Selasa, 26 Agustus 2014

ata dan sataly

Kala itu,
kabut mulai menyapa  dengan hangat, malam mulai menampakan rona hitam pekatnya, adzan mulai berkumandang, ayam jago mulai berkokok bersaut-sautan dan pemuda itu, sibuk menarik tubuhnya dalam-dalam menyesuaikan selimut bermotif kotak-kotak birunya. Tak berselang lama, rona hitam pekat di langit berubah menjadi terang benderang. Kicauan burung pipit mulai terdengar merdu di telinga yang mendengarkan.  Sang Mentari mulai muncul memancarkan senyum terjailnya membuat hampir sebagian orang yang memulai aktifitasnya sesekali memicingkan matanya.


Alarm putih berbentuk burung pipit bertengger di pohon itu mulai berkicau,menunjukan waktu pukul 06.00. kicauan itu tidak sebagus kicauan aslinya, tetapi cukup untuk membuat kejutan hebat di gendang telinganya yang memaksakan ia untuk bersegera bangun membunuh suara memekikkan itu. Batin ia bersumpah serapah , brisik sekali!aku baru bisa tertidur jam  4 pagi, dengan pekerjaan yang masih aku tinggalkan. Apa kau tahu,aku sangat cape?!” sembari memasukan alarm itu ke laci lemari kecilnya.


Tepat pukul 07.00, alarm itu berbunyi lagi. kali ini ia datang dengan suara yang terdengar manusiawi. Membuat Sang Pemilik yang sedikit terbangun tersenyum geli. Namun, seketika itu juga ia melanjutkan tidurnya.


Selang beberapa waktu,ponselnya berdering..seketika ia terpelanjat bangun karena posisi ponsel tepat berada ditelinganya. Ia berdecak pelan, batinnya berkata “sompret,karma alarm.” ia lalu meraih ponselnya  “JAMBRONG KUNYUK “ nama yang tertera di layar ponsel. “brisik sekali kau ini!ada apa hah?tak bisa melihat sahabatmu ini beristirahat sebentar?” . Terdengar suara dari kejahuan menyeletuk,”arghhh,,kau ini, Ta. Aku bukan orang seperti itu. aku cuma mau mengatakan sesuatu. kau pasti senang jika mendengarnya.” Ia mengeraskan volume suaranya “APAAN TUH??? Jangan bilang, aku ditunggu oleh bos Gemblung itu. kau suka sekali mengada-ada! Ogah ah,.”


“Cewe itu,ia ada di taman!”.
“MASAA???ini baru jam 7 pagi kan? biasanya ia baru datang jam 9. hm,,kamu salah lihat pasti mbrong!”
“kaga lah,,, cewe kaya dia cuma satu keles. Cepet lu mau kekantor jam berapa? Keburu dia pergi!”
“secepat kilat pesti mbrong. Tapi,bukan dia lah.kamu sudah tahu,aku mengintainya sudah setengah tahun ini. Dan ia melewati, atau hanya sekadar duduk di taman sekitar pukul 9 mbrong.”
“ah, banyak bacot lu Ta! Tesera,, Gua mau deketin tu cewe. Gua mau kenalan. Ntar kalau gua kenal dia, gua kenalin ke lu,hehehe. Gimana?”
“wah,,sialan lu mbrong. Lu kenalan sama cewe?kaga percaya gua. Sekarang Lu beliin gua vanila latte sama amunisi aja. Yang entengan aja mbrong, entar aku ganti. Jangan sentuh tuh cewe. Pantengin aja sampai aku datang.”
“hits, tapi seminggu ini,pekerjaan kamu yang tangani. Aku bantu-bantu dikit  aje lah, oke?deal yaa”
“hm. Jaga tu cewe!!!” bip. Suara dari sebrang sana mati,Jambrong yang sebenarnya bernama Sandi itu melihat ponselnya sambil berkata “sadis lu Ta. Sapa-sapamu juga bukan,udah suruh gua jagain. Gua seharusnya jagain dia biar jangan sampai kenal lu. Itu yang bener!!!”

 ***
Ia langsung bergegas sambil bergumam “Ya,,ini cewe itu. cewe yang selama ini ku perhatikan diam-diam.sudah setengah tahun,aku belum berani mengatakan sepatah katapun. Berdiri di hadapannya juga aku tak punya muka. Hm,,mungkin ini saatnya. Saatnyaaa".


Ia benar-benar tergesa-gesa. Di benaknya hanya ingin bertemu dengan cewe itu. cewe yang beberapa minggu lalu ia ketahui namanya. Tak cukup lama ia berdandan di depan kaca. Dan setelah itu,ia keluar mmengambil motornya dan sesaat kemudian ia memasukan kunci dan gerombolan asap mengepul keluar dari knalpotnya disertai suara yang memekikkan telinga. Tanpa ada pemanasan, motor itu melaju kencang, seperti kencangnya detak jantung Sang Pemilik.


Dari tadi,hanya kedua tangan dan kakinya yang bekerja keras menaklukan jalanan yang tak pernah sepi.dan tak memakan waktu yang lama,ia sudah berada di taman itu. taman di belakang kantor ia bekerja. Taman yang setiap hari menjadi temannya untuk mengintainya,menunggu cewe itu datang hingga melihat cewe itu lepas dari penglihatannya.

Ia melihat Jambrong, ia tersenyum tipis, “kau ini mau mengintai apa mau memangsa!”
Jambrong membalikan badan “hey Ta. Kau sudah datang.hm,, cepat sekali.benar-benar kau ini Ranjem! ckck”
“weitz,,,kamu kok ngomongi diri lu sendiri.haha”
“ini pesenan lu.” (sambil memberikan segelas vanila latte dan sebungkus U-mild). “Gua mau datangi bos bawel dulu. Lu baik-baik ma cewe itu.jangan diapa-apain, ntar nyaknya dateng ke kantor urusannya berabe loh!”
“ndasmu kui,,ckck.thank”
 ***

Ia melihatnya,,, benar. Itu dia. Memang dia. Cewe yang ia suka dan kagumi. Cewe yang entah mengapa namanya mengandung nama ia. Ia meminum vanila latte,untuk mencoba menenangkan suasana hati yang berdebar kencang.Namun,hanya seteguk.Karena ia menyadari cewe yang di intainya bergegas pergi. Cewe itu terlihat buru-buru hingga cewe itu tak menyadari dompet putih bermotif bunga terjatuh.

Saat itu juga. Ia berlari mengambil dompet itu dan memanggil “mbaaa,,, mbaaa,, mba Mar. . . .” ia berhenti. Dan mengoceh sendiri,” Aduh,,mengapa aku memanggil namanya,nanti bisa beda cerita kalau dia tau aku mengetahui namanya".

Sesaat kemudian ia sontak kaget dan melempar dompetnya, “hmmm,,mba..saya bukan pencuri apa lagi pencopet.”  (Ya saat itu,,cewe itu tepat berada di depannya, di hadapannya.)
Cewe itu berkata” iya saya tahu. Mas tadi yang memanggil saya kan,itu dompet memang dompet saya. (sambil mengambil dompetnya yang terjatuh dilantai dan pada saat yang bersamaan ia juga mengambil dompet itu,untuk diberikan cewe itu).
Dan adegan seperti di sinerton atau film-film,memang bisa terjadi. Kedua tangan itu bersentuhan hanya karena mengambil dompet yang terjatuh.

“ini mba dompetnya,,coba di cek dulu takut ada yang hilang” (dengan raut wajah yang sangat merah)
“tidak ada yang hilang kok mas. Terima kasih mas,kalau gak ada mas,mungkin dompet ini bisa hilang.”

“iya sama-sama mba. hm,,,saya Ata. Ata Rishyan. Mba?”
“hm,,saya Marsya Sataly. Panggil saja Marsya”.

Dan tak terelakkan lagi hari penantian Ata akhirnya datang juga.
Dan kini,,dua telapak tangan itu menyatu dan tak ingin di lepaskan. Yang pasti itu perasaan Ata yang berbicara.

Ia hanya berkata dalam hatinya, ”ini baru awal. Awal penantianku yang dahulu tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dengan pengintaianku selama ini,dengan segenap caraku untuk mencari tahu seluk beluk dirinya dan pada akhirnya ku bertemu ia saat ini. Akan ku buktikan pada diriku sendiri, bahwa aku tak salah menilainya. Oh,,,Marsya Sataly. Aku menyukaimu lebih dari siapapun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar