan pastinya).

Ya,
Ata selalu ada untuknya. Menunggu dengan santai di kursi panjang yang berada di taman. Sesekali ia pergi ke warung dekat taman untuk memesan coffemix atau sekedar bercengkerama dengan Jambrong. Saat melihat Marsya dari kejauhan ia bergegas pergi menghampirinya. Meninggalkan semua, termasuk Jambrong yang baru saja datang.

Dari awalnya yang berbicara sepatah dua kata, lama-lama berbicara sejam dua jam. Dari awalnya yang bertemu hanya berkisar sejam dua jam,kini mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam. terlebih saat hari libur, Ata sering mengajak Marsya jalan-jalan. Pinternya Ata, ia mengajak Marsya ke toko buku. Tepat. Itu memang tempat favorit Marsya. Dan tak bisa dielakkan lagi, Marsya benar-benar nyaman dengan Ata. (bagaimana bisa tahu??? Ya. Kelihatan sekali dari raut wajahnya. Senang Gembira tanpa beban)

Ata benar-benar pandai. Ia memangkas habis apapun yang berhubungan dengan dirinya. Terlebih saat bertemu dengan Marsya. Ia benar-benar meninggalkan kesan yang apik di setiap moment bersama Marsya.


 “aish,,, semua terjadi begitu cepat!!!” sembari menghisap dalam-dalam, yang pada akhirnya menciptakan kepulan besar hitam menambah secuil polusi udara. Ia tersadar dari lamunannya itu. lamunan indah bersamanya.


Ingatan ia kembali saat ia mulai meminta no ponsel Marsya. Ya, pada saat itu, belum jamannya bbm,android atau ponsel pintar. Dulu ponsel pintar semua ponsel yang bisa SMS dan telpon saja.
Dulu, masih melekat dibenaknya, saat ia kontak-kontakan dengan Marsya. Sesekali Telpon dan lebih banyak SMS, batinnya berkata “biar rindunya memuncak. Besok paling ketemu di taman.” Mulai dari situ, sebenarnya Ata menyadari, bahwa dirinya tak hanya menyukai  Marsya, namun kini bertambah menjadi rasa sayang.


 Saat mengingat ini,Ata terlihat senyum-senyum sendiri. Batinnya berkata,"coba datang lagi waktu-waktu seperti itu."

Hingga suatu hari itu, yang menjadi jurang pemisah di antara keduanya. Saat itu, Ata dan Jambrong sedang duduk di taman. Sekitar pukul 11 malam. Mereka bersenda gurau,tentang bos yang rempong, tentang berita yang muncul hari ini, mereka berlagak seperti pengamat politik. Terlebih pasca pemilihan presiden kemarin, hingga yaps. Gadis itu.

“sampai kapan lu umpet-umpetan gini?ntar Marsya lihat bingung dah lu mau ngomong apa!”

“tak kan pernah terjadi kalo lu kaga ngomong mbrong!”

“eh,,,gua kaga ngomong pun. Kalo dia lihat, pasti ya . . . . . . gitu dah!”

“kaga lah,gua udah tahan-tahanin sampai kecut ni bibir. Sampai gua menjadi tehetarian, bukan pecandu kopi. Udah gitu, sejam sebelum ketemu dia,gua makan permen yang relak-relak apa itu namanya *eits jangan sebut merk, yang iklannya permen wangi,,penyegar mulut.”

“daplun,gua kan ngomongnya kalo tu cewe liat elu!!!gimana?” jambrong dengan suara yang meninggi.

“gak lah,jam segini koh! Tuh liat,taman sepi gini koh. Paling-paling tinggal gua ama elu, dan kita pasti dikira gay ama orang yang liat. Lagian elu punya pacar si biar ga ama gua terus!”

“leh,,,lu juga kaga punya! Kaga punya ngomongi kaga punya. Ya olih!!! Ckck. Gua  balik ke kantor.  Lu juga,kerjaan masih melambai-lambai tuh. Ga selesai,bos bisa ngancurin tu kantor!”

“hahaha,,yang penting ga bisa ngancurin ati gua.wkwk. sejam lagi gua nyusul.”

 Lagi lagi ia melihat sekitar jalanan yang mulai sepi, jalan yang berwarna kuning,akibat pantulan lampu sorot penerang jalan. Ia menghembuskan nafas. Ingin sekali itu yang terakhir. Karena ia merasa gagal menjadi orang. Ia tetap sampah yang menjadi sampah.begitulah pikiran yang tak pernah dilepasnya. Pikiran yang hancur dan mematikan. Tiba-tiba teringat peristiwa itu,

“Mas Ata,apa itu kau?”

Kata-kata itu seakan-akan menusuknya dari belakang. Kata-kata yang tak pernah ia bayangkan,akan terjadi. Tepat saat ia memegang sesuatu yang sangat ia jauhkan dari gadis yang sudah di belakangnya. Ia berusaha tenang. Dan membalikkan badan menghadap arah suara itu datang,berusaha untuk menutupi apa yang ia bawa di belakang punggungnya.

“ya,,ini aku.  Malam-malam begini mengapa ada diluar?” melihat wajah gadis itu, sedikit lusuh tanpa memakai baju hangat.

“Cuma cari angin sebentar. ”  gadis itu menjawabnya dengan pelan. Dengan wajah yang tertunduk, seakan-akan telah terjadi sesuatu padanya.

“coba lihat aku”, tanpa disadari ia menyodorkan kedua tanganya lalu mencoba mengatup kedua tangan gadis itu. dan, benda yang Ata berusaha untuk tetap tersimpan di balik punggungnya.seketika terhempas mengenai tangan kiri gadis itu.

Tidak sakit,hanya saja, Marsya menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat Ata dengan ketidak percayaan dan ia bergegas untuk berlari menjauhinya. Hanya saja, Ata sudah memegang tangannya dengan erat,mencoba untuk menenangkannya.  “sebentar Sya,ini salah paham.”

“gak mas,aku mau pulang.” Dengan sekuat tenaga mencoba untuk lepas dari tangan Ata.

“Sya.
Oke aku anter pulang ya.”

“gak usah mas. Aku bisa sendiri!” menghentakan tangannya dengan tangan Ata,dan Ata mengalah. Ia meregangkan tangannya.


 Jambrong membuyarkan semuanya.“Wey,,,ngalamun aje lu. Tau ga si lu!jam berapa ini!!!!!” sembari menunjukan jam tangannya. Menandakan pukul 23.00.

“sialan banget lu,geblek bener lu! Elu ngagetin GUA!!!!”

“hahaha,,nih,,,jus sirsak yang udah mencair. Nungguin elu, dari tadi siang.kaga elu apa-apain. Sentuh pun kaga,dirasainpun kaga. Lu phpin dia namanya tu. Entar ati-ati balik ke elu baru tahu rasa lu!” (dengan muka yang absurd)

“ndasmu!!!gua kaga pernah phpin tu jus. Yang ada gua anggurin!!!”

“dasar somplak. Sama aja keles! Lu masih mikirin dia? Hm,,gua udah ingetin waktu itu kan. Lu ngeyel aja. Ngomong ma elu kaga ada berhentinya. Ckck. Udah lah,,hubungi tu cewe. Lu sih, sebulan ini kaga ngasih penjelasan apa-apa. Waktu itu, lu bukannya anterin dia pulang. Malah ngikutin dari belakang. Emang elu peliharaannya!!!dah gitu,  Kaga bicara apapun lagi..ckck bego lu!!!

“emang gua yang salah.ngomong apa juga bingung. Sms takut ga di balas. Telpon, Gila aja gua!”
                                                                                ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar