Senin, 22 September 2014

akal dan hati


akal mempunyai mata,
namun tidak memiliki kaki.
itu sebabnya,
banyak orang hanya berfikir saja.
namun tidak bertindak.
bisa seperti itu?
karna ya,
proses berfikir berasal dari akal.


hati tidak mempunyai mata,
akan tetapi ia memiliki kaki. 
itu sebabnya,
banyak orang yang memperjuangkan cintanya.
bisa seperti ini?
karna ya,
karena cinta bersumber dari hati.


jangan memilih salah satu.
jangan memilih akal,
jangan pula memilih hati.

pilihlah keduanya.
selaraskan akal dan hati, 
agar dapat mencuatkan eksistensi diri.

~renungan OSHO~

Kamis, 18 September 2014

Seandainya,


aku sejujurnya tak ingin lagi berbicara panjang lebar disini. inginku diam seribu bahasa sehingga semut yang berjalan di jari-jemariku kini, tak mengetahui apa yang sedang aku rasakan. hm. aku hanya bingung. inikah cinta? ah, sepertinya aku bulsit berkata jika itu cinta. hm. apakah ini cemburu? ah, saya kira itu sangat jauh dari kata-kata itu. hm, lalu sebenarnya apa ini?
ku benar-benar mencoba mengalihkan semua. tidak berlari. tidak. karena itu hanya melelahkan dan hanya sia-sia belaka. aku hanya ingin menghiraukan itu. menghiraukan perasaan itu. menghiraukan bukan berarti tak menganggap. karena keduanya berbeda. jika menghiraukan berarti jauh didaalam lubuk hatiku,aku menyadari ada perasaan itu disana. dihatiku. namun jika tak menganggap, itu berarti aku mengelak kehadirannya. kehadiran perasaan yang tumbuh kembali entah kapan. ha ha. aku hanya bisa tertawa dalam hati. seandaikan saja dua tahun lalu kembali. setidaknya ia ingin membenahi segalanya.

ya memang. aku menyadari betul. pikiranku, mematikan perasaan itu. menumbangkan perasaan itu. membabibuta, membunuh perasaan itu. namun sayang sekali, perasaan itu mungkin begitu kuat. sehingga, saat perasaan itu mati, tak disangka ia tumbuh dua kali lipat, saat pikiran itu menumbangkan perasaan itu, tak disangka memory indah kenangan yang terekam tak bisa mengelak, dan kehadiran perasaan itu semakin hadir, saat pikiran membabibuta, saat itu perasaanku hanya tetap melenggang bebas berjalan menelusuri dan menelisik setiap sela dan ruang saat bersamanya. ah, memang benar. pikiran mempunyai mata, namun tak memiliki kaki. perasaan memiliki kaki tak punya mata. mereka memang tak bisa beriringan. takkan pernah bisa. hanya saja mereka dapat melengkapi. dan mereka saling mempengaruhi. beriringan namun saling kontradiktif. 

Ooo. you make me live, whatever this world can give to me,
It's you, you're all I see, Ooo, you make me live now honey
Ooo, you make me live, You're the best friend . . . . . .

ah, lagu ini syahdu sekali. lagu ini sudah kuputar berulang kali. melenakanku, mengabaikan segala tugas kuliahku,membuatku berandai-andai, jika aku dahulu menjadi adik kandungnya saja, mungkinkah perasaan ini takkan muncul?

Oh My God. aku benar-benar tak pernah memikirkan ia menjadi miliku. aku hanya ingin hubunganku dengannya baik. sudah. itu sangat cukup bagiku. akupun tak ingin membuatnya terbebani. biarkan dia terbang bersamanya, itu tak menjadi masalah bagiku. yang pasti, yang ku inginkan ia baik-baik saja dan selalu bahagia. benar. hanya itu.
Aku pun tak menyalahkan siapapun. karena ini bukan soal salah atau benar. aku hanya ingin menjalin hubungan pertemanan dengannya, seperti dahulu, saling suport, saling mengingatkan, saling menguatkan, bisakah Tuhan?

aku sudah menitipkan salam rinduku pada rintik hujan. jika Tuhan mengijinkan, ku mohon, izinkan rintik hujan menghantarkan Salamku padanya, izinkan hari ini tuk turun hujan lagi. sejenak saja taak apa. dan perasaan ini. hm perasaan ini sudah ku temukan. perasaan ini hanya rindu. hanya rindu bersamanya, seperti yang dulu. dan lagi-lagi ku hanya bisa berkata, semoga kau selalu baik-baik saja.


~Marsya Sataly~

14122014; 21:30:23

Sabtu, 06 September 2014

kawan


ia menyadari bahwa bangunan yang kalian bangun berdua runtuh,
tidak.
walau begitu, itu tidak runtuh seketika.
hanya saja, bangunan itu runtuh karena ingin di perbaiki.
bukan menjadi runtuh seperti rumah yang tersentuh satpol PP.

ia, menyadari.
kau terlebih dia sama-sama terluka.
ia menyadari bahwa hati kalian ingin menyatu,
ia sangat menyadari bahwa kalian tak ingin berpisah.

tidak apa-apa.
kau harus kuat
tidak apa-apa.
kau harus tegar

mungkin ini jalanmu.
jalanmu untuk menempuh apapun yang kau sukai
begitu juga sebaliknya.

tidak papa. tidak apa-apa sayang.
raihlah apa saja sesuatu yang belum kau raih.
lakukan apapun yang kau suka
kau bebas untuk memilih
walau begitu,
jangan pernah kau melupakan kenangan yang sudah terekam dalam ingatanmu.
terlebih bersama dengannya,
karena mungkin kenangan itu, akan menghantarkanmu kembali,
padanya suatu saat nanti.
terlebih jika suratan takdir yang berbicara.

tenanglah kau.
masih ada saya, kawan berbagi dan bercerita.
jika kau terlelah,
bersandar saja di pundakku.
tak apa.

jika kau terluka,
kan ku obati pilu itu.

jika kau bersedih.
menangislah di hadapanku.
jika itu membuatmu mengurangi kesedihanmu.

namun,
jika kau bahagia.
jangan katakan padaku saja,
tetapi,
katakan pada semua,
agar yang lain setidaknya ikut merasakan bahagia.

tenanglah kawan.
aku ada disini untukmu.


Kamis, 04 September 2014

look



tak heran.memang.
itulah ia.
ia yang selalu tertutupi oleh sesuatu.
ia yang selalu berada di balik layar.
ia yang selalu berada di belakang.

mungkin.
mungkin ia terlahir untuk seperti itu.
di belakang,dan tetap berada di belakang sampai kapanpun.

atau mungkin,ia belum berusaha.
belum berusaha mengeluarkan permata yang ada dalam dirinya.
permata harapan yang selalu ada pada setiap orang.
dan memang,
ia sadar bahwa tak semua orang dapat menemukan permata dalam dirinya.

ia sesekali tertawa.
tertawa menyakitkan.
ia tidak merasa hidup ini tak adil. tidak.
ia tak pernah merasa bahwa dunia mencampakkanya. tidak.
ia juga tak pernah merasa bahwa dunia ini kejam. tidak.

hanya saja,terkadang, ia merasa semua yang dilakukannya sia-sia.
tak berguna, tak terperhatikan, tak ternilai dan menjadi sesuatu yang tak berarti.

entah mengapa,
ia terkadang menelan ludahnya.
pait,seperti halnya kehidupannya.

sering sekali ia menangis,
tapi ia tak pernah mengadu. ia hanya selalu bertanya,
apakah aku akan hidup seperti ini?

sejauh mata memandang,
apapun yang ia lakukan, ia kerjakan itu semua untuk mereka.
jarang sekali ia memikirkan seusuatu hal untuk dirinya sendiri.

ia merasa miris pada dirinya,
tak dianggap, selalu dihiraukan,diremehkan,dicaci,dimaki,dihina.
hm, lengkao sudah.


walau,
ia pernah menyerah,
ia tak kuat menjalani kehidupannya.
namun ia tetap melanjutkan sesuatu yang sudah menjadi pegangan hidupnya.

setiap harinya, ia selalu ingin berubah,
ingin sekali ia menjadi seseorang yang di anggap kehadirannya,
seseorang yang tidak bermaksud ingin di pandang, hanya saja setidaknya lihatlah ia.
berilah pengakuan terhadap sesuatu yang telah ia lakukan, terlebih sesuatu itu baik dan bermanfaat.
berilah nasihat, jika ia salah dalam melakukan sesuatu.

hanya saja, bisa jadi ia akan tetap selalu di belakang,
namun bisa jadi, ia akan membawa dirinya maju kedepan,
atau perlahan pasti dirinya akan maju kedepan,
atau bisa jadi,
ia hanya sebuah mutiara yang tak kan pernah terlihat dan terjamahkan oleh manusia.
semua tergantung pada ia,dan kalian semua.

lihatlah ia,akui ia, dan buatlah ia menampakan segala sinar yang mengkilau dalam dirinya.
jika kalian bersedia,