“Saat ini,tepat satu tahun silam tragedi dompet bermotif bunga jatuh.” Ata menelan ludah.
Mulai saat itu,Ata dan Marsya sering sekali bertemu. Hampir tiap hari Ata mendatangi Marsya,terlebih saat Marsya berada di taman.. Pernah suatu ketika Marsya tak kunjung datang. hingga pukul 9 petang ia setia menunggunya di taman. Sampai-sampai Jambrong alias Sandi mengibuli Bosnya, ia berkata “ Bos,Rishyan tidak bisa masuk hari ini, karena sakit Bos. Katanya ia mencret-mencret terus,sampai stay terus di WC.” (dengan muka memelas yang dipaksakan pastinya).
Ya,
Ata selalu ada untuknya. Menunggu dengan santai di kursi panjang yang berada di taman. Sesekali ia pergi ke warung dekat taman untuk memesan coffemix atau sekedar bercengkerama dengan Jambrong. Saat melihat Marsya dari kejauhan ia bergegas pergi menghampirinya. Meninggalkan semua, termasuk Jambrong yang baru saja datang.
Dari awalnya yang berbicara sepatah dua kata, lama-lama berbicara sejam dua jam. Dari awalnya yang bertemu hanya berkisar sejam dua jam,kini mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam. terlebih saat hari libur, Ata sering mengajak Marsya jalan-jalan. Pinternya Ata, ia mengajak Marsya ke toko buku. Tepat. Itu memang tempat favorit Marsya. Dan tak bisa dielakkan lagi, Marsya benar-benar nyaman dengan Ata. (bagaimana bisa tahu??? Ya. Kelihatan sekali dari raut wajahnya. Senang Gembira tanpa beban)
Ata benar-benar pandai. Ia memangkas habis apapun yang berhubungan dengan dirinya. Terlebih saat bertemu dengan Marsya. Ia benar-benar meninggalkan kesan yang apik di setiap moment bersama Marsya.
“aish,,, semua terjadi begitu cepat!!!” sembari menghisap dalam-dalam, yang pada akhirnya menciptakan kepulan besar hitam menambah secuil polusi udara. Ia tersadar dari lamunannya itu. lamunan indah bersamanya.
Ingatan ia kembali saat ia mulai meminta no ponsel Marsya. Ya, pada saat itu, belum jamannya bbm,android atau ponsel pintar. Dulu ponsel pintar semua ponsel yang bisa SMS dan telpon saja.
Dulu, masih melekat dibenaknya, saat ia kontak-kontakan dengan Marsya. Sesekali Telpon dan lebih banyak SMS, batinnya berkata “biar rindunya memuncak. Besok paling ketemu di taman.” Mulai dari situ, sebenarnya Ata menyadari, bahwa dirinya tak hanya menyukai Marsya, namun kini bertambah menjadi rasa sayang.
Saat mengingat ini,Ata terlihat senyum-senyum sendiri. Batinnya berkata,"coba datang lagi waktu-waktu seperti itu."
Hingga suatu hari itu, yang menjadi jurang pemisah di antara keduanya. Saat itu, Ata dan Jambrong sedang duduk di taman. Sekitar pukul 11 malam. Mereka bersenda gurau,tentang bos yang rempong, tentang berita yang muncul hari ini, mereka berlagak seperti pengamat politik. Terlebih pasca pemilihan presiden kemarin, hingga yaps. Gadis itu.
“sampai kapan lu umpet-umpetan gini?ntar Marsya lihat bingung dah lu mau ngomong apa!”
“tak kan pernah terjadi kalo lu kaga ngomong mbrong!”
“eh,,,gua kaga ngomong pun. Kalo dia lihat, pasti ya . . . . . . gitu dah!”
“kaga lah,gua udah tahan-tahanin sampai kecut ni bibir. Sampai gua menjadi tehetarian, bukan pecandu kopi. Udah gitu, sejam sebelum ketemu dia,gua makan permen yang relak-relak apa itu namanya *eits jangan sebut merk, yang iklannya permen wangi,,penyegar mulut.”
“daplun,gua kan ngomongnya kalo tu cewe liat elu!!!gimana?” jambrong dengan suara yang meninggi.
“gak lah,jam segini koh! Tuh liat,taman sepi gini koh. Paling-paling tinggal gua ama elu, dan kita pasti dikira gay ama orang yang liat. Lagian elu punya pacar si biar ga ama gua terus!”
“leh,,,lu juga kaga punya! Kaga punya ngomongi kaga punya. Ya olih!!! Ckck. Gua balik ke kantor. Lu juga,kerjaan masih melambai-lambai tuh. Ga selesai,bos bisa ngancurin tu kantor!”
“hahaha,,yang penting ga bisa ngancurin ati gua.wkwk. sejam lagi gua nyusul.”
Lagi lagi ia melihat sekitar jalanan yang mulai sepi, jalan yang berwarna kuning,akibat pantulan lampu sorot penerang jalan. Ia menghembuskan nafas. Ingin sekali itu yang terakhir. Karena ia merasa gagal menjadi orang. Ia tetap sampah yang menjadi sampah.begitulah pikiran yang tak pernah dilepasnya. Pikiran yang hancur dan mematikan. Tiba-tiba teringat peristiwa itu,
“Mas Ata,apa itu kau?”
Kata-kata itu seakan-akan menusuknya dari belakang. Kata-kata yang tak pernah ia bayangkan,akan terjadi. Tepat saat ia memegang sesuatu yang sangat ia jauhkan dari gadis yang sudah di belakangnya. Ia berusaha tenang. Dan membalikkan badan menghadap arah suara itu datang,berusaha untuk menutupi apa yang ia bawa di belakang punggungnya.
“ya,,ini aku. Malam-malam begini mengapa ada diluar?” melihat wajah gadis itu, sedikit lusuh tanpa memakai baju hangat.
“Cuma cari angin sebentar. ” gadis itu menjawabnya dengan pelan. Dengan wajah yang tertunduk, seakan-akan telah terjadi sesuatu padanya.
“coba lihat aku”, tanpa disadari ia menyodorkan kedua tanganya lalu mencoba mengatup kedua tangan gadis itu. dan, benda yang Ata berusaha untuk tetap tersimpan di balik punggungnya.seketika terhempas mengenai tangan kiri gadis itu.
Tidak sakit,hanya saja, Marsya menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat Ata dengan ketidak percayaan dan ia bergegas untuk berlari menjauhinya. Hanya saja, Ata sudah memegang tangannya dengan erat,mencoba untuk menenangkannya. “sebentar Sya,ini salah paham.”
“gak mas,aku mau pulang.” Dengan sekuat tenaga mencoba untuk lepas dari tangan Ata.
“Sya.
Oke aku anter pulang ya.”
“gak usah mas. Aku bisa sendiri!” menghentakan tangannya dengan tangan Ata,dan Ata mengalah. Ia meregangkan tangannya.
Jambrong membuyarkan semuanya.“Wey,,,ngalamun aje lu. Tau ga si lu!jam berapa ini!!!!!” sembari menunjukan jam tangannya. Menandakan pukul 23.00.
“sialan banget lu,geblek bener lu! Elu ngagetin GUA!!!!”
“hahaha,,nih,,,jus sirsak yang udah mencair. Nungguin elu, dari tadi siang.kaga elu apa-apain. Sentuh pun kaga,dirasainpun kaga. Lu phpin dia namanya tu. Entar ati-ati balik ke elu baru tahu rasa lu!” (dengan muka yang absurd)
“ndasmu!!!gua kaga pernah phpin tu jus. Yang ada gua anggurin!!!”
“dasar somplak. Sama aja keles! Lu masih mikirin dia? Hm,,gua udah ingetin waktu itu kan. Lu ngeyel aja. Ngomong ma elu kaga ada berhentinya. Ckck. Udah lah,,hubungi tu cewe. Lu sih, sebulan ini kaga ngasih penjelasan apa-apa. Waktu itu, lu bukannya anterin dia pulang. Malah ngikutin dari belakang. Emang elu peliharaannya!!!dah gitu, Kaga bicara apapun lagi..ckck bego lu!!!
“emang gua yang salah.ngomong apa juga bingung. Sms takut ga di balas. Telpon, Gila aja gua!”
***
Rabu, 27 Agustus 2014
Selasa, 26 Agustus 2014
ata dan sataly
Kala itu,
kabut mulai menyapa dengan hangat, malam mulai menampakan rona hitam pekatnya, adzan mulai berkumandang, ayam jago mulai berkokok bersaut-sautan dan pemuda itu, sibuk menarik tubuhnya dalam-dalam menyesuaikan selimut bermotif kotak-kotak birunya. Tak berselang lama, rona hitam pekat di langit berubah menjadi terang benderang. Kicauan burung pipit mulai terdengar merdu di telinga yang mendengarkan. Sang Mentari mulai muncul memancarkan senyum terjailnya membuat hampir sebagian orang yang memulai aktifitasnya sesekali memicingkan matanya.
Alarm putih berbentuk burung pipit bertengger di pohon itu mulai berkicau,menunjukan waktu pukul 06.00. kicauan itu tidak sebagus kicauan aslinya, tetapi cukup untuk membuat kejutan hebat di gendang telinganya yang memaksakan ia untuk bersegera bangun membunuh suara memekikkan itu. Batin ia bersumpah serapah , brisik sekali!aku baru bisa tertidur jam 4 pagi, dengan pekerjaan yang masih aku tinggalkan. Apa kau tahu,aku sangat cape?!” sembari memasukan alarm itu ke laci lemari kecilnya.
Tepat pukul 07.00, alarm itu berbunyi lagi. kali ini ia datang dengan suara yang terdengar manusiawi. Membuat Sang Pemilik yang sedikit terbangun tersenyum geli. Namun, seketika itu juga ia melanjutkan tidurnya.
Selang beberapa waktu,ponselnya berdering..seketika ia terpelanjat bangun karena posisi ponsel tepat berada ditelinganya. Ia berdecak pelan, batinnya berkata “sompret,karma alarm.” ia lalu meraih ponselnya “JAMBRONG KUNYUK “ nama yang tertera di layar ponsel. “brisik sekali kau ini!ada apa hah?tak bisa melihat sahabatmu ini beristirahat sebentar?” . Terdengar suara dari kejahuan menyeletuk,”arghhh,,kau ini, Ta. Aku bukan orang seperti itu. aku cuma mau mengatakan sesuatu. kau pasti senang jika mendengarnya.” Ia mengeraskan volume suaranya “APAAN TUH??? Jangan bilang, aku ditunggu oleh bos Gemblung itu. kau suka sekali mengada-ada! Ogah ah,.”
“Cewe itu,ia ada di taman!”.
“MASAA???ini baru jam 7 pagi kan? biasanya ia baru datang jam 9. hm,,kamu salah lihat pasti mbrong!”
“kaga lah,,, cewe kaya dia cuma satu keles. Cepet lu mau kekantor jam berapa? Keburu dia pergi!”
“secepat kilat pesti mbrong. Tapi,bukan dia lah.kamu sudah tahu,aku mengintainya sudah setengah tahun ini. Dan ia melewati, atau hanya sekadar duduk di taman sekitar pukul 9 mbrong.”
“ah, banyak bacot lu Ta! Tesera,, Gua mau deketin tu cewe. Gua mau kenalan. Ntar kalau gua kenal dia, gua kenalin ke lu,hehehe. Gimana?”
“wah,,sialan lu mbrong. Lu kenalan sama cewe?kaga percaya gua. Sekarang Lu beliin gua vanila latte sama amunisi aja. Yang entengan aja mbrong, entar aku ganti. Jangan sentuh tuh cewe. Pantengin aja sampai aku datang.”
“hits, tapi seminggu ini,pekerjaan kamu yang tangani. Aku bantu-bantu dikit aje lah, oke?deal yaa”
“hm. Jaga tu cewe!!!” bip. Suara dari sebrang sana mati,Jambrong yang sebenarnya bernama Sandi itu melihat ponselnya sambil berkata “sadis lu Ta. Sapa-sapamu juga bukan,udah suruh gua jagain. Gua seharusnya jagain dia biar jangan sampai kenal lu. Itu yang bener!!!”
***
Ia langsung bergegas sambil bergumam “Ya,,ini cewe itu. cewe yang selama ini ku perhatikan diam-diam.sudah setengah tahun,aku belum berani mengatakan sepatah katapun. Berdiri di hadapannya juga aku tak punya muka. Hm,,mungkin ini saatnya. Saatnyaaa".
Ia benar-benar tergesa-gesa. Di benaknya hanya ingin bertemu dengan cewe itu. cewe yang beberapa minggu lalu ia ketahui namanya. Tak cukup lama ia berdandan di depan kaca. Dan setelah itu,ia keluar mmengambil motornya dan sesaat kemudian ia memasukan kunci dan gerombolan asap mengepul keluar dari knalpotnya disertai suara yang memekikkan telinga. Tanpa ada pemanasan, motor itu melaju kencang, seperti kencangnya detak jantung Sang Pemilik.
Dari tadi,hanya kedua tangan dan kakinya yang bekerja keras menaklukan jalanan yang tak pernah sepi.dan tak memakan waktu yang lama,ia sudah berada di taman itu. taman di belakang kantor ia bekerja. Taman yang setiap hari menjadi temannya untuk mengintainya,menunggu cewe itu datang hingga melihat cewe itu lepas dari penglihatannya.
Ia melihat Jambrong, ia tersenyum tipis, “kau ini mau mengintai apa mau memangsa!”
Jambrong membalikan badan “hey Ta. Kau sudah datang.hm,, cepat sekali.benar-benar kau ini Ranjem! ckck”
“weitz,,,kamu kok ngomongi diri lu sendiri.haha”
“ini pesenan lu.” (sambil memberikan segelas vanila latte dan sebungkus U-mild). “Gua mau datangi bos bawel dulu. Lu baik-baik ma cewe itu.jangan diapa-apain, ntar nyaknya dateng ke kantor urusannya berabe loh!”
“ndasmu kui,,ckck.thank”
***
Ia melihatnya,,, benar. Itu dia. Memang dia. Cewe yang ia suka dan kagumi. Cewe yang entah mengapa namanya mengandung nama ia. Ia meminum vanila latte,untuk mencoba menenangkan suasana hati yang berdebar kencang.Namun,hanya seteguk.Karena ia menyadari cewe yang di intainya bergegas pergi. Cewe itu terlihat buru-buru hingga cewe itu tak menyadari dompet putih bermotif bunga terjatuh.
Saat itu juga. Ia berlari mengambil dompet itu dan memanggil “mbaaa,,, mbaaa,, mba Mar. . . .” ia berhenti. Dan mengoceh sendiri,” Aduh,,mengapa aku memanggil namanya,nanti bisa beda cerita kalau dia tau aku mengetahui namanya".
Sesaat kemudian ia sontak kaget dan melempar dompetnya, “hmmm,,mba..saya bukan pencuri apa lagi pencopet.” (Ya saat itu,,cewe itu tepat berada di depannya, di hadapannya.)
Cewe itu berkata” iya saya tahu. Mas tadi yang memanggil saya kan,itu dompet memang dompet saya. (sambil mengambil dompetnya yang terjatuh dilantai dan pada saat yang bersamaan ia juga mengambil dompet itu,untuk diberikan cewe itu).
Dan adegan seperti di sinerton atau film-film,memang bisa terjadi. Kedua tangan itu bersentuhan hanya karena mengambil dompet yang terjatuh.
“ini mba dompetnya,,coba di cek dulu takut ada yang hilang” (dengan raut wajah yang sangat merah)
“tidak ada yang hilang kok mas. Terima kasih mas,kalau gak ada mas,mungkin dompet ini bisa hilang.”
“iya sama-sama mba. hm,,,saya Ata. Ata Rishyan. Mba?”
“hm,,saya Marsya Sataly. Panggil saja Marsya”.
Dan tak terelakkan lagi hari penantian Ata akhirnya datang juga.
Dan kini,,dua telapak tangan itu menyatu dan tak ingin di lepaskan. Yang pasti itu perasaan Ata yang berbicara.
Ia hanya berkata dalam hatinya, ”ini baru awal. Awal penantianku yang dahulu tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dengan pengintaianku selama ini,dengan segenap caraku untuk mencari tahu seluk beluk dirinya dan pada akhirnya ku bertemu ia saat ini. Akan ku buktikan pada diriku sendiri, bahwa aku tak salah menilainya. Oh,,,Marsya Sataly. Aku menyukaimu lebih dari siapapun.”
kabut mulai menyapa dengan hangat, malam mulai menampakan rona hitam pekatnya, adzan mulai berkumandang, ayam jago mulai berkokok bersaut-sautan dan pemuda itu, sibuk menarik tubuhnya dalam-dalam menyesuaikan selimut bermotif kotak-kotak birunya. Tak berselang lama, rona hitam pekat di langit berubah menjadi terang benderang. Kicauan burung pipit mulai terdengar merdu di telinga yang mendengarkan. Sang Mentari mulai muncul memancarkan senyum terjailnya membuat hampir sebagian orang yang memulai aktifitasnya sesekali memicingkan matanya.
Alarm putih berbentuk burung pipit bertengger di pohon itu mulai berkicau,menunjukan waktu pukul 06.00. kicauan itu tidak sebagus kicauan aslinya, tetapi cukup untuk membuat kejutan hebat di gendang telinganya yang memaksakan ia untuk bersegera bangun membunuh suara memekikkan itu. Batin ia bersumpah serapah , brisik sekali!aku baru bisa tertidur jam 4 pagi, dengan pekerjaan yang masih aku tinggalkan. Apa kau tahu,aku sangat cape?!” sembari memasukan alarm itu ke laci lemari kecilnya.
Tepat pukul 07.00, alarm itu berbunyi lagi. kali ini ia datang dengan suara yang terdengar manusiawi. Membuat Sang Pemilik yang sedikit terbangun tersenyum geli. Namun, seketika itu juga ia melanjutkan tidurnya.
Selang beberapa waktu,ponselnya berdering..seketika ia terpelanjat bangun karena posisi ponsel tepat berada ditelinganya. Ia berdecak pelan, batinnya berkata “sompret,karma alarm.” ia lalu meraih ponselnya “JAMBRONG KUNYUK “ nama yang tertera di layar ponsel. “brisik sekali kau ini!ada apa hah?tak bisa melihat sahabatmu ini beristirahat sebentar?” . Terdengar suara dari kejahuan menyeletuk,”arghhh,,kau ini, Ta. Aku bukan orang seperti itu. aku cuma mau mengatakan sesuatu. kau pasti senang jika mendengarnya.” Ia mengeraskan volume suaranya “APAAN TUH??? Jangan bilang, aku ditunggu oleh bos Gemblung itu. kau suka sekali mengada-ada! Ogah ah,.”
“Cewe itu,ia ada di taman!”.
“MASAA???ini baru jam 7 pagi kan? biasanya ia baru datang jam 9. hm,,kamu salah lihat pasti mbrong!”
“kaga lah,,, cewe kaya dia cuma satu keles. Cepet lu mau kekantor jam berapa? Keburu dia pergi!”
“secepat kilat pesti mbrong. Tapi,bukan dia lah.kamu sudah tahu,aku mengintainya sudah setengah tahun ini. Dan ia melewati, atau hanya sekadar duduk di taman sekitar pukul 9 mbrong.”
“ah, banyak bacot lu Ta! Tesera,, Gua mau deketin tu cewe. Gua mau kenalan. Ntar kalau gua kenal dia, gua kenalin ke lu,hehehe. Gimana?”
“wah,,sialan lu mbrong. Lu kenalan sama cewe?kaga percaya gua. Sekarang Lu beliin gua vanila latte sama amunisi aja. Yang entengan aja mbrong, entar aku ganti. Jangan sentuh tuh cewe. Pantengin aja sampai aku datang.”
“hits, tapi seminggu ini,pekerjaan kamu yang tangani. Aku bantu-bantu dikit aje lah, oke?deal yaa”
“hm. Jaga tu cewe!!!” bip. Suara dari sebrang sana mati,Jambrong yang sebenarnya bernama Sandi itu melihat ponselnya sambil berkata “sadis lu Ta. Sapa-sapamu juga bukan,udah suruh gua jagain. Gua seharusnya jagain dia biar jangan sampai kenal lu. Itu yang bener!!!”
***
Ia langsung bergegas sambil bergumam “Ya,,ini cewe itu. cewe yang selama ini ku perhatikan diam-diam.sudah setengah tahun,aku belum berani mengatakan sepatah katapun. Berdiri di hadapannya juga aku tak punya muka. Hm,,mungkin ini saatnya. Saatnyaaa".
Ia benar-benar tergesa-gesa. Di benaknya hanya ingin bertemu dengan cewe itu. cewe yang beberapa minggu lalu ia ketahui namanya. Tak cukup lama ia berdandan di depan kaca. Dan setelah itu,ia keluar mmengambil motornya dan sesaat kemudian ia memasukan kunci dan gerombolan asap mengepul keluar dari knalpotnya disertai suara yang memekikkan telinga. Tanpa ada pemanasan, motor itu melaju kencang, seperti kencangnya detak jantung Sang Pemilik.
Dari tadi,hanya kedua tangan dan kakinya yang bekerja keras menaklukan jalanan yang tak pernah sepi.dan tak memakan waktu yang lama,ia sudah berada di taman itu. taman di belakang kantor ia bekerja. Taman yang setiap hari menjadi temannya untuk mengintainya,menunggu cewe itu datang hingga melihat cewe itu lepas dari penglihatannya.
Ia melihat Jambrong, ia tersenyum tipis, “kau ini mau mengintai apa mau memangsa!”
Jambrong membalikan badan “hey Ta. Kau sudah datang.hm,, cepat sekali.benar-benar kau ini Ranjem! ckck”
“weitz,,,kamu kok ngomongi diri lu sendiri.haha”
“ini pesenan lu.” (sambil memberikan segelas vanila latte dan sebungkus U-mild). “Gua mau datangi bos bawel dulu. Lu baik-baik ma cewe itu.jangan diapa-apain, ntar nyaknya dateng ke kantor urusannya berabe loh!”
“ndasmu kui,,ckck.thank”
***
Ia melihatnya,,, benar. Itu dia. Memang dia. Cewe yang ia suka dan kagumi. Cewe yang entah mengapa namanya mengandung nama ia. Ia meminum vanila latte,untuk mencoba menenangkan suasana hati yang berdebar kencang.Namun,hanya seteguk.Karena ia menyadari cewe yang di intainya bergegas pergi. Cewe itu terlihat buru-buru hingga cewe itu tak menyadari dompet putih bermotif bunga terjatuh.
Saat itu juga. Ia berlari mengambil dompet itu dan memanggil “mbaaa,,, mbaaa,, mba Mar. . . .” ia berhenti. Dan mengoceh sendiri,” Aduh,,mengapa aku memanggil namanya,nanti bisa beda cerita kalau dia tau aku mengetahui namanya".
Sesaat kemudian ia sontak kaget dan melempar dompetnya, “hmmm,,mba..saya bukan pencuri apa lagi pencopet.” (Ya saat itu,,cewe itu tepat berada di depannya, di hadapannya.)
Cewe itu berkata” iya saya tahu. Mas tadi yang memanggil saya kan,itu dompet memang dompet saya. (sambil mengambil dompetnya yang terjatuh dilantai dan pada saat yang bersamaan ia juga mengambil dompet itu,untuk diberikan cewe itu).
Dan adegan seperti di sinerton atau film-film,memang bisa terjadi. Kedua tangan itu bersentuhan hanya karena mengambil dompet yang terjatuh.
“ini mba dompetnya,,coba di cek dulu takut ada yang hilang” (dengan raut wajah yang sangat merah)
“tidak ada yang hilang kok mas. Terima kasih mas,kalau gak ada mas,mungkin dompet ini bisa hilang.”
“iya sama-sama mba. hm,,,saya Ata. Ata Rishyan. Mba?”
“hm,,saya Marsya Sataly. Panggil saja Marsya”.
Dan tak terelakkan lagi hari penantian Ata akhirnya datang juga.
Dan kini,,dua telapak tangan itu menyatu dan tak ingin di lepaskan. Yang pasti itu perasaan Ata yang berbicara.
Ia hanya berkata dalam hatinya, ”ini baru awal. Awal penantianku yang dahulu tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Dengan pengintaianku selama ini,dengan segenap caraku untuk mencari tahu seluk beluk dirinya dan pada akhirnya ku bertemu ia saat ini. Akan ku buktikan pada diriku sendiri, bahwa aku tak salah menilainya. Oh,,,Marsya Sataly. Aku menyukaimu lebih dari siapapun.”
Rabu, 13 Agustus 2014
ia bernama,,,
Ia adalah seorang gadis muda,usianya belum terlalu matang.
ya,kurang lebih sekitar satu kodi.
parasnya mungkin tidak begitu cantik.
namun,kecantikan hatinya cukup menarik perhatian.
Saat tersenyum,ia terlihat manis.
mungkin karena ia senang menyapa.
Saat terdiam,ia terlihat garang.
mungkin karena ia senang merenung.
Saat tertawa,ia terlihat sangat bahagia.
mungkin,karena ia sedang melepas beban di pundaknya.
ya,,ia gadis yang aku kenal beberapa tahun silam.
gadis yang mulai merintis,merangkak naik mencapai tujuan hidunya.
seperti ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu.
gadis yang akan membawa kebahagiaan dan kebermaknaan bagi seluruh makhluk.
kapanpun dan dimanapun.
ia gadis yang enerjik,humoris dan terkadang impulsif.
gadis yang serbabisa,apa adanya dan supel.
gadis pembuat onar,tukang jail, dan biang kerok.
namun walau begitu,ia orang yang sangat perhatian, hingga terkadang orang yang menerimanya salah mengartikan.
ya begitulah ia,,
enjoy disetiap apapun, karena ia melakukannya dilandasi dengan tulus.
ia sangat senang bercerita,berbagi pengalaman,pengetahuan, dan suka berbagi.
semangatnya selalu ada dan bersifat abadi.
walau demikian,sesekali ia menyerah. hanya sejenak.
karena hal itu menjadi tumpuan untuk melejit lebih jauh keatas.seperti bola tenis katanya.
ia menginspirasi beberapa orang.
karena semangatnya yang selalu berkobar,tentang perumpamaan yang selalu ia buat, dan tentang kepeduliaannya kepada orang lain.
ia merasa hidup seribu tahun lamanya saat menjalankan rutinitasnya,namun saat ia mengingat-Nya ia merasa hidupnya tidak sampai hitungan ketiga.
ia senang akuntansi,senang sastra,berdagang, senang musik dan terlebih olahraga.
ia paling senang saat hujan turun dan saat angin bertiup kencang. ia juga sangat suka air.
ia suka berkorban,ulet dan gigih.
ia sangat blak-blakan dan spontan dalam bertindak.
saat bercerita tentang cinta,
ia adalah gadis yang setia,romantis, dan pengertian.
gadis yang memiliki bermilyar cita-cita dan memiliki cita-cita selangit.
sang pemimpi yang ulung sehingga satu per satu mimpi itu menjadi kenyataan.
pengamat yang tajam dan awas membuat ia terkesan memiliki ilmu.
tidak,ia tidak mempunyainya.hanya saja,,,
ia ingin menjadikan dirinya seorang insan yang berguna untuk orang lain,tidak sekadar cuap-cuap.
ia menginginkan semua bahagia,
tidak sok menjadi pahlawan,
namun ia berusaha untuk memberi secerca harapan,kebahagiaan dan kebermaknaan hidup.
karena itu, ia hidup.
karena itu pula ia bahagia tercipta di dunia fana ini,
dan ia takkan menyia-nyiakan Sang Pencipta menciptakan ia.
yaaa,,
itulah gadis yang aku kenal sekaligus aku kagumi.
gadis itu bernama "Marsya Sataly"
ya,kurang lebih sekitar satu kodi.
parasnya mungkin tidak begitu cantik.
namun,kecantikan hatinya cukup menarik perhatian.
Saat tersenyum,ia terlihat manis.
mungkin karena ia senang menyapa.
Saat terdiam,ia terlihat garang.
mungkin karena ia senang merenung.
Saat tertawa,ia terlihat sangat bahagia.
mungkin,karena ia sedang melepas beban di pundaknya.
ya,,ia gadis yang aku kenal beberapa tahun silam.
gadis yang mulai merintis,merangkak naik mencapai tujuan hidunya.
seperti ulat yang akan berubah menjadi kupu-kupu.
gadis yang akan membawa kebahagiaan dan kebermaknaan bagi seluruh makhluk.
kapanpun dan dimanapun.
ia gadis yang enerjik,humoris dan terkadang impulsif.
gadis yang serbabisa,apa adanya dan supel.
gadis pembuat onar,tukang jail, dan biang kerok.
namun walau begitu,ia orang yang sangat perhatian, hingga terkadang orang yang menerimanya salah mengartikan.
ya begitulah ia,,
enjoy disetiap apapun, karena ia melakukannya dilandasi dengan tulus.
ia sangat senang bercerita,berbagi pengalaman,pengetahuan, dan suka berbagi.
semangatnya selalu ada dan bersifat abadi.
walau demikian,sesekali ia menyerah. hanya sejenak.
karena hal itu menjadi tumpuan untuk melejit lebih jauh keatas.seperti bola tenis katanya.
ia menginspirasi beberapa orang.
karena semangatnya yang selalu berkobar,tentang perumpamaan yang selalu ia buat, dan tentang kepeduliaannya kepada orang lain.
ia merasa hidup seribu tahun lamanya saat menjalankan rutinitasnya,namun saat ia mengingat-Nya ia merasa hidupnya tidak sampai hitungan ketiga.
ia senang akuntansi,senang sastra,berdagang, senang musik dan terlebih olahraga.
ia paling senang saat hujan turun dan saat angin bertiup kencang. ia juga sangat suka air.
ia suka berkorban,ulet dan gigih.
ia sangat blak-blakan dan spontan dalam bertindak.
saat bercerita tentang cinta,
ia adalah gadis yang setia,romantis, dan pengertian.
gadis yang memiliki bermilyar cita-cita dan memiliki cita-cita selangit.
sang pemimpi yang ulung sehingga satu per satu mimpi itu menjadi kenyataan.
pengamat yang tajam dan awas membuat ia terkesan memiliki ilmu.
tidak,ia tidak mempunyainya.hanya saja,,,
ia ingin menjadikan dirinya seorang insan yang berguna untuk orang lain,tidak sekadar cuap-cuap.
ia menginginkan semua bahagia,
tidak sok menjadi pahlawan,
namun ia berusaha untuk memberi secerca harapan,kebahagiaan dan kebermaknaan hidup.
karena itu, ia hidup.
karena itu pula ia bahagia tercipta di dunia fana ini,
dan ia takkan menyia-nyiakan Sang Pencipta menciptakan ia.
yaaa,,
itulah gadis yang aku kenal sekaligus aku kagumi.
gadis itu bernama "Marsya Sataly"
Minggu, 10 Agustus 2014
entahlah
Tidak tau mau memulai dari mana.
Tidak tau juga berawal dari mana.
Bisa jadi semua baru dimulai, atau mungkin ini akan berakhir.
Ya,
Ia tak paham.
Ia tak mengerti.
Ia tak tahu,
Ini sulit untuk dimengerti batinnya,
decakan di mulutnya mengakhiri ketidaktahuannya.
Lagi,lagi dan lagi.
Decakan itu timbul,
akibat pikirannya yang berkeliaran,
mencoba untuk mengerti.
Tapi sedetik kemudian ia pasrah.
Ia tidak mengerti sesuatu itu bisa terjadi.
Lalu ia mencoba memikirkannya kembali,,,
Mencoba mengerti apa yg terjadi,
Mencoba memahaminya,
Mencoba menerima dgn sisa kesadaran yg ia miliki.
Ia mulai bertanya-tanya dalam hati,
Apa yg harus kulakukan?
Apa ak hrs menerimanya?
Apa aku harus memaksakan untk menerimanya?
Apa aku pura2 saja menerima?
Apa aku mau ttp tinggal diam?
Apa aku kudu menerima sesuatu yang akunya saja blm tahu.
lantas,bagaimana aku menerimanya?
Apakah biarkan saja sesuatu itu, menjadi rahasia alam?
menjadi rahasia yang sampai kapanpun tak akan terkuak?
entahlah. . .
ia mengakhiri dialog panjang batinnya dengan kepasrahan.
selang beberapa menit,
Ia mencoba bernafas,dengan tarikan panjang yang tak ingin ia lepas.
namun,tarikan itu tak mengubah apapun,
sesuatu itu tetap tak dapat hilang dalam benaknya.
"aish" ia bergeming.
pikiran ia berkecamuk,pikirannya tak berkesudahan.
tes,
satu manik air jatuh,,
manik yang ia selalu simpan itu,
perlahan tapi pasti berjatuhan.
seperti tetesan air kala rintik hujan turun,
mewakili apa yang sdang ia rasakan.
karena itu pula ia mampu bertahan untuk tidak mengeluarkan air mata indahnya.
memang,air mata yang turun itu indah,
menyejukan,
mendamaikaan,
menenangkan.
hingga ia dapat melupakan sejenak apa yang ia rasakan.
jari jemarinya mengetuk-ngetuk lantai,
ia mencoba menilik kedalam relung hatinya,
dan saat itu,
tiba-tiba terbesit kata-kata indah yang berasal dari sahabatnya.
"meskipun tak ada bahu untuk bersandar, tetap akan ada lantai untukmu bersujud".
Langganan:
Postingan (Atom)