aku sejujurnya tak ingin lagi berbicara panjang lebar disini. inginku diam seribu bahasa sehingga semut yang berjalan di jari-jemariku kini, tak mengetahui apa yang sedang aku rasakan. hm. aku hanya bingung. inikah cinta? ah, sepertinya aku bulsit berkata jika itu cinta. hm. apakah ini cemburu? ah, saya kira itu sangat jauh dari kata-kata itu. hm, lalu sebenarnya apa ini?
ku benar-benar mencoba mengalihkan semua. tidak berlari. tidak. karena itu hanya melelahkan dan hanya sia-sia belaka. aku hanya ingin menghiraukan itu. menghiraukan perasaan itu. menghiraukan bukan berarti tak menganggap. karena keduanya berbeda. jika menghiraukan berarti jauh didaalam lubuk hatiku,aku menyadari ada perasaan itu disana. dihatiku. namun jika tak menganggap, itu berarti aku mengelak kehadirannya. kehadiran perasaan yang tumbuh kembali entah kapan. ha ha. aku hanya bisa tertawa dalam hati. seandaikan saja dua tahun lalu kembali. setidaknya ia ingin membenahi segalanya.
ya memang. aku menyadari betul. pikiranku, mematikan perasaan itu. menumbangkan perasaan itu. membabibuta, membunuh perasaan itu. namun sayang sekali, perasaan itu mungkin begitu kuat. sehingga, saat perasaan itu mati, tak disangka ia tumbuh dua kali lipat, saat pikiran itu menumbangkan perasaan itu, tak disangka memory indah kenangan yang terekam tak bisa mengelak, dan kehadiran perasaan itu semakin hadir, saat pikiran membabibuta, saat itu perasaanku hanya tetap melenggang bebas berjalan menelusuri dan menelisik setiap sela dan ruang saat bersamanya. ah, memang benar. pikiran mempunyai mata, namun tak memiliki kaki. perasaan memiliki kaki tak punya mata. mereka memang tak bisa beriringan. takkan pernah bisa. hanya saja mereka dapat melengkapi. dan mereka saling mempengaruhi. beriringan namun saling kontradiktif.
Ooo. you make me live, whatever this world can give to me,
It's you, you're all I see, Ooo, you make me live now honey
Ooo, you make me live, You're the best friend . . . . . .
ah, lagu ini syahdu sekali. lagu ini sudah kuputar berulang kali. melenakanku, mengabaikan segala tugas kuliahku,membuatku berandai-andai, jika aku dahulu menjadi adik kandungnya saja, mungkinkah perasaan ini takkan muncul?
Oh My God. aku benar-benar tak pernah memikirkan ia menjadi miliku. aku hanya ingin hubunganku dengannya baik. sudah. itu sangat cukup bagiku. akupun tak ingin membuatnya terbebani. biarkan dia terbang bersamanya, itu tak menjadi masalah bagiku. yang pasti, yang ku inginkan ia baik-baik saja dan selalu bahagia. benar. hanya itu.
Aku pun tak menyalahkan siapapun. karena ini bukan soal salah atau benar. aku hanya ingin menjalin hubungan pertemanan dengannya, seperti dahulu, saling suport, saling mengingatkan, saling menguatkan, bisakah Tuhan?
aku sudah menitipkan salam rinduku pada rintik hujan. jika Tuhan mengijinkan, ku mohon, izinkan rintik hujan menghantarkan Salamku padanya, izinkan hari ini tuk turun hujan lagi. sejenak saja taak apa. dan perasaan ini. hm perasaan ini sudah ku temukan. perasaan ini hanya rindu. hanya rindu bersamanya, seperti yang dulu. dan lagi-lagi ku hanya bisa berkata, semoga kau selalu baik-baik saja.
~Marsya Sataly~
14122014; 21:30:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar