Sabtu, 24 Oktober 2015

Sore, Malam Minggu Part 7

Selamat sore guys,,,,,
Ketemu lagi bersama saya Marsya Sataly di acara yang tidak kita tunggu-tunggu yaitu Sore, Malam Minggu part 7. Maaf banget nih baru sempet nongol lagi, karena kesibukan aku yang sangat gabut sehingga acara ini tidak terurus. Hahahaha. Atau gak karena aku yang memang sedang bertapa memikirkan sesuatu tentang kejonesanku yang semakin hari semakin menganga. Hahahaha. Bagaimanapun juga selamat sore semuanyaaaa. . .
Selamat malam minggu yaaaa,(aku mengatakannya dengan setengah hati)

Hm, oke kali ini bicara tentang apa enaknya yaa aku? Waktu di acara sebelumnya aku menginginkan cerita urut, baiklah, karena keinginanku sedang ingin menceritakan tak urut jadi aku akan meloncat lagi. Hm. Ragenah.

Kali ini aku akan memperkenalkan seseorang katakanlah Tupai. Ia baru ku kenal empat bulan lalu. yaaa walaupun baru kenal, kita sudah dekat karena program kampus yang membuat mau tak mau kami tinggal serumah bersama, eits. Kita kagak kumpul kebo, ada banyak teman yang lain jugaaa. Tenang. Tenang para pembaca setiaku yang aku sendiri tak yakin ada atau tidak. hahaha.

Ya sebut saja Tupai itu seorang yang baik. Mungkin ku lihat sekilas ada kemiripan dengan si Kuda. Hanya saja dia lebih banyak bicara, hiperaktif dan suka bertingkah aneh sendiri. Awal mulanya kami berdua biasa saja. Hanya mungkin kami sedikit dekat dengannya sebelum kami serumah bersama.

Hal berbeda mulai aku rasa ketika aku diprotes teman lain, karena koleksi foto-fotoku lebih banyak dengan yang lain. Padahal itu bukan kameraku, dan aku pun jarang meminta difotokan. Memang banyak ditemukan  fotoku yang aku sendiri tak sadar kamera, aku penasaran hingga aku bertanya itu siapa yang menjepret foto dan ternyata usut punya usut adalah si Tupai. Hingga akhirnya saat hari kemerdekaan RI, ia menjepret foto dengan model adalah aku, dan dengan gayaku yang beraneka ragam. Aku tak meminta, ia yang menyuruhnya. Yaaa sudah aku turuti saja, lumayan belajar jadi foto model. 

Hahaha. jadi ingat saat di Bali bersama Kuda, ia pun memperlakukanku seperti itu, haha. Coba badannya agak ke kiri, dagunya dinaikkan, mundur sedikit, jangan gerak dulu, hingga cobalah tersenyum, hahaha. ga sekalian pinggungnya kesamping, atau ga kaki keduanya diangkat, atau ga masukin mukanya ke dalam baju, wkwkwk. aku jadi inget kan. Huhu.

Yaaa, setelah itu, ia lebih memintaku menemaninya, entah untuk urusan apa saja waktu itu, hingga ke mesjid pun seperti biasa ia mengajakku terus, terkadang aku mau, terkadang kagak, karena aku lebih suka berniat dari diri sendiri, hehe. Bilang aja lagi M (males), haha.
Akhirnya hingga kurang 2 hari lagi kita semuaa serumah. Kami bersiap-siap pulang. hingga akhirnya ketika malam terakhir, seperti biasa kami mengadakan semacam mainan Truth or death (TOD) . Kebenaran atau kematian. Parah memang, tapi semuanya setuju setuju saja. Ketika itu TOD sampai ke Tupai, seperti biasa di tanya ada rasa tidak dengan seseorang disini, ia awalnya mengelak untuk menjawab, hingga temanku bilang “kamu kalo bohong mati loh”, ia hanya menjawab, ‘ia kalau aku memang harus mati aku siap” , palah diambil serius sama itu bocah, ckck.

Melalui proses yang berkelit-kelit, seperti ular yang sedang kedinginan, akhirnya ia mengakui, suka dengan temanku yang kalem, dan tiba-tiba ia menyebut namaku di daftar orang yang disukainya. Buset,, aku kaget ga setengah mati. Karena aku udah mulai tahu dia ada rasa denganku. Abis dia suka sama orang bilang-bilang ke temen-temen lainnya, yaaa kagak jadi cinta platonis kan. Hehe.

Besoknya, ia bercerita memimpikan seseorang yang cantik jelita bener-bener cantik, dan di depan anak- anak di mengatakan seseorang itu Marsya. Aku? Buset lagi,,, aku cuma geleng-geleng. Setelah ia mengatakan ini, ia perlahan mendekatiku, ia berkata padaku, “Sya, habis ini kita foto bareng ya,  berdua saja. “ buset lagi,,, aku cuma manggut-manggut bingung mau jawab gimana. Toh ini juga hari terakhir jadilah setelah itu kami foto berdua di gang sempit.

Setelah itu, kita bergegas pulang, karena ibu mengundang temen-temen tuk main kerumah akhirnya semua kerumah dan hanya satu temanku yang tak ikut. Kalian tahu? Ia menjaga semua ikan kecil yang anak-anak pelihara dan menjadi milikku, ia mencari batu-batu klawing dimana dia tahu aku mau batu itu untuk kolam setapakku didepan rumah, dan alhasil saat perjalanan pulang, ia tak sengaja membuat video yang temanku sodorkan ke dia. Video itu berdurasi tak hampir satu menit, yang pasti kata-katanya yang mengena adalah “aku mencintaimu Marsya Sataly, tunggulah aku dua tahun lagi”.

Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa ketika melihat video itu dihadapannya. Haha, aku hanya tersenyum tanpa tahu makna dibalik senyumku yang mengembang itu. hingga akhirnya aku teringat pula saat satu tahun lalu, di tempat yang biasa aku dan kuda bertemu, bercerita, dan berbagi, ia pernah berkata, “ nanti ya, kalau aku sudah jadi komandan, aku kerumahmu.”

Hahaha, detik ini, aku mengenang peristiwa itu semua, antara percaya tak percaya, hingga kini aku melihat keseriusan keduanya. Oh My God, lantas mengapa aku masih belum bisa berpaling dengan seseorang yang masih terukir namanya dalam hati ini? 

Kata orang aku gak jones, aku hanya merasa jones saja katanya. Entahlah, yang pasti jika aku tak merasa jones maka acara Sore, malam minggu ini takkan pernah ada dan tak mungkin berpart-part.

Salam jones stay cool, dan salam jones meradang saat malam minggu!

Selasa, 20 Oktober 2015

S E L A S A S I A N G


Hahaha,,,
Sudah lama tak menulis, menulis selagi ada, menulis selagi bisa, menulis selagi mampu, dibandingkan berkata yang tidak-tidak, berbulshit ria atau sekadar omong belaka.Oke bali lagi bersama dengan saya Marsya Sataly di acara yang aku tak tahu apa namanya ini. Haha. Bukan Sore Malam Minggu pastinya karena sekarang masih hari Selasa. Okelah kalau begitu saya namai dengan Selasa Ceria. Haha krik krik krik. Entahlah apa mauku ini. 

Haha
Kali ini aku sedang menertawai diriku sendiri. Karena diriku tambah lucu. Menulis seperti anak SD, mencoba berubah dengan cara berteman dengan powerranger, ultramen, atau gak bimasakti. Tapi baru sedikit berubah, Eh aku baru kepikiran, kenapa gak berubah jadi Ganteng- ganteng serigala, atau manusia 7 harimau ya? Mungkin aku bisa berubah cepet. Tapi gak gak dink, apapun yang instan tak baik. Jangan diikuti yang instan!

Hahaha, aku mengusap kepalaku sendiri barusan. Hm,, maklum saya mandiri jadi yaa mengusap sendiri. Wkwk. Gak ada jones disini, selain malam minggu aku menyebut diriku “ jomblo stay cool” . haha, itupun kata-kata dari temanku.

Oke kembali lagi, hmmm. Aku memang belum banyak berubah, karena mungkin aku kurang intens berteman dengan powerrangger dan sebangsanya. Haha, ketawa lagi. Beginilah dalam hatiku. Selalu riuh dengan tawaan, apa lagi tawaan untuk diriku sendiri.
Hm,,, yang pasti apa yang aku alami hampir seminggu lebih ini menjadi pelajaran untukku, Sang Pencipta memang menentukan semuanya dengan indah. yaa sangat indah, dan kali ini senyumku yang manis mengembang.

Rasa sakit, kecewa, sedih, gelisah, mengganjal pasti akan selalu ada, dan aku hanya ingin mengatakan pada diriku sendiri “jangan lupa bahagia! Udah itu ajaaah” haha.

Hm,, aku hanya berharap, tak sepenuhnya berharap, agar semuanya akan baik-baik saja. Aku akan berusaha ke Kediri lewat Ponorogo , Tekun, Teken, Tekan lan Andap Asor. Tak perlu menunggu, tonton saja. Tak perlu berkata banyak, lihat saja, dan tak perlu kata-kata,”let’s go!”. Raih kebahagiaan batin, jiwa dan raga dengan cara yang tepat. Karena bahagia hak semua orang dan berubahlah semampumu, agar tetap seimbang, entah dari mana kata-kata ini melesat yang pasti bukan dari suara adzan dhuhur yang baru saja berkumandan.

See you again and selamat siang . . .


~MarsyaSataly~

Kamis, 15 Oktober 2015

Sore, eroS



Ku melihat seorang gadis sedang tertunduk lesu di pojok perpustakaan kampusnya. tak ada orang disana, tak ada makhluk bernyawa disana, yang ada hanya tumpukan buku usang berjejer rapi berwarna kuning.

Gadis itu terlihat lesu, tak punya semangat, dan terlihat menyendiri. entah apa yang terjadi padanya, aku tak tahu. hanya saja, ketika aku sedang mencoba mendekatinya ia menghilang.
ah, aku sedang tidak parno. namun inilah yang terjadi.

Aku kembali lagi ketempat awalku. lagi lagi gadis itu ada, dan terlihat lagi di pojokan. kali ini dia menunjukan kegelisahannya, seperti menundukan kepalanya, membenangkan wajahnya dalam-dalam. memegang kening dahinya, menyandarkan punggungnya ke dinding yang usang, membaringkan wajahnya hingga menyentuh rak buku, sesekali air matanya turun jatuh membasahi pipinya. sesekali mengeluarkan nafasnya yang panjang. mengetuk-ngetuk permukaan keramik tanpa kesudahan, sesekali melihat jam di tangannya, hingga ia terlelap tidur sejenak.

Saat tertidur itu, aku mencoba mendekatinya, takut-takut dia pingsan tak sadarkan diri. Pada saat itu seketika aku reflek memegang bahunya.
mencoba membangunkannya dan seketika menyentuh keningnya, panas, dia demam.

Gadis itu bangun, mungkin merasakan sentuhan yang aku lakukan. setelah itu, ia memegang kakiku, tak berbicara, hanya menatapku lekat-lekat. aku tak begitu paham. aku hanya mengatakan padanya "aku kan menemaninya berobat jika ia mau", sontak gadis itu hanya mengangguk dan bergegas bangun. Ku mencoba merangkulnya, karena tubuhnya terlihat sangat lemah dan kelihatannya ia sedang merasakan sakit di kepalanya. aku hanya mengatakan "masihkah kuat?" Ia hanya mengangguk dan memegang erat tubuhku.

Hingga akhirnya kami tiba di depan klinik itu. aku membawanya masuk ke dalam  dan membantunya duduk di ruang tunggu. Ia hanya memberikan kartu padaku untuk proses administrasi. aku menerimanya, lalu memberikan kartu itu pada petugas admin klinik tersebut,  Petugas itu berkata, "atas nama Marsya Sataly, tolong tunggu sebentar nanti akan saya panggil lagi untuk dipriksa"

Aku terkejut. mengapa Aku? aku mengelak pada petugas tersebut, petugas itu hanya menunjukkan kembali kartu identitas yang kuberi tadi, dan benar itu kartu identitasku. Seketika itu juga, aku melihat ke belakang, kursi ruang tunggu dan tak ada orang disitu.

Lantas siapakah gadis itu? seketika aku jatuh tak sadarkan diri. entah karena terkejut, atau mungkin aku memang sedang tidak baik-baik saja?

~marsya sataly~

Kamis, 08 Oktober 2015

gadis itu,


Udara malam menyapanya. Dingin memang, namun menurut gadis itu, ini tak seberapa  di banding dinginnya udara di pagi hari. Hari ini, fisiknya baik-baik saja. Hatinya? Jangan ditanya, yaa seperti itu saja. Jiwanya? Haha. Nah ini. Jiwanya seperti musim kemarau, gersang, surut, kering kerontang.


Maka nikmat Tuhan, manakah yang kamu dustakan?

Oh, Tuhan. Terbesit kalimat itu di benaknya.  Sungguh gadis itu sedang berhenti di pinggir jalan. Tidak melihat sekelilingnya tidak. ia hanya ingin duduk bersandar di badan pohon besar. Ia meletakkan semuanya di pohon itu. lelah, letih, kebingungan, keresahan, apapun itu yang mengganggu hati. Sesaat kemudian ia tersenyum kecut. Sangat kecut hingga menimbulkan lipatan kecil di kelopak matanya. Detik selanjutnya, kelopak mata yang kecil itu mengeluarkan satu butir air. Di susul dengan jatuhnya butiran air mata yang begitu deras tanpa suara.

Kali ini, tak ada satu batang, terlebih gumpalan kecil asap hitam itu. mungkin ia telah sadar betul, fisiknya mulai lemah. Ia tak ingin membunuh dirinya sendiri dengan amat perlahan, dan ia sadar, hidupnya sangat berharga dan patut di perjuangkan.

Pantulan lampu jingga menyinari jalan raya di depannya. Detik ini, gadis itu berhenti menangis. Ia mulai membenahi posisi duduknya. Semburan angin lalu keluar dari lubang hidungnya. Sekali lagi, ia menghela nafas panjang dan memaksa angin itu keluar. “haha” terdengar samar ia tertawa dengan datar.

Suara klakson terdengar bersautan dari jauh. Motor mobil berlalu lalang melintas dan sesekali muka jalan lengah  hanya terdengar bunyi jangkrik yang bersautan. Sudah hampir satu jam gadis itu berada disana. Tak ada tanda- tanda ia akan bergegas pulang, hingga tiba- tiba gerakan kepalanya menunduk sejadinya ke dalam lekuk tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga.
Entah apa yang ia lakukan, yang pasti itu hanya sebentar. Sesaat setelah itu, gadis itu mulai bangun dan bergegas pergi dengan motor kesayangannya. . .