Sabtu, 19 September 2015

Sore, Malam Minggu Part 6


Hahay,,,,hy guys....
Sudah sore, malam minggu saja. Balik lagi dengan saya Marsya Sataly yang semakin manis dan imut di acara yang hampir punah yaitu sore, malam minggu. Kali ini sudah sesi ke enam dan saya masih tetap setia dengan kejonesan saya. Hahahha

Okeh, kali ini aku ga pengin menceritakan kejonesanku yang semakin meradang, aku hanya ingin mencurahkan apa yang di rasa oleh hatiku. Lho? “sama aja tau!” hatiku berkata. Haha. Shit. Lagi-lagi itu si hati gua komen terus.

Hm,, ya si, sebenarnya ujung-ujungnya aku pasti kan bercerita tentang kejonesanku yang mulai nes nesan gitu. Sebenarnya aku udah gak mau mengadakan acara ini, tapi karena banyak yang menanyakan kelanjutan cerita gua terlebih mengenai kejonesanku, so. Gua akhirnya lanjutkan. Berhubung aku suka ngomong gua gua terus dari tadi, bukan maksud ingin sok gaul atau ke Jakartaan, kagak. Aku cuma pengin merakyat saja. Abis, temen deket kknku ada yang anak Jakarte gitu, sampai sekarang kebawa dah.

Hm,, ceritanya mondar-mandir nih. Ga konsisten. Haha. Sorry, sebenarnya aku bingung mulai dari mana lagi ini acara, abis yang kemarin aja suka loncat-loncat ceritanya. Seingetku acara pertama aku memperkenalkan semua “cem-cemanku” yang kedua, gua kaya pasrah gitu jonesnya, ketiga n keempat aku cerita tentang Domba, yess. He is my charming prince, but dia sudah ada yang punya. Hust. Jangan keras-keras ngomongnya, entar istrinya bisa ngedampret aku. Haha. Yang ke lima aku cerita tentang Kangguru. Hm, gini deh aku urut-urutin lagi yaaa.

Mulai dari awal aja yaa, yang aku tembak itu namanya Kambing, saat itu aku masih kelas 5 SD. Waktu itu sebenarnya aku lupa kita sahabatan berapa tahun, yang pasti seingatku mulai kelas 3  aku sudah mulai memandangnya diam-diam. Di kelas 4 aku sudah buat sebuah geng. Ya katakanlah bernama “CERARI” haha, ini nama betulan sebenarnya singkatan dari nama kita bertiga. Aku, kambing dan satu temen laki-laki kami juga. Alhasil, seperti yang diceritakan di sore malam minggu 1 waktu itu, aku menembaknya atas saran dari mba Lia tetangga. Saat ia membalas cintaku, jiah bocah SD ngomong cinta? Haha setidaknya ini realita yang terjadi saat ini, yang pasti waktu itu aku Cuma suka aja sama dia, dan entah mengapa dia juga suka sama aku, padahal aku gak pakai ilmu santet dan pelet, haha intinya kami berdua sama-sama suka.

Awalnya kita langsung duduk sebelahan. Temen sebangku dan sebangkunya terpaksa duduk bareng. Terus kita mulai kerjasama gitu, entah dalam hal apapun, mulai dari beli jajan di koperasi bareng, ke UKS bareng, kebetulan dia itu dokter kecil, terus ngerjain tugas bareng, ulangan juga bareng yang pasti aku lebih sering nyontekin di ketimbang mikir sendiri, hehehehe, ya ukurann kecerdasan orang kan berbeda, terus pernah kita ikut paduan suara gitu, kami berdua pernah mau ikut lomba LCC PRAMUKA, tapi sayang dia ga lolos, padahal aku waktu itu merekomendasi dia buat jadi peserta ketiga. Sayang, gak jadi bareng dan ini bukti bahwa kami melengkapi, hahahaha. Aku lebih suka ke hal-hal fisik, dan dia ke pikiran / otak haha. Jadi aku ga bodong-bodong banget lah, wkwk.

Pernah sahabat kami mau khitanan. Sahabat yang satu geng “CERARI” itu. terus sebagai kawan yang baik, kami berdua akhirnya maut tak mau harus kondangan. Si kambing beserta keluarganya menjemputku dirumah. Aku bersiap-siap lalu kami berdua di antar ke rumah sahabat kami itu. setibanya, ayahnya kambing berkata” mbing, nanti kalau sudah selesai telpon bapak.” “iya pak.” Saut si kambing, aku hanya mantuk-mantuk dan melihat ibunya tersenyum padaku. Entah mengapa, mungkin ibunya kambing mengharapkanku jadi pendamping hidupnya kambing kali ya? “ngarep banget kayanya kamu yaaa?” tiba-tiba suara hatiku menyambar seperti guntur. Ckck. Hmmm, memang benar juga kata hati itu buktinya kita udahan. Wkwk

Singkat cerita, kami berdua kaya sepasang kekasih yang kondangan di acara hajatan kawannya. Haha, dan mau tau kami ngapain aja? Selepas orang tuanya kambing pulang. Aku dan dia duduk sebentar di kursi belakang, kita ngobrol mau gimana inih. Mau masuk lagi banyak banget orang dan bisa dipastikan banyak saudara kawan main kita itu. di sisi lain, masa kita gak masuk, padahal kita udah siapin hadiah buat dia. Dan perdebatan sengit dengan rasa penuh kasih sayang kami berdua. akhirnya kami menerobos ingin masuk kerumahnya. Setelah masuk, kita langsung kearah kamarnya dan disana ada Rama katakanlah itu nama sebenarnya. Haha. Akhirnya kita ngasih kadonya ke rama, belum lima menit aja kita cerita-cerita, eh masih banyak aja tamunya yang ingin masuk melihatnya. Yaahh, mau tak mau kami berdua keluar dan mulai lagi acara gabut tak jelas kami dimulai. Haha

Terlintas diingatanku saat itu kita memang bingung, malu plus campur aduk. Entah mengapa karena mungkin setelah kami keluar, rombongan guru sekolahku ada dan mereka melihat kami berdua. Oh My God,,,, gak ada apa=apa sih sebenarnya, Cuma kita pengin pulang ajah waktu itu. akhirnya ibunya Rama melihat kami yang kehilangan arah, dan ia mempersilahkan dan bahasanya lebih tepat menyuruh kami untuk makan. Akhirnya kita ambil makanan di meja prasmanan dan sudah dipastikan kita makan. Pas makan si Kambing dan aku mengobrol serius, obrolan kita akhirnya menemukan titik terang yaitu menelpon bapaknya si Kambing untuk menjemput kami.

Dan, ternyata, saat si kambing telpon dengan bapaknya, terdengar kata-kata, “lhaa cepet banget nak? 

Orang bapak baru aja sampai depan rumah koh inih, malah kamu minta pulang. Tahu gitu bapak sama ibu nungguin aja tadi.”

Hahahahhahaa. Begitu secuil ceritaku dengan kambing. Haha ga lucu ya?

Yaaa kan aku ga niat untuk nglucu, Wkwkwk. Aku Cuma ingin flashback aja sama kambing. Jadi inget kambing, sekarang lagi ngapain yaaa?

Hm,, tapi setahun kemudian saat kita sudah putus. Bapak kambing meninggal karena sakit. Saat itu aku pun ikut berduka. Kebetulan saat itu bapaknya dimakamkan di Pemakaman deket sekolah, sehingga semua anak kelas saat itu melayat, dan ternyata kuburannya tak jauh letaknya dari kuburan simbahku yang dari ibu. Sehingga terkadang saat aku melayat sowan ke tempat simbah, aku sempatkan sebentar mampir ke tempat bapaknya kambing ya hanya sekadar membersihkan kuburannya dan mengirimkan al-fatihah. Setidaknya aku pernah mengenal kehangatan yang tulus dari bapaknya kambing.


Setelah lulus SD kami tak pernah bertemu, bermain bersama pun tidak, dan tiba-tiba kami bertemu lagi saat SMA. Saat itu pun, kami hanya senyum apabila berpapasan. Yaaa mungkin karena kami sudah besar kali yaa, udah punya gengsi. Haha. Yang pasti, ia adalah cowo yang berhasil ku tembak dan berhasil banget bikin aku malu, karena, kok bisa aku nembak cowo duluan??? 
Mba lia dasarrrrr!!!! Thank sudah membuatku menembak cowo, semoga itu yang pertama dan terakhir, dan untungnya ia tak mati klepek-klepek. Hahahaha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar