“Sya, lagi apa-apaan si kamu?” saut DJ sahabatnya.
“kenapa? Gimana?” balas Marsya polos.
“gak kenapa-kenapa gimana? Berangkat kuliah, tidur dikampus oke masih diterima. Ngejailin temen-temen oke lah, walau kemarin itu kamu agak kebangetan. Masa kamu mbohongi Si Mia kalau ada tugas. Dia kelabakan tahu.aku jadi ikut-ikutan. Udah gitu frekuensi njailinmu udah dalam taraf tinggi lagi. Anak tutor juga kena katanya. dosen, gila kali lu ya? Kemaren kuliah pulang gasik gara-gara kamu kan? Kamu ngilangin beberapa slide materi di komputer kampus. jadi yang harusnya bisa lebih dari 15 slide, kamu hapusi jadi tinggal 6 slide, dah gitu kamu bikin slide baru, kamu tulis Bu Enda cantik? Itu kamu kan.pesti kamu. Gila kamu. ga waras banget sih?”
“emm,,,” belum selesai Marsya berucap, DJ yang sebenarnya nama aslinya Dwi Jayanti melanjutkan “Kelakuan jorokmu makin menjadi. Masa pilek-pilek kamu pelihara tiga minggu. Udah gitu mbersihinnya pake kertas lagi. Ah, parah lu!”
“gini,,, maksudku . . . “
“tadi, aku tanya anak-anak. Kamu lebih banyak menghilang. Diem-diem ternyata lagi sendiri. Kamu pergi ke perpus sendiri. Fotocopy sendiri. Ke mesjid sendiri, dikelas juga sering sendiri. Ke ruang dosen juga sendiri. Biasanya sama Atsar. Dia kemana sih? Kamu balik ke Marsya yang dulu sih. Aku ga kuat lihat kamu yang kaya gini.” Saut DJ masih tetap melanjutkan celotehnya.
“aku boleh ngomong gak nih? Dari tadi mau ngomong di tabrak terus. Udah seminggu gak ketemu, datang-datang malah gini. Males ah aku.” Kata Marsya.
“ Aaaahhhhhh, Marsya, aku kan kawatir ama kamu. Abis aku kata anak-anak gitu. Apa karena habis ditinggal aku ya?” saut DJ dengan suara khasnya yang cempreng abis.
“ Hadeh. Ya boleh. Sebombongmu J. Ibu gimana? Dah sehat?”
“Udah alhamdulillah. Lha aku udah disini lagi kan. Sekarang balik kepertanyan. kamu kenapa? jangan nyelimur dah.”
“ Hahaha,,, kenapa apanya sih? Aku biasa aja kali. Soal Mia, aku ngerjain dia ya asal aja. Tapi setelah itu aku bilang aku bohongi dia koh. Masalah anak tutor, habis aku sering nungguin mereka. Aku sekali-kali kerjain mereka boleh aja donk. Masalah bu Enda, hehe. Abis kuliah jam setengah 1 baru dateng jam 1. Kita kan kesel, udah gitu ngajarnya kaya ga niat gitu. Ya aku cuma tahu isi hati anak-anak. Akhirnya aku sedikit hapus slide-slidenya. Cuma beberapa kok, itu juga tadi beberapa anak pada setuju. Setelah itu, ya aku memuji Beliau agar ga marah. Udah gitu doank. Oh ya, masalah jorok? Kaga lah. Orang aku minta tisu pada ga punya. Ya udah mau gimana. Masa pakai baju mbersihinnya?”
“tetep ga bisa diterima. Kenapa sih?cerita sih. Terus Atsar kemana? Nanti aku marahin kalau ketemu. Dia membiarkan dirimu sendiri. Aku tak terima.” Saut DJ, alaynya makin menjadi.
“aja lebay J. Dia jarang berangkat. Lagi bertapa kayanya. Aku mau gak mau sering TA-in dia. Habis aku risih, absenku hampir penuh, dia sendiri cuma baru satu. Masalahnya dibawah persis J. Kan jadi ga enak dilihat. Kesannya aku kerajinan berangkat kuliah.”
“halah, yang ada Atsar yang keterlaluan Sya. Dia kenapa sih? Apa dia frustasi lihat kamu kayagni?hehe. Kamu kenapa koh? Cerita sih?”
“ haha, kayagini gmn sih. Kaga. ga kenapa-kenapa aku. kalem bae sih. Hm, aku pulang yaaa.”
“baru ketemu langsung pulang? Entar aja sih. Main kekosan sini. Ibu kost nanyain tuh.”
“hahaha,,, besok-besok lgi ya, kamu katanya ada rapat. Ya elah, ibu kost ga mungkin nanyain aku. Mungkin nanya ke kamu kali. Kamu bayar kostannya mau kapan? Wkwkwk”
“ ihiiiii,, Marsya. Tau aja deh. Hihihihihihi. Yaudah, kamu baik-baik aja loh ya. Kalo ada apa-apa langsung kekosan. Langsung pulang loh. Jangan mampir-mampir.”
“ hm”
Ya. Gadis itu, ia sebenarnya tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Ia tak sengaja merubahnya. Semua mengalir saja. Hampir setiap tempat ia datangi. Disitu selalu ada tanda tanya. Kamu lagi kenapa?
Ia heran kejadian di tempat tongkrongannya juga gitu. Bu Toha sampai-sampai ngenes. Ia hanya bisa memberinya segelas teh dingin, minuman kesukaannya. Tanpa banyak bertanya, lalu Bu Toha berucap ” Kalau habis, ambil aja sendiri. Mau dihabisin itu persediaannya juga gak papa. Gratis pokoknya. Ga menerima pembayaran dari mba Marsya. Itu makanannya juga dimakan aja”. Si dul pun ikut-ikutan, “ambil aja tuh batagornya. Di enakin aja Sya. Mau tiduran apa selonjoran disitu aja. sambil menunjuk teras depan SD. Kamu istirahat sanah. Oh ya, Melisa nyariin kamu”.
Gadis itu semakin tak mengerti. Ada pa sih dengannya? Menurutnya dia biasa-biasa aja. Puncaknya saat ia sedang bekerja. Teman sekaligus adik iparnya, haha. Dia mengaku menjadi adik iparnya. Sejenak ia berfikir. “Aku sudah punya kaka ipar. Adik ipar. Lantas aku? Hahaha. Lupakan.”
Kembali lagi, adik iparnya berkata. “ kalau gak kuat pulang aja mba. Jangan dipaksain. Istirahat sana.”
“Aku kuat kok. Aku kan stronger. Hehe” Marsya hanya membalas seperti itu.
Dan alhasil, beberapa jam kemudian. BAMM. Gadis itu terjatuh, tergolek lesu. Tak berdaya. Ia mencoba membuat badannya kembali tegak. Sayang, ia terlalu lemah. Ia hanya berkata pelan pada tubuhnya. “Ada apa denganmu?”
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Dan saat diperjalanan pulangnya. Gadis itu meneneteskan air matanya. Ia menangis, menangis lepas bersama dengan turunnya rintik hujan. Tak tahu kenapa ia keluar lagi. Tetapi yang pasti ia sedikit bahagia.
Karena air matanya cepat hilang, memudar pergi bersama air hujan.
231114 :23:19:23
“kenapa? Gimana?” balas Marsya polos.
“gak kenapa-kenapa gimana? Berangkat kuliah, tidur dikampus oke masih diterima. Ngejailin temen-temen oke lah, walau kemarin itu kamu agak kebangetan. Masa kamu mbohongi Si Mia kalau ada tugas. Dia kelabakan tahu.aku jadi ikut-ikutan. Udah gitu frekuensi njailinmu udah dalam taraf tinggi lagi. Anak tutor juga kena katanya. dosen, gila kali lu ya? Kemaren kuliah pulang gasik gara-gara kamu kan? Kamu ngilangin beberapa slide materi di komputer kampus. jadi yang harusnya bisa lebih dari 15 slide, kamu hapusi jadi tinggal 6 slide, dah gitu kamu bikin slide baru, kamu tulis Bu Enda cantik? Itu kamu kan.pesti kamu. Gila kamu. ga waras banget sih?”
“emm,,,” belum selesai Marsya berucap, DJ yang sebenarnya nama aslinya Dwi Jayanti melanjutkan “Kelakuan jorokmu makin menjadi. Masa pilek-pilek kamu pelihara tiga minggu. Udah gitu mbersihinnya pake kertas lagi. Ah, parah lu!”
“gini,,, maksudku . . . “
“tadi, aku tanya anak-anak. Kamu lebih banyak menghilang. Diem-diem ternyata lagi sendiri. Kamu pergi ke perpus sendiri. Fotocopy sendiri. Ke mesjid sendiri, dikelas juga sering sendiri. Ke ruang dosen juga sendiri. Biasanya sama Atsar. Dia kemana sih? Kamu balik ke Marsya yang dulu sih. Aku ga kuat lihat kamu yang kaya gini.” Saut DJ masih tetap melanjutkan celotehnya.
“aku boleh ngomong gak nih? Dari tadi mau ngomong di tabrak terus. Udah seminggu gak ketemu, datang-datang malah gini. Males ah aku.” Kata Marsya.
“ Aaaahhhhhh, Marsya, aku kan kawatir ama kamu. Abis aku kata anak-anak gitu. Apa karena habis ditinggal aku ya?” saut DJ dengan suara khasnya yang cempreng abis.
“ Hadeh. Ya boleh. Sebombongmu J. Ibu gimana? Dah sehat?”
“Udah alhamdulillah. Lha aku udah disini lagi kan. Sekarang balik kepertanyan. kamu kenapa? jangan nyelimur dah.”
“ Hahaha,,, kenapa apanya sih? Aku biasa aja kali. Soal Mia, aku ngerjain dia ya asal aja. Tapi setelah itu aku bilang aku bohongi dia koh. Masalah anak tutor, habis aku sering nungguin mereka. Aku sekali-kali kerjain mereka boleh aja donk. Masalah bu Enda, hehe. Abis kuliah jam setengah 1 baru dateng jam 1. Kita kan kesel, udah gitu ngajarnya kaya ga niat gitu. Ya aku cuma tahu isi hati anak-anak. Akhirnya aku sedikit hapus slide-slidenya. Cuma beberapa kok, itu juga tadi beberapa anak pada setuju. Setelah itu, ya aku memuji Beliau agar ga marah. Udah gitu doank. Oh ya, masalah jorok? Kaga lah. Orang aku minta tisu pada ga punya. Ya udah mau gimana. Masa pakai baju mbersihinnya?”
“tetep ga bisa diterima. Kenapa sih?cerita sih. Terus Atsar kemana? Nanti aku marahin kalau ketemu. Dia membiarkan dirimu sendiri. Aku tak terima.” Saut DJ, alaynya makin menjadi.
“aja lebay J. Dia jarang berangkat. Lagi bertapa kayanya. Aku mau gak mau sering TA-in dia. Habis aku risih, absenku hampir penuh, dia sendiri cuma baru satu. Masalahnya dibawah persis J. Kan jadi ga enak dilihat. Kesannya aku kerajinan berangkat kuliah.”
“halah, yang ada Atsar yang keterlaluan Sya. Dia kenapa sih? Apa dia frustasi lihat kamu kayagni?hehe. Kamu kenapa koh? Cerita sih?”
“ haha, kayagini gmn sih. Kaga. ga kenapa-kenapa aku. kalem bae sih. Hm, aku pulang yaaa.”
“baru ketemu langsung pulang? Entar aja sih. Main kekosan sini. Ibu kost nanyain tuh.”
“hahaha,,, besok-besok lgi ya, kamu katanya ada rapat. Ya elah, ibu kost ga mungkin nanyain aku. Mungkin nanya ke kamu kali. Kamu bayar kostannya mau kapan? Wkwkwk”
“ ihiiiii,, Marsya. Tau aja deh. Hihihihihihi. Yaudah, kamu baik-baik aja loh ya. Kalo ada apa-apa langsung kekosan. Langsung pulang loh. Jangan mampir-mampir.”
“ hm”
Ya. Gadis itu, ia sebenarnya tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Ia tak sengaja merubahnya. Semua mengalir saja. Hampir setiap tempat ia datangi. Disitu selalu ada tanda tanya. Kamu lagi kenapa?
Ia heran kejadian di tempat tongkrongannya juga gitu. Bu Toha sampai-sampai ngenes. Ia hanya bisa memberinya segelas teh dingin, minuman kesukaannya. Tanpa banyak bertanya, lalu Bu Toha berucap ” Kalau habis, ambil aja sendiri. Mau dihabisin itu persediaannya juga gak papa. Gratis pokoknya. Ga menerima pembayaran dari mba Marsya. Itu makanannya juga dimakan aja”. Si dul pun ikut-ikutan, “ambil aja tuh batagornya. Di enakin aja Sya. Mau tiduran apa selonjoran disitu aja. sambil menunjuk teras depan SD. Kamu istirahat sanah. Oh ya, Melisa nyariin kamu”.
Gadis itu semakin tak mengerti. Ada pa sih dengannya? Menurutnya dia biasa-biasa aja. Puncaknya saat ia sedang bekerja. Teman sekaligus adik iparnya, haha. Dia mengaku menjadi adik iparnya. Sejenak ia berfikir. “Aku sudah punya kaka ipar. Adik ipar. Lantas aku? Hahaha. Lupakan.”
Kembali lagi, adik iparnya berkata. “ kalau gak kuat pulang aja mba. Jangan dipaksain. Istirahat sana.”
“Aku kuat kok. Aku kan stronger. Hehe” Marsya hanya membalas seperti itu.
Dan alhasil, beberapa jam kemudian. BAMM. Gadis itu terjatuh, tergolek lesu. Tak berdaya. Ia mencoba membuat badannya kembali tegak. Sayang, ia terlalu lemah. Ia hanya berkata pelan pada tubuhnya. “Ada apa denganmu?”
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Dan saat diperjalanan pulangnya. Gadis itu meneneteskan air matanya. Ia menangis, menangis lepas bersama dengan turunnya rintik hujan. Tak tahu kenapa ia keluar lagi. Tetapi yang pasti ia sedikit bahagia.
Karena air matanya cepat hilang, memudar pergi bersama air hujan.
231114 :23:19:23