Minggu, 14 Juni 2015

Sore, Malam Minggu Part 1 bagian A


Hahaha,,
Aku tertawa benar pada diriku sendiri. “Tiba-tiba sudah hari sabtu saja”, batinku berkata.
Ah, benar-benar, sudah beratus minggu aku lalui, atau mungkin sudah seribu minggu, hahaha. Sungguh aku sudah sedikit berbeda. Mungkin karena diriku lebih manis dari sebelumnya, atau mungkin dosaku sudah menumpuk seperti TPA Gunung Tugel, astagfirulloh.
Hahaha, aku ingin menulis, bolehkah? aku bukan pengikut viki. aku, ya aku Marsya.

Balik lagi ke perbincangan kita diawal, memang benar ini mungkin seribu minggu yang aku lalui, dengan kesendirian. hahahahaha. Coba kita hitung. Aku terakhir pacaran itu SMA kelas 1. Itupun awal masuk sekolah. itupun, aku gak pernah ketemu sama doi. aku baru sadar, kenapa aku bisa pacaran ama doi ya? haha. Ya katakanlah aku jomblo mulai tahun 2008, sekarang 2015 , berarti sudah 7 tahun. Haha masyaalloh, melebihi pemilihan presiden. haha. Aku mau ngitung, coba 1 tahun itu ada 52 minggu, berarti sudah 364 minggu aku lewati. Berarti tulisan yang diatas itu salah, ahhahaha. Seribu minggu? gila aja apa, lama banget, bisa-bisa aku udah kaya petapa lumutan di hutan. haha

Tapi, wauouuuuw,,,, 364 minggu itu sudah lama juga loh,, hahahaha. Pantas, adeku bilang, aku jones. Awal mulanya, aku kira jones itu nama partner di permainan criminal case. tetapi, ternyata artinya itu nyesek. hhaha. Ya,," jomblo ngenes". saking ngenesnya mungkin membuat hatiku yang merah menjadi absurd,  lembut, tetapi saking lembutnya membuat hatiku rapuh. hahaha.
Aku tak kan galau galau disini. aku juga takkan ngenes ngenes disini. Aku hanya ingin menulis, bahwa aku ringsek. lho?!!! hahahaha.

Calm down. Aku tetap have fun. hahaha. Jombloku bukan berarti kehidupan percintaanku hampa tak berdaya. TIDAK. salah besar itu. Yaaaa,, aku hanya ingin menulis saja, mengulang kembali kenangan yang masih menyangkut di memori saya. haha. Jangan salah, aku jomblo bukan berarti aku tidak cantik. Tidak ya, aku itu cantik, secantik namanya, setidaknya ibuku pernah bilang begitu. haha.

Tidak-tidak, sekarang agak serius ah ngomongnya. haha. lah, ngapa serius-serius mengko diomong(red= nanti dikatain) anak buaeh vikinisasi. ckckckck. haha,,, tetap have fun aku.. haha. Eits,, jangan salah gini-gini pernah nembak koh aku, ckck. sedikit menyesal, sedikit bangga,dan banyak malunya aku.
Yaa, tepat kelas 5 SD, aku pernah melakukan itu. Awalnya, pada malam hari, aku cerita, pada tetanggaku sebelah rumah, ia langsung jawab dengan cepat. "wah kamu lagi jatuh cinta itu sya. kamu kudu nembak dia," kata tetanggaku Mba Lia (nama sebenarnya) perlu di ketahui dia itu sudah SMA saat itu. Aku dengan polosnya, cupunya, terlebih aku siswa yang sering dibully di sekolah, jadi memang pantas saat itu aku sangat polos sekali, sepolos dodol garut. mungkin.

Balik lagi, aku cuma menjawab " gila. gak mau lah mba. masa kecil-kecil gini, aku udah jadi pembunuh? " (mungkin waktu itu bukan begini percakapannya, aku hanya lebay-lebayin sedikit biar dikatain kekinian).
terus mba Lia jawab, " bukan gitu lah PA, maksudnya kamu ngungkapin rasa sukamu, gini tak kasih tahu caranya. kamu  besok, besok ini juga, bilang ke dia, harus besok ini juga loh ya."
"hm. iya bilang apa?" aku tak sabar.
" kamu bilang gini, mbing(kambing, bukan nama asli) ada yang mau aku omongin,penting banget, kamu sini deh. aku mau bilang sama kamu, sebenarnya aku sudah menyimpan rasa ini sudah cukup lama, ya bisa dibilang beberapa hari yang lalu, aku mau bilang ke kamu, jujur, didalam lubuk hatiku yang terdalam aku suka kamu, mau ga kamu jadi pacarku?"

" panjang banget kata-katanya mba? aku tulis aja yaaa,,,"

"jangan lah. harus ngomong besok, harus loh ya"

"lah mba,, gak mau, aku malu lah,,, aku juga bohong. orang aku sukanya udah dari kelas 4 SD, lagian dia duduknya kalau ga didepan aku, belakang aku, samping aku. jadi lama-lama aku suka. tapi aku juga malu lah, orang dia udah deket banget sama aku."

"udah, bilang aja besok. bilang besok loh ya, kalau ga berani ya kamu surat-suratan aja."

"lah mbaaa,,,, ga bisa lah maluuu."

" yaudah sanah. terserah kamu. nanti keburu ditembak yang lain, sukurin deh luuuu." Dan singkat cerita besok pagi kambing datang, duduk satu bangku malah sama aku, singkat cerita juga, gak tau kenapa aku akhirnya memberinya secarik kertas. aku juga lupa, jantungku berdetak kencang atau ga. tetapi aku tahu, aku sedang cemas. tiba-tiba ia membalikkan kertas itu padaku. ku buka pelan-pelan, daannnn aku diterima. begini tulisan yang ada dikertas itu:

"mbing, ada yang mau aku omongin. tetapi berhubung ini di kertas, jadi ada yang mau aku tulis buat kamu. mbing, didalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku suka kamu, mau kamu jadi pacar aku?"

dia cuma bales. " iya, mau. aku juga suka sama kamu Sya. "

Hahahahahahhahaha,,,, senangnya hatiku turun panas demamku.eh? iklan.ckck.
Waktu itu aku inget banget, aku muteri lorong sekolah, aku bilang temen-temen deketku, ya hanya beberapa dikelas, karena aku memang menghindari kelasku yang penuh dengan bullying itu, hahaha. Aku lebih sering di luar sekolah, bersama teman-temen dari SD komplek lain, kebetulan sekolahku ada 4 SD sekaligus dalam satu komplek.

Yaaaa,,, walaupun sekarang, segede ini, aku tak pernah melakukan tindakan bodoh nan gila itu. hahahah. aku benar-benar baru sadar, bahwa hal ini memalukan, namun sekaligus konyol dalam kehidupanku. singkat certa aku bersama kambing terus di SD, hingga, ketua bully itu menyuruh kita putus. entahlah, aku sudah lupa. atau mungkin sengaja aku lupakan saat itu.


lulus SD, aku masuk ke dalam SMP, yaaa tidak begitu bagus, tidak juga jelek. ya biasa-biasa saja. lagi-lagi aku ditunjuk untuk seksi kebersihan, benar-benar, aku takut di bully lagi. lama-lama aku pengin masuk OSIS aja, biar kaga dibully. dan benar, sebelum menjadi anggota OSIS, aku dibully, ditertawakan di tengah lapangan. hahahah, sampai lahirlah nama moya moya itu. sampai sekarang dah, nama itu melekat dalam diriku. jadi pembullying SMP masih melekat. mungkin karena kebodohanku, atau mungkin mentalku yang kaya kerupuk, krezz, langsung patah.

singkatt cerita aku masuk OSIS, dan benar sudah mulai tidak dibully, hingga teman satu angkatanku, sebut saja Kucing. ia mendekatiku, dan baru beberpa bulan, ia menembakku. aku dengan gaya songongnya, menantang ia menembak aku di depan kelas. ya mungkin sudah menjadi mantan korban bullying, jadi agak belagu dikit. haha. so, kucing, melakukan itu keesokan harinya. dan akhirnya ia bertekuk menembakku, dan penembakan sebelumnya yang terjadi di sms, serta tantanganku, sudah ia bayar. akhirnya aku terima dia. ya mungkin aku belum tahu soal cinta saat itu. jadi terima- terima saja. haha

tidak berjalan lama, dan aku lupa kenapanya, aku putus dengan kucing. naik kelas, 8 aku mulai berperilaku tidak beres. ya, entah lingkungan atau apalah namanya, aku benar-benar menjadi pentolan. haha, pentolan keonaran dan biang kerok masalah. tetapi aku berprestasi, aku sempat rengking 1 di kelas, yang pasti kelas terpuruk kedua di sekolahku. hahaha. hust,, ibuku hingga kini tak tahu. jangan kasih tahu yaaaa,,, hahahahaa

aku pernah suka dengan kijang, tetapi tak jadi. pernah juga dengan jerapah. tetapi ia begitu tinggi, jadi tidak jadi. Yang lucunya, aku pernah jadi dengan sapi. ya, teman organisasiku masih di SMP, sangat dekat denganku, namun hanya 5 hari. dia sudah memberiku gantungan kunci dengan tulisan i love you, terus dompet, dan apalah aku lupa. dia yang nembak aku, tetapi dia  tidak suka aku. gimana ya? dasar sapi gelonggongan kayane,, haha

Lalu, aku dekat dengan teman sekelas saat kelas 8. ya sebut saja, landak. ia memang pendek, tetapi ia katanya cinta aku. mengapa aku bisa bilang begitu? karena ia memanggilku dengan sebutan "cinta". .
Saat itu, kita pulang ke taman bareng, tunggu angkot barang, pernah ia main kerumahku pula. agak lama, dan jadian kita tepat di hari valentine. namanya juga anak SMP masih AB AB an,, hahaha. yang penting bukan cabe-cabean, haha

singkat cerita kita putus. ah, lupa lagi masalahnya, yang pasti ia pernaah membeliku stik drum. dan hingga kini masih ku simpan dan hampir selalu menemaniku manggung. hahahaha.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar