Sabtu, 29 November 2014

books


Semenjak kejadian itu, Marsya lebih banyak lagi diam. Tidak.Ia sebenarnya sedang bertanya pada dirinya. Dan konflik batin tak terelakan.Namun, lagi-lagi ia tak mendapatkan apa yang ia cari. Ia memutuskan untuk menemui kawan-kawannya. Dan, hari-harinya kini mulai dihujati, dihujati dengan kata-kata pedas, tegas, tanpa ampun. Walau begitu, ia senang. Kata-katanya,semua sangat menyentuh hatinya.
Kawan-kawan itu memang selalu setia menemaninya. Setia menunggu gadis itu datang, selalu ada untuknya, walau mereka tak pernah bisa menawarkan sandaran bahu. Namun, mereka hadir dan selalu ada untuk menemaninya.

Ya, gadis itu sering menghampiri mereka. Walau sebenarnya ia mendatanginya paling terakhir. Setidaknya, karena setiap manusia sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan walaupun mereka memang tak bisa diajak berbicara.Namun, mereka membuatnya tak sendiri.
Sudah sekian  waktu,ia terjebak dengan perasaannya sendiri. Amarah yang ia katakan sudah tak ada,itu sebenarnya masih tertinggal di hatinya. Dan ia baru menyadari itu dari mereka.

“hm. Tak apa. Setidaknya aku sudah tahu, dan aku berusaha untuk menghilangkannya perlahan tanpa paksaan.” Batinnya.
Setidaknya, ia tak ingin menghancurkan dirinya sendiri lagi.Setelah apapun peristiwa yang sudah terjadi, dan berawal dari peristiwa itu. HaHa . sudahlah.

Ia tak ingin mengulangnya. Menghancurkan jiwa raganya pelan tapi pasti. Bukan. Mungkin karena saat itu ia tak menyadari. Tak apa. Yang pasti, karena kejadian malam jum’at itu. Hampir-hampir ia merasa mati. Itu sangat bodoh.tidak ia bukan bodoh. Ia hanya tak pernah memperhatikan kondisi fisiknya. Ia pelan tapi pasti meremukkan tubuhnya. “Tidak. Aku tidak sebodoh itu. “Batinnya berkonflik. Ia mulai memikirkan, “untuk apa  aku pertahankan tujuan hidupku? jika jiwa dan ragaku pada akhirnya, perlahan tapi pasti ku hancurkan sendiri? gila. Itu gila.” Batinnya berkecamuk.
“Jiwaku, ragaku,jauh lebih penting dibanding tujuan hidupku.Karena berasal dari mereka, hukum kausal tetap berlaku.haha “ gadis itu menjawab batinnya dengan tertawa.

Memang semua indah pada waktunya. Dan Tuhan tak pernah tidur, Rencana-Nya pasti selalu yang terbaik. Pasti indah. Indah. Dan lagi-lagi ia bersyukur, dapat mempunyai kawan-kawan itu. Yang pasti, ia sudah tak sabar menunggu waktu. Menunggu kawan-kawan barunya yang akan datang padanya.sabar. sebentar lagi. Batinnya lagi-lagi berkata.

Setidaknya, jika kawan-kawan berbicaranya sulit untuk ditemui. Tidak masalah baginya. Karena, ada banyak kawan-kawan lain yang setia menemaninya. Mereka memberi sesuatu hal yang baru, walau kawan-kawannya itu tak mengerti apa yang diinginkannya. Namun setidaknya,mereka dapat memberikan kepada gadis itu, sesuatu. Sesuatu yang mungkin jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam benaknya.
Gadis itu, hanya dapat berucap. “terima kasih. Terimakasih kawan. Terimakasih, segala buku-buku bacaanku”. Terimakasih.


 291114; 11:19:

Marsya,

Semenjak kejadian itu, Marsya lebih banyak lagi diam. Tidak.Ia sebenarnya sedang bertanya pada dirinya. Dan konflik batin tak terelakan.Namun, lagi-lagi ia tak mendapatkan apa yang ia cari. Ia memutuskan untuk menemui kawan-kawannya. Dan, hari-harinya kini mulai dihujati, dihujati dengan kata-kata pedas, tegas, tanpa ampun. Walau begitu, ia senang. Kata-katanya,semua sangat menyentuh hatinya.
Kawan-kawan itu memang selalu setia menemaninya. Setia menunggu gadis itu datang, selalu ada untuknya, walau mereka tak pernah bisa menawarkan sandaran bahu. Namun, mereka hadir dan selalu ada untuk menemaninya.
Ya, gadis itu sering menghampiri mereka. Walau sebenarnya ia mendatanginya paling terakhir. Setidaknya, karena setiap manusia sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan walaupun mereka memang tak bisa diajak berbicara.Namun, mereka membuatnya tak sendiri.
Sudah sekian  waktu,ia terjebak dengan perasaannya sendiri. Amarah yang ia katakan sudah tak ada,itu sebenarnya masih tertinggal di hatinya. Dan ia baru menyadari itu dari mereka.
“hm. Tak apa. Setidaknya aku sudah tahu, dan aku berusaha untuk menghilangkannya perlahan tanpa paksaan.” Batinnya.
Setidaknya, ia tak ingin menghancurkan dirinya sendiri lagi.Setelah apapun peristiwa yang sudah terjadi, dan berawal dari peristiwa itu. HaHa . sudahlah.
Ia tak ingin mengulangnya. Menghancurkan jiwa raganya pelan tapi pasti. Bukan. Mungkin karena saat itu ia tak menyadari. Tak apa. Yang pasti, karena kejadian malam jum’at itu. Hampir-hampir ia merasa mati. Itu sangat bodoh.tidak ia bukan bodoh. Ia hanya tak pernah memperhatikan kondisi fisiknya. Ia pelan tapi pasti meremukkan tubuhnya. “Tidak. Aku tidak sebodoh itu. “Batinnya berkonflik. Ia mulai memikirkan, “untuk apa  aku pertahankan tujuan hidupku? jika jiwa dan ragaku pada akhirnya, perlahan tapi pasti ku hancurkan sendiri? gila. Itu gila.” Batinnya berkecamuk.
“Jiwaku, ragaku,jauh lebih penting dibanding tujuan hidupku.Karena berasal dari mereka, hukum kausal tetap berlaku.haha “ gadis itu menjawab batinnya dengan tertawa.
Memang semua indah pada waktunya. Dan Tuhan tak pernah tidur, Rencana-Nya pasti selalu yang terbaik. Pasti indah. Indah. Dan lagi-lagi ia bersyukur, dapat mempunyai kawan-kawan itu. Yang pasti, ia sudah tak sabar menunggu waktu. Menunggu kawan-kawan barunya yang akan datang padanya.sabar. sebentar lagi. Batinnya lagi-lagi berkata.
Setidaknya, jika kawan-kawan berbicaranya sulit untuk ditemui. Tidak masalah baginya. Karena, ada banyak kawan-kawan lain yang setia menemaninya. Mereka memberi sesuatu hal yang baru, walau kawan-kawannya itu tak mengerti apa yang diinginkannya. Namun setidaknya,mereka dapat memberikan kepada gadis itu, sesuatu. Sesuatu yang mungkin jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam benaknya.
Gadis itu, hanya dapat berucap. “terima kasih. Terimakasih kawan. Terimakasih, segala buku-buku bacaanku”. Terimakasih.
 291114; 11:19:08

Selasa, 18 November 2014

Pengakuan

sudah hari Rabu saja, berarti besok hari kamis, Jum'at dan, yeaaaah. selesai sudah semester ini. aku kali ini duduk agak berbeda dari kemarin. tetapi tetap dalam satu tempat yang sama. aku barusan saja selesai ujian. haha. dengan menggunakan pakaian alakadarnya, karena tadi aku kesiangan, memang selalu kesiangan. hingga aku tak sempat untuk mandi, haha. ya, sampai saat ini kaos tidur yang semalam aku pakai masih melekat, menyelimuti tubuhku. haha. tulisan ini juga sempat berhenti sejenak. karena aku, hm, ada panggilan alam yang harus aku selesaikan, jadi yaaa, aku menongkrong. haha. sudah sejak masa SMP aku lebih suka menongkrong di sekolah, hingga aku mengerti betul letak-letak toilet di sekolah SMP, SMA hingga kuliah. haha. begitulah saya. untung hanya masa SMA saja, aku sampai membawa handuk dan sabun, karena saat itu kesiangan, dan aku memutuskan untuk mandi disekolah. ckck. marsya marsya, kapan kamu mau berubah? saut suara dalam hatiku.

balik lagi, tadi ujiannya pagi. ada pertanyaan tentang generalisasi dalam peran. aku lupa jawabannya, akhirnya aku beranikan saja untuk bertanya pada teman sebelahku. siapa tebak? haha. sayang, bukan Atsar. untuk kali ini, ia tak mengambil mata kuliah ini, ada mata kuliah yang harus ia ulang, yaa pendalaman materilah. haha. temanku bernama Nafi. aku bertanya padanya, ia menjawab "penghargaan". oh ya, dan aku baru ingat jawabanya memang penghargaan. aku hanya berbicara pada diriku sendiri. "tuh kan, kamu saja lupa dengan penghargaan. katanyaaa, menurutmu penghargaan itu penting." haha. betul - betul. penghargaan, apapun itu namanya memang sangat penting menurutku. bukan aku suka penghargaan. bukan. hanya saja aku senang melihat penghargaan yang diberikan orang lain. kenapa? karena sebuah penghargaan hakikatnya adalah menghargai. menghargai keberadaan orang laain, menghargai kemampuan orang lain, dan menghargai apapun yang ada dari orang lain. dan dari penghargaan itu, seseorang yang mendapatkannya, tentu akan merasa kehadirannya begitu berarti. so, tak ada salahnya sebuah penghargaan bukan?

haha, tulisan gak tahu apa. direcoki dua orang sableng. Si Ugi dan si Uji. sompret. hilang sudah feel menulisku. ckck

ditempat yang sama, tanpa Atsar
~Marsya Sataly~

Kamis, 13 November 2014

melisa dan teman barunya

"dia datang.dia datang." ujar melisa gadis cilik berambut kepang dua menunjuk nunjuk awan dilangit yang gelap.mendung.

ini kesekian kalinya Ata mengunjungi anak anak panti.awal mulanya,satu tahun lalu ia bertugas mengirimkan bantuan dari kantornya untuk panti.namun setelah itu,ia sering datang ke panti untuk sekedar bermain dengan anak anak. tidak.sebenarnya itu hanya pengalihannya pada gadis itu.yaps.sudah satu tahun lebih,ia tidak berkomunikasi dengannya.bertemu saja tidak.gadis itu sudah tak pernah terlihat ditaman. sesekali ata melihatnya.namun,seketika ia memalingkan muka,agar seolah olah tak melihatnya.entahlah,iapun tak mengetahui mengapa harus seperti itu. jambrong,dia sampai sampai sudah memberikan trik untuk ata.dengan nama jurus melunakan awewe,aji aji,sampai ke jurusplus ajiajiplus pamungkas.dari mulai nyaranin buat sms,telpon,chating,sampai main kerumahnya.dan terakhr yang ga masuk akal. ata disuruh menengok jendela kamarnya,atau ga sekadar duduk didepan kamarnya. si ata hanya menolak dengan nada yg tak jelas,"gila kali lu ya..."

ye,bener.dia datang.kak ata,ayuh ayuh.kita hujan hujanan."saut melisa mendorong punggung ata yang sedang duduk diberanda.
"disini aja ya.melisa kan baru sembuh.lagi pemulihan malah.kemaren kata dokter harus banyak-banyak istirahat kan,oke.disini aja." balas ata.
"lha ah,orang mau hujan-hujanan bentar koh. 1 menit aja.ntar setelah itu masuk kamar lagi.bole ya kak"imbuh gadis cilik itu,yang belum genap 10tahun. saat ata datang,ia langsung mendekatinya.dan ingin diajak jalan jalan.melisa dengan muka melas,menceritakan kejadian apa saja yang trjadi di rumahsakit,dan baru kemaren sore ia diperbolehkan pulang.
"melisa,inget ga kata dokter.inget ga tadi waktu izin bu pur.bilangnya kan cuma main diteras aja.jangan hujan-hujanan ya.tuh,tambah besar tuh hujannya."seru ata.
"wah,tambah asyik tuh.ayuh lah kak.bentar aja.plis,ka ata ganteng deh."sambil menarik tangan kanan ata.
"gak mau ah.kakak gak mau.entar kalo bu pur liat gmn?" imbuh ata.
"yah KAK ATA ga asik.melisa benci.kak ata pergi aja sana!" bentak melisa.ia marah,haha.sebenarnya ia kesal.setelah itu melepas tangan ata dan berlari ke taman depan panti.ia  memutar mutar tubuhnya,sangat ceria.terlihat jelas dari raut wajahnya.berbeda sekali saat ata baru datang ke panti.
anak ini batin ata.seketika ia berlari menghampiri melisa.
"wek,kak ata jelek akhirnya hujan hujanan.sini kak sini.nanti aku kenalin sama temen aku.dia baik koh.sini kak..."terdengar suara melisa berteriak teriak di tengah taman.

saat melisa sudah didepan ata.ata menjewer pelan gadis itu. ia berucap "wo,dasar anak nakal".seketika itu juga ia memeluk gadis cilik itu.setelah itu ia melepaskan jaket yang dikenakannya,dan memakaikannya pada melisa.sedetik kemudian ia menggendong melisa,tanpa menghiraukan teriakan,pukulan,dan omelan gadis cilik itu.
"hi ih.kakak.lepasin aku.ntar gak aku kenalin loh sama temen aku itu.kaka gitu sih.ntar temenku marah gimna?ntar ga mau datang lg.kakak.turunin aku!"rengek melisa.

bu pur,yang daritadi mengamati kejadian itu dari ruang bermain,seketika itu langsung keluar menghampiri keduanya. saat ata menurunkan melisa.saat itu jga bu pur berkata,"melisa,masuk kamar.ganti bajunya!"dengan nada sedikit tinggi. melisa langsung berlari meninggalkan ata dan bu pur menuju kamarnya.ya sambil menangis. ata melihatnya,namun ia bingung untuk berbuat apa.sementara bu pur mengelus dadanya.anak itu.melisa sangat menghormati bu pur.karena bu pur sudah menjadi ibu kandungnya,ia juga selalu menemani dan memenuhi kebutuhan anak anak panti.
"maaf bu.tadi saya yang mengajaknya keluar," ata memecahkan keheningan.
"tidak apa apa nak.melisa biasa melakukan itu.ibu juga bingung.mengapa ia seperti itu.padahal,ia sangat takut dengan suara gluduk dan melihat petir.saat awan sudah mendung saja.ia langsung mengurung diri dikamar."ujar bu pur.

satu jam kemudian,ata setelah menggeringkan pakaiannya.sambil menghisap rokoknya.entah daritadi ia sibuk memikirkan hal ini dan itu.setelah benar benar pusing.ia memutuskan untuk mengambil jaketnya yang tadi ia kenakan pada melisa.
"melisa," panggil ata pada gadis yg sedang berbaring tidur.
"kok ga jawab sih,marah ya sama kakak?"imbuh melisa.
"itu jaketnya bawa pergi aja sana.bau rokok.melisa gak suka." balas melisa singkat.
ata menghampiri dipan melisa,"melisa,coba liat kakak.kakak tadi denger waktu melisa di tengah taman tadi.katanya melisa mau kenalin kakak sama temen melisa.teman barunya melisa ya?biasanya selalu dikenalin ke kakak.memangnya temannya melisa tadi siapa?kok melisa sampai blg kalo ntar temennya melisa ga datang lagi?" ata bicara dg perlahan.
melisa membalikkan badan menghadap ata."apa kakak peduli sama melisa?kakak sekarang ga asik.melisa ga suka.tpi,melisa tetep aja rrindu kalo kak ata ga ke panti.tapi kakak nyebelin sih.melisa jadi males." saut melisa dengan polosnya.
"temen melisa itu ya hujan. imbuh melisa.
"hujan???knp bisa?" ata penasaran.
"iya.hujan.kalo hujan datang melisa senang.dia memang ga bisa bicara.tapi,melisa bisa denger kalo sebenarnya dia juga seperti kita.ia bisa bicara."
"memangnya,hujan bicara ke melisa ap?"
"hujan datang.selalu berbicara.dia berkata "tenanglah.semua akan baik baik saja."
"kaka ga bisa denger ya?.makannya kakak coba hayati kalo ada hujan.baik saat gerimis.maupun saat hujan deras.waktu gerimis.rintik hujan seakan akan menenangkan kita,dan ia membuat kita tenang.dengan suara yg lembut,sejuk dan menghangatkan,pelan tapi pasti dia berbicara halus,tenang.smua akan baik baik saja.namun,apabila,hujan sangat deras.suara  rintik hujan kencang.semakin kencang,dan terdengar jelas.ia benar benar mengatakan dg tegas.bahwa tenanglah.semua pasti akan baik baik saja." melisa menerangkannya.
"ooh,gtu.melisa bisa sampai bgtu ya?"bingung sekaligus kagum mendengar langsung dari anak yg baru menginjak kelas 3 sd.
"melisa kata kakak cantik.kakak cantik yang suka duduk didepan sekolah melisa.kaka itu juga mengantar melisa pulang."
"oh diberi tahu.kok bisa kenal?emang ga takut diculik?"
"gak lah.kaka itu temennya pedagang disini.kata pak Dul.kakak itu emang suka bgt duduk disitu.temen temen melisa juga kadang dianterin sm kaka cantik itu.kadang kadang juga mbeliin jajan.mbantuin bu toha juga.waktu bu toha pergi,kaka itu biasanya ngantiin jualan bentar. waktu tu melisa dikasih banyak bgt.he he.kakak itu baik kok.ga mungkin nyulik melisa."
"oh gtu.boleh tuh kakak dikenalin.katanya cantik lagi."
"KAKAK!cantikan melisa tau."
"oh ya.trs,melisa suka sama hujan kenapa?kok mau temenan sama dia?melisa kenapa?"
"melisa kangen sama bapak,sama ibu."jawabnya singkat.
"tapi,kata kaka itu,waktu hujan datang.melisa disuruh menulis dikertas.trs,kertas itu dilipat menjadi bentuk kapal.setelah itu,kalo sudah terang.melisa disuruh jatuhin ke sungai kecil depan panti.katanya biarin aja air yg nyampein ke bapak n ibu."
"ooo.gak papa.melisa kan msh ada bu pur.pak slamet,kaka cantik,kaka ata.temen2 panti.jadi rame.melisa ga kesepiaan.kan berarti banyak yg peduli sama melisa."
"iya.melisa tahu.makasih ya kak ata.kata kaka cantik juga.kalo melisa kangen sama bapak n ibu.melisa disuruh berdoa,biar Alloh selalu menjaga mereka,melindungi mereka,dan doa melisa terakhir yaitu,semga bapak dan ibu baik baik saja."kata melisa dengan suara yang lirih.
"bagus.bagus.melisa harus jadi anak yang berbakti.yauda,sekarang melisa istirahat.kakak pulang dlu yaaa.tapi janji loh.kaka kenalin sm kaka cantik itu.oke?"
"oke deh kakak." bersemangat.
"udah ga marah lagi kan?kakak sekarang ngerti kok.boleh hujan hujanan tapi tunggu sembuh total.oke?"
"siap bos!"

ata mengambil jaket dan mencium kening melisa.batinnya berkata.terimakasih.ia keluar dan menutup pintu kamar dg pelan.ia berjalan diberanda teras,pikirannya mulai berkecamuk.berkecamuk dg apa yg dikatakan melisa dan satu hal yg mmbuatnya ia penasaran.siapa kakak cantik itu?
"ah bodohnya.kenapa aku tadi tak bertanya,siapa namanya?"


~131114,16:53:19~