Sabtu, 30 Januari 2016

Mas . . . (Last)



Mas.
Mas mas mas.
Massss......

Haha. Aku memanggilmu lagi. Bodoh bukan? Haha. Bukan aku kalau bukan bodoh. Hm. Banyak hal yang terjadi. Dan mungkin aku miskin teman. Atau aku miskin kepercayaan pada orang? Haha. Entahlah. Yang pasti aku sedang sedih. senang, gembira, lelah, sabar, dan haha letih. Aku sedang sedih, mengapa aku begitu sedih setelah semua hal yang sudah terjadi. Aku sedih, mengapa aku tidak mengikhlasnya secara cepat. Aku sedih, mengapa aku masih setengah-setengah, dan aku sangat sedih karena diriku belum bisa benar-benar lepas denganmu.

Aku sedang bahagia. Karena, aku masih bisa berusaha, masih mau bertahan, dan aku masih bisa menjaga apa yang harus aku jaga. Apa yang menjadi tanggung jawabku, dan aku berusaha sebaiknya. Aku berusaha sangat keras untuk tidak menghubungimu. Haha. Padahal seharusnya biasa aja bukan? Tetapi, entahlah. Aku, aku berusaha menjadi kakak yang baik. 

Adikku, tiba-tiba saja sudah memutuskan untuk berkerudung. Dia bercerita hanya kekurangan baju pramuka dan kerudungnya. Aku bertanya padanya, “baju pramukaku bukannya masih?” . dia menjawab, “ masih, cuma masa iya aku pakai punyamu itu?”. aku berfikir sejenak. Oh ya, seragam yang aku jahit bagian lengannya dengan tanganku sendiri. Seragam yang sebenarnya tak bisa dibilang seragam, dan haha, aku hanya teringat bagaimana motivasi aku saat memutuskan untuk berkerudungan saat itu. lalu aku berbicara dengannya. Dan ia mengutarakan kesungguhannya, hingga aku yakin dengan ucapannya. Setelah itu, uang tabunganku yang untuk seminar proposal, aku pakai.

Jadi malam itu, aku memintanya menemani ke kampus, sebenarnya tidak. karena aku membawanya ke toko seragam, dia berkata “udah mba aku pinjam aja”. Aku menyaut, “pinjam gimana? Mau dipakai dua setengah tahun lagi koh. Udah beli aja.” Dan sayangnya tokonya tutup. Akhirnya aku hanya memberikan uang padanya 80.000. dia menolak. Namun aku memaksa. Dan selang dua hari, ia memamerkan baju pramukanya padaku. Haha. Dia mencium keningku. “makasih mba” katanya. Haha. Aku tertawa dalam hati, “bahagia”. 




Hmm. Aku sedang lelah, memang benar juga. Kira-kira empat hari ini aku merevisi proposalku. Masih banyak salah, dan haha, ada cerita panjang yang melelahkan. Tapi yasudahlah, aku hanya mencoba membenari sebisa mungkin, dan setelah itu, aku hanya bisa berharap dan pasrah. Semoga saja ada kata ACC minggu depan, kalau gak, yaa aku cukup kerjakan revisian hingga kata itu muncul. 

Sebenarnya yang membuatku sedih adalah, aku seperti takut berbuat baik, namun sangat mudah berbuat jahat. Akuu, hampir setiap hari aku melihat orang berjalan, baik membawa helm, membawa bakul. Membawa anaknya, dan aku melihat segeromboln anak SMP yang sedang berteduh, memasukan buku-bukunya ke dalam tasnya temannya karena ada rain cover dalam tasnya. Aku sempat berhenti, dan mengambil tas kresek dalam tasku, aku balik ke mereka, dan, haha. Aku malu, aku takut  padahal aku hanya ingin memberikan tas kresek itu, hanya saja, akhirnya mereka hanya melihatku dengan kebingungan, dengan tangan kiri menggenggam tas kresek. Aku balik. Dan ini kesekian kalinya begini. Aku melihat ada nenek-nenek. Sepertinya kesusahan, aku ingin membantunya seperti tahun-tahun lalu. dimana aku peka dan berani, mengantar anak kecil yang sedang jalan, mengantar anak kecil yang pulang kerumahnya, mengantar nenek-nenek yang habis pergi berladang. Ah,,,, sekarang, untuk menawarkan tumpangan saja aku susah. Aku sedih, dan aku seperti manusia tidak berguna. 

Mas, aku sedang sabar. Karena, tulisanku tak kunjung aku goreskan. Aku bertekad membuat sebuah novel. Hanya saja sampai sekarang itu semua hanya sebatas folder dalam laptop ini. Ah,, aku benar-benar pintar berkata-kata, namun aku sangat sulit untuk membuktikan. Seperti halnya, aku mampu berkata bahwa aku masih memikirkanmu, namun, aku tak bisa menghubungimu. Walah, haha, aku sudah beberapa kali telah mengetik dan tinggal mengirimkannya padamu, hanya saja, sel aktifku melarangnya, dan hahaha. begitulah aku.

Aku terkadang sering membunuh waktu, baik dengan tidur, kumpul dengan teman, mainan, segala mainan. Bacaan webtoon yang sudah aku jelajah sampai dalam, mendengarkan lagu, belajar bahasa inggris yang iya iyaa gak alias bolong-bolong. Hingga, menggarap revisian yang tak berujung, haha. Satu lagi mengenai revisian yang membuatku sedih. Aku sudah tak punya sahabat dalam duduk bareng. Aku sudah kkehilangan sahabat yang mengingatkanku. Aku sudah tak punya sahabat mengerjakan revisian bersama. Aku sudah tak punya sahabat dalam tempat itu. haha, 

Yaa, dia yang sudah melamar cewenya. Sama denganmu. Mungkin karena aku mulai berharap padanya mas. Habis dia kagak pernah cerita tentang cewe. Dan bangunan yang mulai aku bangun kembali seketika runtuh karenanya. Tapi yasudah, itu hanya masa lalu dan yasudah. Haha. Aku menerimanya. Ini sudah hampir satu bulan, dan aku berharap ini tulisanku terakhir dengan judul ini. Sebenarnya aku banyak berfikir apakah salah aku menulis ini. Tapi yasudahlah, maafkan aku, aku tidak ingin membuat beban. 

Oh yaa satu lagi, dosenku menegur tulisanku yang sangat jelek, karena dia harus membersihkan kacamatanya, dan dia masih belum bisa melihat tulisanku. haha, aku sih seneng-seneng ajaa, berarti dia perhatian. Setelah nilai keluar, aku melihat dia memberiku nilai A. Aku menghubunginya, dan berkata bahwa dia becanda. Pasti dia sebenarnya bisa membaca. Haha. Aku hanya berterimakasih padanya, karena dia dosen yang mengajar banyak materi-materi seperti dinamika kelompok, sosiologi organisasi, haha, intinya, dia yang membuat aku mengerti, menerima, dan jauh lebih dewasa dalam menghadapi kelompok. 

Aku berkata, "semoga saja suatu saat bisa menjadi dosen seperti dirinya". Lalu, dosen itu menjawab, “ seharusnya amoy belikan kacamata baru supaya bisa baca tulisanmu. Hehehe. Saya doakan nanti amoy bisa menggantikan saya sebagai dosen” dan, ini yang terakhir mas. Aku ingin menjadi dosen. Hanya saja aku tak terlalu berharap. Aku, saat ini. Cita—citaku, hanya ingin membahagiakan orang-orang disekitarku. Aku berjanji padamu, mas. Suatu saat, akan menjadi orang yang berguna untuk semua orang, orang yang “membawa berkah” seperti namaku.


~Marsya Sataly~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar