Langit senja. Begitulah keadaan bumi saat ini. Indah menawan, mempesona, dengan paduan warna jingga, putih, biru tak beraturan, membuat Sang Mentari yang dari tadi menyinari sebagian permukaan bumi, begitu enggan beranjak tuk pergi. Ah, sungguh indah. benar-benar indah. namun sayang, mengapa banyak orang yang menghiraukannya? mungkin karena hampir setiap hari mereka mengamatinya. Atau mungkin manusia jaman sekarang terlalu sibuk dengan urusannya. Entahlah. Yang pasti, setiap hari, langit senja selalu memberikan harapan pada setiap orang. Termasuk gadis itu. Ya gadis itu. gadis yang memang bukan gadis. Haha, Anggap saja demikian. Karena lagaknya ia tak seperti gadis pada umumnya, ujar kebanyakan orang.
Langit Senja. begitulah orang-orang memanggilnya. Anak yang tak tahu arah dan selalu melibatkan diri pada urusan orang lain. Entahlah, terkadang tak sengaja terlibat, terkadang terseret dan terkadang ia sengaja tuk melibatkan dirinya. Anak yang sebenarnya tak punya nyali, cengeng, penakut, namun mempunyai penampilan yang sangat kontradiktif. Ditambah kehadiran Cakrawala yang begitu menenangkan dan mengejutkan membuat hidupnya penuh semangat.
Namun disisi lain, kehadiran Elang yang tiba-tiba mengobrak abrik kehidupan gadis itu. membuat hidupnya sangat berwarna. Termasuk didalamnya menceritakan kehidupan Langit, dari pengalaman, kebahagiaan, pengorbanan, air mata, hidayah, tetes darah, hingga satu demi satu bulir-bulir halus, lembut, tak terpandang pelan namun pasti memasuki seluruh relung hatinya. Ya, sebut saja itu “cinta”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar