“Ka marsyaaa,” gadis kecil ini berlari dan memeluknya. Marsya hanya melebarkan kedua tangannya. Seketika dua gadis itu berpelukan. Melisa berkata, “ aku rindu kak”. Setelah pelukan erat itu, Marsya mencium kening gadis yang sedari tadi menunggunya. Ia lalu menggenggam tangannya erat lalu mengajaknya pergi berkeliling panti. “ hih, aku sebel. Kakak sombong banget. Kata Pak Dul, kakak sering duduk depan sekolah kan? Tapi kakak dateng waktu aku sudah pulang. Kenapa ga main kesini sih? Udah lupa apa sama aku?” kata Melisa dengan muka cemberut.
“hehe, maaf. Kakak lagi sibuk koh. Tapi sekarang kakak disini kan datengi melisa? Melisa udah sembuh kan? Sekolahnya gimana? Mau ujian tengah semester kan?” sambil mengelus rambut gadis cilik itu.
“Ini lagi ujian kakak. Aku sudah sehat donk. Kan aku kuat kaya kakak,hehehe. kakak sekarang kurus sih. Kakak ikut program diet yang ada di tv-tv ya? Ah kakak. Ga usah ikut-ikutan giituan. Kakak berarti gak bersyukur sama Alloh tuh.” Seru Melisa yang sedari tadi memutari Marsya.
“hahaha, enggak Melisa sayang. enggak ah, kakak emang segini aja kan? Kakak tambah manis lah iya yaaa? Hayo belajar sanah.”
“hihi, kalau kakak manis,berarti melisa cantik yaa. Oh ya, kakak udah makan?aku buatin mie mau? Kan kakak payah. Gak bisa masak. Hehehe. Melisa kalau inget waktu kakak bikin mie rebus waktu itu. Masa bumbunya dimasukin semua sekalian plastiknya.hehehe. kakak lucu” sambil mengejek Marsya.
“hih, waktu itu kan kakak lupa,kakak kira itu bumbu udah dikeluarin. Eh gak taunya masih didalam. Hi ih, Melisa baru ketemu udah gitu yaaaa,,,awas kamu yaaaa.” Sambil mengelitik punggung Melisa.
“ihiiiii,,kaka geli. Melisa buatin yaaaa,,, kakak jangan pergi-pergi tapi. Atau ga melisa ajarin bikin mienya. Gimana?”
“Melisaaaaaa. Kakak kan uda bilang kalo waktu itu . . . . “
“hehehe iya iya. Waktu itu kakak lupa bumbunya. (sembari berkata seperti Marsya)
“hahaha,,,kamu bisa aja Sa sa. (sambil mencubit pipinya)”
“ayuh ke dapur kak”
“enggak usah de, kakak gak laper. Main aja yuh. Main sambil belajar. Kalau melisa ga bisa jawab pertanyaan kakak. Melisa harus, hm. Pijetin kakak. Gimana?”
“kalo bisa Melisa dikasih apa? Hm. Jalan-jalan ke pasar ikan lagi kaya waktu itu yaaaaa. Oke oke?”
“iya boleh. Tapi jangan kaya waktu itu, Melisa ngeliatin ikan terus. Sampai-sampai diajak pulang gak mau. Harus disodorin es krim dulu baru mau. Kakak ogah kalo kaya gitu mah.”
“iya iya kak. Gitu aja. Kan aku lagi memperhatikan ikan. Abis ikannya diem aja. Tenang banget kayanya di akuarium. Aku jadi suka ikan. Sukaaaa banget. Kaya cincin yang kakak pakai itu. Gambarnya ikan kan? Kakak suka ikan juga apa? Emm. Tapi jelek. Kakak pakainya di jempol. Hih, jelek tauuuuuu.”
“hahaha. Kamu diem-diem merhatiin kakak yaa. kakak suka ikan, dari kecil ayahnya kakak suka melihara ikan. Kalau yang gambar dicincin ini, ada artinya sendiri de. Hm, gambarnya kan tulang ikan ada 3 gambar.” Sambil menunjukan cincinnya ke melisa.”
“ih iya, ada tiga. Melisa kira Cuma satu. Itu ada artinya emang kak? Orang gambar tulang ikan doank juga,”
“hahaha. Melisa Melisa, nih kakak jelasin. Tulang ikan itu sama aja kaya manusia. Kalo manusia itu jauh sama Penciptanya, ya nanti bakal jadi tulang ikan itu, ga berguna, Cuma jadi pengganggu dan ngerepoti. Coba melisa kalo makan ikan, terus kena durinya, gak enak kan? Maksudnya kakak pakai cincin ini, biar kakak selalu inget,kalo kakak itu hidup didunia ini pasti selalu butuh Alloh. Ya kaya ikan, selalu butuh air untuk bisa tetap hidup. Kalau kita jauh dari Alloh, ya nanti Cuma bisa jadi tulang ikan. Emangnya Melisa mau?”
“ hih,enggak lah. Kata Bu Pur kita harus sering-sering baik sama orang. Apalagi sama orang yang membutuhkan pertolongan. Kaya melisa waktu ga bisa jawab soal matematika tadi. Terus, temen melisa bantuin, baik kan dia,”
“melisa. Hoooo,,ga belajar apa? Iya gak papa tanya sesekali boleh, tapi melisa harus belajar juga. tapi kakak percaya, melisa kan anak pintar. Oh ya, kata Bu Pur sekarang suka nulis-nulis ya.”
“hihihi,,iya. Ih, bu pur bilang apa aja emang kak? Nanti Melisa marahi bu pur ah. Melisa malu tahu. lhah terus maksudnya ada tiga tulang ikan itu gimana? Apa kaka suka angka tiga?”
“hahaha. Kamu sekarang kritis ya. Tanya-tanya terus. Nyrocos terus. Hehe tapi gak papa. Bagus kok. Hehe. Maksudnya ada juga de. Hm. Kakak kasih tau gak ya?”
“hiih,kakak. Aku kan ikut-ikutan kaka. Dulu kakak waktu pertama kesini juga sukaaaaa banget tanya-tanya melisa. Kepo deh kakak. Hehehe. Apa artinya kak? Jangan bikin Melisa penasaran sih. Emmm, yaudah Melisa juga mau beri kakak sesuatu.”
“apaan itu?”
“ kasih tau gak ya?”
“melisaaaa!”
“wekk,,,emangnya enak? Penasaran nih yeeee”
“hahaha,sekarang pinter ngeles juga ya,,hahahaha”
“ kan aku belajar dari kakak. Dulu waktu Melisa ngamuk,kakak selalu buat lelucon biar melisa ga ngamuk-ngamuk. Kaka sampai dilihat sama temen-temen kaya orang gila. Habis cerita lawakan kaka gak ada habisnya. Apa lagi yang biksu tong itu. haha, kaka emang sedikit gila ya,,,hehe piss ka”
“hahaha,,,dasar melisaaa. Hm, maksudnya. Hm,,,,, kakak malu bilangnya.”
“ngapain malu-malu sih kak? Ntar melisa kasih tau apa yang mau melisa kasih.”
“ hm,,maksud dari ketiga tulang itu, maksudnya. Hm. Kakak mau punya pasangan yang sama-sama berfikiran selalu membutuhkan Alloh, yang inget sama Alloh. Jadi kakak mau menunggu pasangan kakak, yang diberi sama Alloh, jadi. Intinya biar kakak, pasangan kakak sama Alloh saling ridho. Mudeng gak melisa? Hehehe. Gak mudeng pesti ya?”
“enggak. tapi yang melisa denger, kakak berarti pengin punya pacar yaaaaa????ciye,ciyeeee. Sebenarnya melisa pengin banget bilang sama kaka. Kalau kakak kok ga pernah bawa cowonya. Waktu itu pernah bilang bu pur. Tapi melisa langsung dimarahin, katanya jangan tanya ke kak marsya loh. Gitu kak. hehe”
“hahahaha,,, kakak jadi malu. Hahaha,,, belum dikasih sama Alloh de. Kan sekarang juga kakak sama Melisa kan. Nanti kalo kakak punya pacar, terus kakak jarang kesini gimana?”
“ amit-amit, jangan sampai. Hehehehe. Entar melisa sendirian kak. Tapi kan kalau kaka punya pasangan, Melisa yakin juga kakak ga akan lupain Melisa. Yang ada kaka pasti bawa pasangannya kesini. Iya kan, iya kan?”
“hahaha, Melisa pede banget. Hehe. Oh ya, jadi melisa mau ngasih apa?”
“oh ya. Bentar ya kak.” Melisa berlari menuju kamarnya.
“ini,buat kakak. Aku liat kakak suka pakai gelang. Ini waktu itu ada yang jualan di depan sekolah, tinggal satu loh kak. Terus melisa beli. Eh, bakulnya
ngomong buat siapa ya? Masa dikira buat pacarnya melisa. Melisa bilang aja, buat kakak. Eh, ternyata mas bakul itu tahu kakak. Terus digratisi. Kakak terkenal banget disekitar sekolah melisa ya? Pak penjaga sekolah waktu itu bilang, kakak tiduran diteras ya, hi,kaya pemulung aja,hehehe. Kenapa gak ke panti aja sih?”
“hahaha, ketahuan deh. Waktu itu kakak lagi tanggungan. Gelangnya bagus. Kaka boleh pakai gak nih?”
“bolehlah,sini aku pakaiin ya kak, Ini gelangnya juga tinggal satu, tadi dipilihi mas bakulnya. Gelangnya juga didalam tas, gak dipajang. Jadi masih bagus bentuknya. Tulisannya “friend” bagus kan? Eem, ada artinya juga loh kak,”
“hahahaha,,,sekarang Melisa mainnya arti ya. Hm, artinya apa coba?”
“emmmm,,,sebentar. Artinya apa yaaaaa?” melisa berfikir
“hahaha,,, kaka jadi temen Melisa,Gitu?”
“bisa jadi. Tapi,,,,,,,, emmmmmm. Ahaaaaaaaaa. Aku tahu. Berarti kak Marsya selalu butuh teman.gimana?” dengan raut wajah yang gembira karena berhasil menemukan arti menurutnya yang paling cocok.
“hahaha,,,,kamu. Bisa aja Sa sa. Bagus, kakak suka,sukaaa banget, makasih yaaa”(mengikuti gaya bicara Melisa”
“hi ih, kakaaaak..”
“hehe, yaudah. Udah sore, udah mau hujan. Kaka pulang yaaa.”
“tunggu hujan sih, kita hujan-hujanan bentar. Melisa kalau ada kaka kan boleh hujan-hujanan. Pokoknya kakak ga boleh pulang.”
“ sudah sore Melisa, besok-besok lagi ya hujan-hujanannya. Kakak malah lupa, tadi kakak mau bikin permainan sambil belajar malah ga jadi kan. Maaf ya, besok-besok lagi, oke?”
“hih, kakak. Kakak tadi kan udah bermain sambil belajar. Yey,berarti kakak harus ngajak Melisa ke pasar ikan. Tadi kak Marsya tanya melisa jawab, kakak tanya lagi, melisa jawab lagi. Jadi kakak punya utang,yeye asik. Utangnya jadi dua, ke pasar ikan sama hujan-hujanan.”
“Melisaaaa. Tadi kan maksudnya pertanyaan soal. Bukan kaya gitu?” dengan raut wajah yang disuramkan.
“tadi kakak gak bilang. Berarti utang loh. Tadi juga melisa belajar. Kalo melisa juga butuh banget Alloh. Melisa jadi bersyukur masih bisa bernafas nih kak,,,”
“hahaha, anak pintar-anak pintar, tapi pinternya, pinter ngeles bangeeeet.” (sambil mengacak-acak rambut kriting melisa)
“kak Marsya,rambut melisa jadi berantakan.” Seru Melisa yang seketika cemberut.
“hahaha,yauda kakak pulang dulu yaaa,,,belajar yang rajin. Terima kasih gelangnya yaa sayang” sambil mengecup keningnya.
Setelah berpamitan dengan Bu Pur, melisa meninggalkan panti, rintik hujan turun. Bersamaan dengan itu, tes. Tes. Tes. Satu persatu butir air matanya turun. “ah, kau datang diwaktu yang tak tepat” batinnya berkata pada butir air matanya, sembari menghapus air matanya itu. Batinnya berkata,”Melisa, kau sangat mengerti aku, terimakasih.”
Dari kejahuan Melisa berlari menuju depan panti. Melisa memanggil namanya.
“kak Marsya, kak Marsya. Ada yang mau kenalan sama kakak........kaaaaaaa,,,, “
“hehe, maaf. Kakak lagi sibuk koh. Tapi sekarang kakak disini kan datengi melisa? Melisa udah sembuh kan? Sekolahnya gimana? Mau ujian tengah semester kan?” sambil mengelus rambut gadis cilik itu.
“Ini lagi ujian kakak. Aku sudah sehat donk. Kan aku kuat kaya kakak,hehehe. kakak sekarang kurus sih. Kakak ikut program diet yang ada di tv-tv ya? Ah kakak. Ga usah ikut-ikutan giituan. Kakak berarti gak bersyukur sama Alloh tuh.” Seru Melisa yang sedari tadi memutari Marsya.
“hahaha, enggak Melisa sayang. enggak ah, kakak emang segini aja kan? Kakak tambah manis lah iya yaaa? Hayo belajar sanah.”
“hihi, kalau kakak manis,berarti melisa cantik yaa. Oh ya, kakak udah makan?aku buatin mie mau? Kan kakak payah. Gak bisa masak. Hehehe. Melisa kalau inget waktu kakak bikin mie rebus waktu itu. Masa bumbunya dimasukin semua sekalian plastiknya.hehehe. kakak lucu” sambil mengejek Marsya.
“hih, waktu itu kan kakak lupa,kakak kira itu bumbu udah dikeluarin. Eh gak taunya masih didalam. Hi ih, Melisa baru ketemu udah gitu yaaaa,,,awas kamu yaaaa.” Sambil mengelitik punggung Melisa.
“ihiiiii,,kaka geli. Melisa buatin yaaaa,,, kakak jangan pergi-pergi tapi. Atau ga melisa ajarin bikin mienya. Gimana?”
“Melisaaaaaa. Kakak kan uda bilang kalo waktu itu . . . . “
“hehehe iya iya. Waktu itu kakak lupa bumbunya. (sembari berkata seperti Marsya)
“hahaha,,,kamu bisa aja Sa sa. (sambil mencubit pipinya)”
“ayuh ke dapur kak”
“enggak usah de, kakak gak laper. Main aja yuh. Main sambil belajar. Kalau melisa ga bisa jawab pertanyaan kakak. Melisa harus, hm. Pijetin kakak. Gimana?”
“kalo bisa Melisa dikasih apa? Hm. Jalan-jalan ke pasar ikan lagi kaya waktu itu yaaaaa. Oke oke?”
“iya boleh. Tapi jangan kaya waktu itu, Melisa ngeliatin ikan terus. Sampai-sampai diajak pulang gak mau. Harus disodorin es krim dulu baru mau. Kakak ogah kalo kaya gitu mah.”
“iya iya kak. Gitu aja. Kan aku lagi memperhatikan ikan. Abis ikannya diem aja. Tenang banget kayanya di akuarium. Aku jadi suka ikan. Sukaaaa banget. Kaya cincin yang kakak pakai itu. Gambarnya ikan kan? Kakak suka ikan juga apa? Emm. Tapi jelek. Kakak pakainya di jempol. Hih, jelek tauuuuuu.”
“hahaha. Kamu diem-diem merhatiin kakak yaa. kakak suka ikan, dari kecil ayahnya kakak suka melihara ikan. Kalau yang gambar dicincin ini, ada artinya sendiri de. Hm, gambarnya kan tulang ikan ada 3 gambar.” Sambil menunjukan cincinnya ke melisa.”
“ih iya, ada tiga. Melisa kira Cuma satu. Itu ada artinya emang kak? Orang gambar tulang ikan doank juga,”
“hahaha. Melisa Melisa, nih kakak jelasin. Tulang ikan itu sama aja kaya manusia. Kalo manusia itu jauh sama Penciptanya, ya nanti bakal jadi tulang ikan itu, ga berguna, Cuma jadi pengganggu dan ngerepoti. Coba melisa kalo makan ikan, terus kena durinya, gak enak kan? Maksudnya kakak pakai cincin ini, biar kakak selalu inget,kalo kakak itu hidup didunia ini pasti selalu butuh Alloh. Ya kaya ikan, selalu butuh air untuk bisa tetap hidup. Kalau kita jauh dari Alloh, ya nanti Cuma bisa jadi tulang ikan. Emangnya Melisa mau?”
“ hih,enggak lah. Kata Bu Pur kita harus sering-sering baik sama orang. Apalagi sama orang yang membutuhkan pertolongan. Kaya melisa waktu ga bisa jawab soal matematika tadi. Terus, temen melisa bantuin, baik kan dia,”
“melisa. Hoooo,,ga belajar apa? Iya gak papa tanya sesekali boleh, tapi melisa harus belajar juga. tapi kakak percaya, melisa kan anak pintar. Oh ya, kata Bu Pur sekarang suka nulis-nulis ya.”
“hihihi,,iya. Ih, bu pur bilang apa aja emang kak? Nanti Melisa marahi bu pur ah. Melisa malu tahu. lhah terus maksudnya ada tiga tulang ikan itu gimana? Apa kaka suka angka tiga?”
“hahaha. Kamu sekarang kritis ya. Tanya-tanya terus. Nyrocos terus. Hehe tapi gak papa. Bagus kok. Hehe. Maksudnya ada juga de. Hm. Kakak kasih tau gak ya?”
“hiih,kakak. Aku kan ikut-ikutan kaka. Dulu kakak waktu pertama kesini juga sukaaaaa banget tanya-tanya melisa. Kepo deh kakak. Hehehe. Apa artinya kak? Jangan bikin Melisa penasaran sih. Emmm, yaudah Melisa juga mau beri kakak sesuatu.”
“apaan itu?”
“ kasih tau gak ya?”
“melisaaaa!”
“wekk,,,emangnya enak? Penasaran nih yeeee”
“hahaha,sekarang pinter ngeles juga ya,,hahahaha”
“ kan aku belajar dari kakak. Dulu waktu Melisa ngamuk,kakak selalu buat lelucon biar melisa ga ngamuk-ngamuk. Kaka sampai dilihat sama temen-temen kaya orang gila. Habis cerita lawakan kaka gak ada habisnya. Apa lagi yang biksu tong itu. haha, kaka emang sedikit gila ya,,,hehe piss ka”
“hahaha,,,dasar melisaaa. Hm, maksudnya. Hm,,,,, kakak malu bilangnya.”
“ngapain malu-malu sih kak? Ntar melisa kasih tau apa yang mau melisa kasih.”
“ hm,,maksud dari ketiga tulang itu, maksudnya. Hm. Kakak mau punya pasangan yang sama-sama berfikiran selalu membutuhkan Alloh, yang inget sama Alloh. Jadi kakak mau menunggu pasangan kakak, yang diberi sama Alloh, jadi. Intinya biar kakak, pasangan kakak sama Alloh saling ridho. Mudeng gak melisa? Hehehe. Gak mudeng pesti ya?”
“enggak. tapi yang melisa denger, kakak berarti pengin punya pacar yaaaaa????ciye,ciyeeee. Sebenarnya melisa pengin banget bilang sama kaka. Kalau kakak kok ga pernah bawa cowonya. Waktu itu pernah bilang bu pur. Tapi melisa langsung dimarahin, katanya jangan tanya ke kak marsya loh. Gitu kak. hehe”
“hahahaha,,, kakak jadi malu. Hahaha,,, belum dikasih sama Alloh de. Kan sekarang juga kakak sama Melisa kan. Nanti kalo kakak punya pacar, terus kakak jarang kesini gimana?”
“ amit-amit, jangan sampai. Hehehehe. Entar melisa sendirian kak. Tapi kan kalau kaka punya pasangan, Melisa yakin juga kakak ga akan lupain Melisa. Yang ada kaka pasti bawa pasangannya kesini. Iya kan, iya kan?”
“hahaha, Melisa pede banget. Hehe. Oh ya, jadi melisa mau ngasih apa?”
“oh ya. Bentar ya kak.” Melisa berlari menuju kamarnya.
“ini,buat kakak. Aku liat kakak suka pakai gelang. Ini waktu itu ada yang jualan di depan sekolah, tinggal satu loh kak. Terus melisa beli. Eh, bakulnya
ngomong buat siapa ya? Masa dikira buat pacarnya melisa. Melisa bilang aja, buat kakak. Eh, ternyata mas bakul itu tahu kakak. Terus digratisi. Kakak terkenal banget disekitar sekolah melisa ya? Pak penjaga sekolah waktu itu bilang, kakak tiduran diteras ya, hi,kaya pemulung aja,hehehe. Kenapa gak ke panti aja sih?”
“hahaha, ketahuan deh. Waktu itu kakak lagi tanggungan. Gelangnya bagus. Kaka boleh pakai gak nih?”
“bolehlah,sini aku pakaiin ya kak, Ini gelangnya juga tinggal satu, tadi dipilihi mas bakulnya. Gelangnya juga didalam tas, gak dipajang. Jadi masih bagus bentuknya. Tulisannya “friend” bagus kan? Eem, ada artinya juga loh kak,”
“hahahaha,,,sekarang Melisa mainnya arti ya. Hm, artinya apa coba?”
“emmmm,,,sebentar. Artinya apa yaaaaa?” melisa berfikir
“hahaha,,, kaka jadi temen Melisa,Gitu?”
“bisa jadi. Tapi,,,,,,,, emmmmmm. Ahaaaaaaaaa. Aku tahu. Berarti kak Marsya selalu butuh teman.gimana?” dengan raut wajah yang gembira karena berhasil menemukan arti menurutnya yang paling cocok.
“hahaha,,,,kamu. Bisa aja Sa sa. Bagus, kakak suka,sukaaa banget, makasih yaaa”(mengikuti gaya bicara Melisa”
“hi ih, kakaaaak..”
“hehe, yaudah. Udah sore, udah mau hujan. Kaka pulang yaaa.”
“tunggu hujan sih, kita hujan-hujanan bentar. Melisa kalau ada kaka kan boleh hujan-hujanan. Pokoknya kakak ga boleh pulang.”
“ sudah sore Melisa, besok-besok lagi ya hujan-hujanannya. Kakak malah lupa, tadi kakak mau bikin permainan sambil belajar malah ga jadi kan. Maaf ya, besok-besok lagi, oke?”
“hih, kakak. Kakak tadi kan udah bermain sambil belajar. Yey,berarti kakak harus ngajak Melisa ke pasar ikan. Tadi kak Marsya tanya melisa jawab, kakak tanya lagi, melisa jawab lagi. Jadi kakak punya utang,yeye asik. Utangnya jadi dua, ke pasar ikan sama hujan-hujanan.”
“Melisaaaa. Tadi kan maksudnya pertanyaan soal. Bukan kaya gitu?” dengan raut wajah yang disuramkan.
“tadi kakak gak bilang. Berarti utang loh. Tadi juga melisa belajar. Kalo melisa juga butuh banget Alloh. Melisa jadi bersyukur masih bisa bernafas nih kak,,,”
“hahaha, anak pintar-anak pintar, tapi pinternya, pinter ngeles bangeeeet.” (sambil mengacak-acak rambut kriting melisa)
“kak Marsya,rambut melisa jadi berantakan.” Seru Melisa yang seketika cemberut.
“hahaha,yauda kakak pulang dulu yaaa,,,belajar yang rajin. Terima kasih gelangnya yaa sayang” sambil mengecup keningnya.
Setelah berpamitan dengan Bu Pur, melisa meninggalkan panti, rintik hujan turun. Bersamaan dengan itu, tes. Tes. Tes. Satu persatu butir air matanya turun. “ah, kau datang diwaktu yang tak tepat” batinnya berkata pada butir air matanya, sembari menghapus air matanya itu. Batinnya berkata,”Melisa, kau sangat mengerti aku, terimakasih.”
Dari kejahuan Melisa berlari menuju depan panti. Melisa memanggil namanya.
“kak Marsya, kak Marsya. Ada yang mau kenalan sama kakak........kaaaaaaa,,,, “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar